Medicinus - Dexa Medica
Medicinus - Dexa Medica
Medicinus - Dexa Medica
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
8<br />
leading article<br />
paling sering digunakan ialah genistein (berasal<br />
dari kacang kedele) suatu fitoestrogen yang juga<br />
merupakan scavenger AO terhadap gugus peroksil. 2<br />
Senyawa lainnya ialah ekstrak teh hijau dan silimarin.<br />
4,21,22<br />
ALA<br />
ALA merupakan senyawa scavenger AO terhadap<br />
gugus radikal hidroksil 22 yang utama pada mitokondria<br />
14 dengan efek antiinflamasi yang terbukti<br />
secara klinis dan objektif efektif dalam penanganan<br />
photoaging. 11 ALA dikenal sebagai outstanding AO<br />
yang dapat menembus sawar darah-otak. ALA juga<br />
disebut AO metabolik karena bentuk reduksinya<br />
yakni dihydro lipoic acid (DHLA) dapat didaur ulang<br />
sendiri. 5 ALA diperlukan untuk efisiensi fungsi biokimiawi<br />
vitamin C dan E. 13 Belum ada RDA yang<br />
ditetapkan, namun dosis yang umum digunakan<br />
bervariasi dari 25-500 mg/hari. 21<br />
CoQ10<br />
CoQ10 adalah suatu koenzim yang di pasaran sering<br />
dikategorikan sebagai vitamin. 2 CoQ10 dikenal<br />
sebagai AO intraseluler 16 dan banyak berperan<br />
dalam reaksi biokimiawi di mitokondria 11,17 dan<br />
merupakan komponen GPX. 12 CoQ10 merupakan<br />
AO pertahanan lini pertama sesudah pajanan UV,<br />
dengan efek AO menyerupai vitamin E, 24 dan mampu<br />
meningkatkan vitalitas sel karena berfungsi sebagai<br />
stabilisator mitokondria. 17 RDA CoQ10 ialah<br />
30-90 mg/hari.<br />
Selenium<br />
Selenium merupakan mikronutrien esensial yang<br />
diperlukan untuk bekerjanya enzim GPX yang penting<br />
dalam sistem pertahanan terhadap stres oksidatif.<br />
4,23 RDA selenium ialah 55 μg/hari. 7<br />
Zinc<br />
Zinc termasuk mineral esensial yang memiliki efek<br />
AO yang efektif di jaringan. 4,14 Kulit dan adneksanya<br />
merupakan area yang kaya akan zinc, yakni 20% dari<br />
total kadar di tubuh. Zinc dianggap mempunyai 2<br />
mekanisme AO, yakni kemampuan mengganti logam<br />
transisi (Fe 2+ atau Cu 2+ ) dan menginduksi terbentuknya<br />
protein yang dapat menetralisir ROS. 4<br />
Kontroversi<br />
Adanya peran stres oksidatif dalam patogenesis beberapa<br />
penyakit, telah banyak dipahami. Berbagai<br />
MEDICINUS 24(1), January 2011<br />
penelitian tentang manfaat AO dalam penanganannya<br />
juga telah dilaksanakan. Namun beberapa<br />
memberikan hasil yang kontroversial. Ada pakar<br />
yang tidak saja menyatakan bahwa AO tidak efektif<br />
bahkan mempertanyakan keamanan AO. 1,27,28 Blejakovic<br />
(2007) mengajukan beberapa kemungkinan<br />
penyebab efek negatif AO, yakni:<br />
(1) ROS dalam konsentrasi tertentu harusnya dianggap<br />
sebagai mekanisme pertahanan tubuh<br />
dari sel yang mungkin bersifat prekanker;<br />
(2) Jumlah AO yang dianggap bisa memberikan<br />
perlindungan belum diketahui;<br />
(3) Efek AO dianggap dipengaruhi oleh kondisi status<br />
pertahanan tubuh yang berbeda-beda pada<br />
masing-masing individu. 1 Namun Asgari dkk<br />
(2009) menyimpulkan bahwa AO dengan dosis<br />
nutrisional tidak meningkatkan risiko terjadinya<br />
melanoma. 29<br />
Penanganan Photoaging<br />
Terlepas dari masih adanya kontroversi, namun<br />
pemberian AO diyakini akan meningkatkan ketahanan<br />
tubuh terhadap stres oksidatif dan khususnya<br />
dalam mencegah penuaan kulit. 12,14,16 Masalah<br />
penuaan yang merupakan dampak terbentuknya<br />
ROS sepanjang hayat, 5 khususnya photoaging memerlukan<br />
penanganan yang harus dimulai dari<br />
pencegahan. 11,14,21,23 Kesadaran atas perilaku perlindungan<br />
diri terhadap dampak negatif UV harus<br />
terus ditekankan. 30<br />
Pencegahan primer berupa pemilihan pakaian,<br />
topi dan kacamata pelindung, serta aplikasi tabir<br />
surya (baik organik, inorganik, spektrum sempit<br />
maupun luas). 11,23,30 Pada tahun 1996 Australia telah<br />
menetapkan UPF (UV Protection Factor) sebagai<br />
standar dalam menentukan kemampuan bahan<br />
pakaian, topi memberikan fotoproteksi. UPF sangat<br />
dipengaruhi oleh ketebalan bahan, kerapatan<br />
jalinan, warna, dan kondisi basah atau kering, serta<br />
menciut atau tidaknya bahan sesudah dicuci. Untuk<br />
mendapat efek proteksi yang optimal, baju setidaknya<br />
harus menutupi tubuh dari leher ke pinggul<br />
dan melewati bahu sampai ke ¾ proksimal lengan<br />
atas. 23<br />
Termasuk dalam tatalaksana sekunder ialah<br />
aplikasi asam retinoat topikal (yang juga berfungsi<br />
dalam terapi bila sudah terjadi kondisi photoaging)<br />
11,13 dan pemanfaatan AO baik topikal maupun<br />
sistemik. 7,13,21,22<br />
Lini ketiga penanganan photoaging berupa beberapa<br />
teknik peremajaan termasuk terapi peeling<br />
kimiawi, laser, injeksi Botox®, injeksi filler, tehnik radiofrekuensi<br />
dan lain-lain. 11<br />
Draelos (2010) menyatakan bahwa kecenderu