04.01.2013 Views

Medicinus - Dexa Medica

Medicinus - Dexa Medica

Medicinus - Dexa Medica

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Pengaruh Bahan Tambahan atau<br />

Eksipien dalam Sediaan Farmasi Bagi<br />

Keamanan Terapi Obat<br />

Sugiyartono<br />

Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga<br />

Surabaya<br />

ABSTRAK<br />

Obat yang diserahkan kepada pasien harus terjamin keamanan, kualitas dan kemanfaatannya. Keamanan suatu obat dapat dipengaruhi oleh<br />

bahan aktifnya maupun bahan tambahan atau eksipien obat tersebut. Pengaruh eksipien terhadap keamanan obat saat ini menjadi perhatian<br />

oleh karena perkembangan teknologi dan formulasi. Walaupun formulator di Industri Farmasi telah memilih eksipien yang aman bagi<br />

obat yang diproduksi, namun tenaga kesehatan di sektor pelayanan, khususnya para apoteker, harus memahami masalah ini dan melakukan<br />

pengamatan serius terhadap pengaruh eksipien, oleh karena ada efek individual yang mungkin terjadi, misalnya alergi, pengaruh umur (<br />

dewasa, anak-anak) dan sebagainya .<br />

Untuk mencegah terjadinya pengaruh yang tidak diinginkan dari eksipien ini, perlu adanya informasi dalam brosur/kemasan obat,<br />

home-care dan pendokumentasian pelayanan (PMR).<br />

Kata kunci: eksipien, keamanan obat, informasi pada brosur, home-care, PMR<br />

PENDAHULUAN<br />

Bahan tambahan atau eksipien, berasal dari kata latin<br />

yakni: excipere, yang berarti menerima atau menggabung.<br />

Pada tahun 1957, eksipien didefinisikan<br />

sebagai bahan yang digunakan sebagai untuk media<br />

bahan obat dan mempunyai fungsi pendukung<br />

yang inert terhadap bahan aktif. Pada tahun 1974,<br />

definisi eksipien diperbarui, yakni: bahan yang lebih<br />

kurang inert, yang ditambahkan untuk menghasilkan<br />

konsistensi sediaan farmasi yang sesuai, atau untuk<br />

membentuk obat (pengisi). National Formulatory<br />

(NF) 1994 menyatakan bahwa eksipien adalah semua<br />

bahan yang ada dalam formula sediaan farmasi,<br />

kecuali bahan aktif.<br />

Terdapat berbagai jenis eksipien, diantaranya<br />

adalah: bahan yang mencegah terjadinya oksidasi<br />

bahan aktif (antioksidan), menghambat pertumbuhan<br />

mikroorganisme (antimikroba atau pengawet),<br />

pengatur pH sediaan (buffer), pembuat isotoni, menstabilkan<br />

emulasi (emulgator), menambah kelarutan<br />

obat (kosolven) dan sebagainya. Dengan demikian,<br />

eksipien mempunyai peranan yang sangat besar<br />

dalam meningkatkan kualitas, keamanan dan kemanfaatan<br />

sediaan farmasi dan juga untuk meningkatkan<br />

kenyamanan pasien dalam menggunakan<br />

obat, kemudahan dalam pengaturan dosis, penyim-<br />

technology<br />

panan obat, dan sebagainya.<br />

Oleh karena keamanan eksipien juga harus menjadi<br />

pertimbangan, maka formulator di Industri farmasi<br />

harus melakukan kajian yang cukup mendalam<br />

untuk menentukan jenis eksipien yang akan ditambahkan<br />

dalam sediaan farmasi yang diproduksi.<br />

Selain itu, kemungkinan terjadinya efek yang tidak<br />

diinginkan akibat eksipien juga harus senantiasa diwaspadai<br />

dan diperhatikan. Saat ini sudah mulai ada<br />

pemahaman mengenai pentingnya memperhatikan<br />

aspek keamanan dari eksipien ini, walaupun masih<br />

didominasi oleh penelitian eksipien pada industri<br />

makanan, seperti: antioksidan, pewarna, pemanis<br />

dan sebagainya.<br />

PENgARUH EKSIPIEN TERHADAP KEAMANAN<br />

TERAPI OBAT<br />

Eksipien, seperti halnya obat (bahan aktif dalam<br />

sediaan farmasi), juga mempunyai aktivitas termodinamika,<br />

sehingga walaupun rendah, tetap memiliki<br />

pengaruh pada reaksi degradasi dan interaksi<br />

dengan bahan obat. Pengaruh eksipien ini tentunya<br />

sudah dipertimbangkan para formulator di indutri<br />

farmasi, ketika melakukan studi praformulasi.<br />

Beberapa contoh interaksi antara eksipien dengan<br />

bahan obat adalah lubrikan (pelincir) lipofilik,<br />

MEDICINUS 24(1), January 2011 39

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!