Medicinus - Dexa Medica
Medicinus - Dexa Medica
Medicinus - Dexa Medica
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
intoleransi terhadap terhadap phenylketonurea dan<br />
laktosa), predisposisi genetika (diabet dan alergi).<br />
Beberapa eksipien, diantaranya adalah tartrazin,<br />
dapat menyebabkan terjadinya kasus intoleransi<br />
pada beberapa individu, khususnya yang mempunyai<br />
riwayat alergi dan juga intoleransi. Pelarut golongan<br />
minyak bagai pembawa sediaan injeksi juga<br />
dapat menyebabkan alergi pada beberapa individu,<br />
sehingga eksipien tersebut harus dicantumkan pada<br />
brosur atau kemasan obat jadi.<br />
Bahan pewarna, yang berasal dari alam ternyata<br />
mempunyai efek samping yang lebih banyak terjadi.<br />
Sebagai contoh sirup antibiotika tertentu, dapat<br />
menyebabkan terjadinya abdominal pain dan nausea<br />
serta muntah, karena adanya tingtur of orange<br />
sebagai flavour. Penambahan bahan pewarna dan<br />
bahan perasa ke dalam formulasi harus memperhatikan<br />
adanya kemungkinan individu yang alergi.<br />
Eksipien yang digunakan dalam sediaan farmasi<br />
yang dikonsumsi anak juga harus diperhatikan karena<br />
ada kemungkinan eksipien yang aman bagi pasien<br />
dewasa, tetapi tidak diperbolehkan untuk anak.<br />
Sebagai contoh: benzalkonium klorida (pengawet<br />
yang banyak digunakan pada sediaan parenteral) dapat<br />
menyebabkan terjadinya spasme pada bronkus,<br />
pemanis aspartam menyebabkan terjadinya sakit<br />
kepala, pemanis sakarin dapat menyebabkan terjadinya<br />
hipersensitifitas pada penggunaan sulfonamida,<br />
laktose seringkali menyebabkan terjadinya<br />
intoleransi karena adanya pengaruh fisiologis dari<br />
aktivitas laktase pada orang dewasa dan propilen<br />
glikol dapat menyebabkan terjadinya hiperosmolalitas<br />
dan asidosis laktat .<br />
KESIMPULAN<br />
Walaupun efek samping eksipien umumnya hanya<br />
terjadi pada individu tertentu dan data angka kejadian<br />
akibat efek samping dari eksipien ini memang<br />
belum ada, namun tidak berarti bahwa pengaruh<br />
eksipien terhadap keamanan terapi obat ini<br />
dapat diabaikan. Apoteker sebagai tenaga profesi<br />
kesehatan yang bertanggung jawab terhadap kualitas,<br />
keamanan dan kemanfaatan obat, mempunyai<br />
peran yang sangat penting dalam melakukan<br />
pelayanan seleksi obatkepada masyarakat. Oleh<br />
karena itu, ada beberapa saran yang dapat kita telaah<br />
bersama, yakni:<br />
1. Industri Farmasi perlu mencantumkan data eksipien<br />
(minimal jenis eksipien) yang digunakan,<br />
pada brosur atau kemasan sediaan farmasi, se-<br />
Daftar Pustaka<br />
technology<br />
hingga apoteker di sektor pelayanan (apotik dan<br />
rumah sakit) dapat menentukan apakah obat<br />
yang akan dilayankan kepada masyarakat terjamin<br />
keamanannya, ditinjau dari bahan aktifnya,<br />
maupun dari eksipien. Termasuk, ketika apoteker<br />
melayani permintaan dokter dalam bentuk<br />
puyer, apoteker dapat memilihkan sediaan yang<br />
aman untuk dibuat puyer bagi pasien, dan tidak<br />
menggerus sediaan tablet dewasa yang mengandung<br />
eksipien yang tidak bisa dikonsumsi<br />
oleh pasien anak. Untuk keperluan pencantuman<br />
jenis eksipien oleh Industri Farmasi, tentunya<br />
memerlukan keterlibatan Pemerintah<br />
(badan POM).<br />
2. Apoteker di apotik atau rumah sakit perlu melaksanakan<br />
monitoring terapi obat dari pasien yang<br />
dilayani (home-care), sehingga keberhasilan, kegagalan<br />
atau hal lain yang dialami pasien ketika<br />
melaksanakan terapi obat dapat dipantau sehingga<br />
apoteker dapat membantu pasien dalam<br />
melaksanakan pengatasan permasalahan yang<br />
timbul, termasuk saran untuk memeriksakan diri<br />
ke dokter atau rumah sakit.<br />
3. Apoteker di apotik dan rumah sakit, perlu<br />
melaksanakan dokumentasi pelayanan (Patient<br />
<strong>Medica</strong>tion Record) yang dapat dijadikan sebagai<br />
acuan bagi pelayanan berikutnya, di samping<br />
dapat dijadikan sebagai dokumen yang valid<br />
terhadap hasil terapi obat. Patient <strong>Medica</strong>tion<br />
Record dapat menjadi alibi dan perlindungan<br />
hukum bagi para apoteker. Selain itu, data<br />
yang terdokumentasi dapat dikirimkan kepada<br />
pemerintah sebagai masukan kejadian di lapangan,<br />
khususnya efek samping yang terjadi,<br />
yang mungkin ditimbulkan oleh eksipien.<br />
1. Aulton,M.E., (Eds.) 2002, Pharmaceutics The Science of Dosage Form Design,<br />
2nd Ed., Edinburgh London New York Philadelphia St Louis Sydney<br />
Toronto<br />
2. Blumer, J., 2003. Use of Excipients in Pediatric Formulation-Revisited.,<br />
School of Medicine Case western Reserve University., Cleveland-Ohio<br />
3. Pifferi G., and Restani P.,2002., The Safety of Pharmaceutical Excipients.<br />
Departemen of Pharmaceutical Sciences ., Institute of Pharmaceutical<br />
and Toxicological Sciences., Via Balzaretti 9, Milan Italy<br />
4. Rowe, C.R., Sheskey, P.J. and Owen,S.C. (Eds) 2006., Hand Book of Pharmaceutical<br />
Excipients , VTh Ed., Pharmaceuical Press and American Pharmacist<br />
Association, 2215 Constitution Avenue, NW, Washington<br />
5. Troy D., and Hauber, M.J., (Eds) 2009.,Remington, The Science and Practice<br />
of Pharmacy,21Th Ed., Lippincot Williams and Wilkin, 351 West Camden<br />
Street, Baltimore, Maryland-USA<br />
MEDICINUS 24(1), January 2011 41