Medicinus - Dexa Medica
Medicinus - Dexa Medica
Medicinus - Dexa Medica
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
para ilmuwan lainnya. 7,8,11-13<br />
Radikal bebas diartikan sebagai molekul yang<br />
mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan<br />
di orbit luarnya sehingga relatif tidak stabil.<br />
4,8,14,15 Untuk mendapatkan kestabilannya, molekul<br />
yang bersifat reaktif tersebut mencari pasangan<br />
elektronnya, sehingga disebut juga sebagai reactive<br />
oxygen species (ROS). Mekanismenya dapat dengan<br />
donasi, meski umumnya dengan “mencuri” dari sel<br />
tubuh lain. 7<br />
Terdapat 2 jenis ROS, yakni:<br />
(1) molekul oksigen dengan elektron yang tidak<br />
mempunyai pasangan dan,<br />
(2) molekul oksigen tunggal. 16<br />
Molekul yang termasuk ke dalam radikal bebas<br />
tipe 1 diantaranya ialah anion superoksida (+O 2- ),<br />
radikal hidroksil (OH - ), dan radikal peroksil lipid<br />
(LOO). +O 2- merupakan molekul reaktif yang pertama<br />
terbentuk saat metabolisme lipid dan protein,<br />
untuk selanjutnya dapat dikonversi menjadi hidrogen<br />
peroksida (H 2 O 2 ) atau dimetabolisme oleh<br />
sistem enzim. H 2 O 2 merupakan oksidan yang relatif<br />
lemah, namun mampu menginisiasi reaksi oksidatif<br />
dan membentuk spesies radikal bebas. 5 Perubahan<br />
bentuk H 2 O 2 menjadi OH terjadi melalui reaksi<br />
yang dikatalisasi oleh metal transisi (Fe 2+ atau Cu + ).<br />
ROS dapat mengakibatkan disfusi sel akibat pengambilan<br />
elektron dari komponen lipid, protein, dan<br />
DNA. Saat sel tubuh kehilangan elektronnya, maka<br />
sel tersebut juga akan menjadi radikal bebas yang<br />
akan memulai rangkaian proses serupa berikutnya.<br />
Hal ini akan berujung pada kerusakan sel termasuk<br />
penuaan kulit. 4,16<br />
Radikal bebas terbentuk selain secara alamiah<br />
melalui sistem biologis tubuh, juga berasal dari<br />
lingkungan. Reaksi inflamasi maupun pada setiap<br />
respirasi di mitokondria, akan menghasilkan oksidan.<br />
Kelebihan gizi juga merupakan faktor pemicu<br />
internal. Hal ini karena saat dimetabolisme, disamping<br />
energi juga akan dihasilkan radikal bebas. Sedangkan<br />
sebagai faktor eksternal antara lain sinar<br />
ultraviolet matahari antara pukul 10.00–15.00, polusi<br />
asap rokok dan pabrik, emisi kendaraan bermotor<br />
maupun konsumsi alkohol. 4,6,7,17<br />
Stres oksidatif adalah ketidakseimbangan<br />
antara radikal bebas dan AO yang dipicu oleh dua<br />
kondisi umum yakni kurangnya AO dan kelebihan<br />
produksi radikal bebas. Berbagai enzim pada sel<br />
dan proses metabolik yang terkontrol, akan menjaga<br />
agar kerusakan oksidatif ditingkat sel tetap<br />
minimal. Pada saat produksi ROS meningkat, maka<br />
kontrol protektif tidak akan mencukupi sehinggu<br />
memicu kerusakan oksidatif. 18 Kondisi ini akan<br />
memberi dampak berupa kerusakan oksidatif mu-<br />
lai dari tingkat sel, jaringan hingga ke organ tubuh,<br />
menyebabkan terjadinya percepatan proses penuaan<br />
dan munculnya beragam penyakit.<br />
Penuaan dapat diartikan sebagai penumpukan<br />
kerusakan, 13 maupun penurunan fungsi biologis<br />
dan kemampuan organisme untuk beradaptasi terhadap<br />
stres metabolik. 11<br />
Berbagai penyakit yang telah diteliti dan diduga<br />
kuat berkaitan dengan aktivitas radikal<br />
bebas antara lain adalah stroke, asma, diabetes<br />
melitus, radang usus, penyumbatan kronis pembuluh<br />
darah di jantung, penyakit Parkinson, dan<br />
lainnya. 5,6,19<br />
PENUAAN KULIT<br />
Proses menua pada kulit dibedakan atas: 20<br />
1. Proses menua intrinsik yakni proses menua alamiah<br />
yang terjadi sejalan dengan waktu. Proses<br />
biologic/genetic clock yang berperan dalam menentukan<br />
jumlah multiplikasi pada setiap sel<br />
sampai sel berhenti membelah diri dan kemudian<br />
mati, diyakini merupakan penyebab penuaan<br />
intrinsik.<br />
2. Proses menua ekstrinsik yakni proses menua<br />
yang dipengaruhi faktor eksternal yaitu pajanan<br />
sinar matahari berlebihan (photoaging), polusi,<br />
kebiasaan merokok, dan nutrisi tidak berimbang.<br />
Pada penuaan ekstrinsik, gambaran akan<br />
lebih jelas terlihat pada area yang banyak terpajan<br />
matahari.<br />
Kedua tipe proses menua ini berkontribusi pada<br />
terjadinya penuaan pada kulit. 8,11<br />
Photoaging<br />
Leading article<br />
Kulit merupakan organ tubuh yang secara langsung<br />
terpajan sinar UV dari matahari. 9,13,18,21,22 Secara<br />
in vitro diketahui bahwa bergantung dari panjang<br />
gelombangnya, radiasi UV merupakan inisiator<br />
pembentukan ROS pada kulit. Berdasarkan panjang<br />
gelombangnya, sinar UV dibedakan atas UVA (320-<br />
400 nm), UVB (290-320 nm) dan UVC (200-290 nm).<br />
Sinar UV yang dapat mencapai bumi dan kulit hanyalah<br />
5-10% UVB dan 90-95% UVA karena sebagian<br />
besar UVB dan UVC akan ditahan oleh lapisan<br />
ozon. 14,15,18 Selain faktor lapisan ozon, jumlah sinar<br />
UV juga dipengaruhi oleh faktor musim, ketinggian,<br />
garis lintang dan waktu pajanan. 23<br />
Sinar UVB terutama memicu produksi anion superoksida<br />
(+O 2- ) melalui aktivasi nicotinamide adenin<br />
dinucleotide phosphate (NADPH) oksidase dan<br />
rantai reaksi pernafasan di mitokondria. Sedangkan<br />
UVA terutama memicu terbentuknya 1O 2 . Selain<br />
MEDICINUS 24(1), January 2011 5