Medicinus - Dexa Medica
Medicinus - Dexa Medica
Medicinus - Dexa Medica
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
medical news<br />
Efek Suplementasi<br />
Vitamin E pada Stroke<br />
Hemoragik dan Stroke Iskemik<br />
56<br />
Vitamin E merupakan antioksidan larut lemak<br />
yang dapat mempertahankan membran sel<br />
dan menghambat peroksidasi lipid dengan<br />
cara menangkap reactive oxygen species. Peroksidasi lipid<br />
dikenal memegang peranan penting pada proses<br />
atherogenesis yang berkontribusi pada penyakit kardiovaskular.<br />
Oleh karena itu, diharapkan antioksidan<br />
seperti vitamin E dapat memberikan perlindungan<br />
terhadap penyakit kardiovaskular. Data dari penelitian<br />
observasional mendukung bahwa ternyata vitamin E<br />
mempunyai efek protektif terhadap penyakit jantung<br />
koroner.<br />
Beberapa studi dan meta analisis meneliti tentang<br />
efek penggunaan suplementasi vitamin E pada<br />
kejadian penyakit kardiovaskular. Hasil penelitianpenelitian<br />
tersebut ternyata mengecewakan, vitamin<br />
E tidak memberikan efek pada keseluruhan end point<br />
utama yang diteliti seperti infark miokard, total stroke,<br />
dan kematian karena penyakit kardiovaskular. Selain<br />
itu, penggunaan vitamin E dosis tinggi ternyata dapat<br />
meningkatkan risiko mortalitas karena berbagai sebab.<br />
Meskipun penelitian-penelitian yang ada menunjukkan<br />
bahwa vitamin E tidak mempunyai efek keseluruhan<br />
pada infark miokard, namun efek vitamin E<br />
pada kejadian stroke, termasuk subtipe didalamnya,<br />
menunjukkan hasil yang berbeda. Ada indikasi bahwa<br />
vitamin E mungkin bermanfaat pada stroke iskemik<br />
tetapi bersifat merugikan pada stroke hemoragik.<br />
Sebuah meta analisis me-review sembilan penelitian<br />
tentang efek vitamin E pada kejadian stroke, tujuh<br />
diantaranya melaporkan tentang total stroke, lima diantaranya<br />
masing-masing tentang stroke hemoragik<br />
dan stroke iskemik. Hasil meta analisis menunjukkan<br />
bahwa suplementasi vitamin E tidak mempunyai efek<br />
pada risiko total stroke. Suplementasi vitamin E dapat<br />
menurunkan risiko stroke iskemik sebesar 10%, namun<br />
meningkatkan risiko kejadian stroke hemoragik sebesar<br />
22%. Risiko absolutnya termasuk moderat; terdapat<br />
satu kejadian stroke hemoragik per 1.250 individu yang<br />
mendapat suplementasi vitamin E. Pada stroke iskemik,<br />
satu kejadian stroke iskemik dapat dicegah per 476 individu<br />
yang mendapat suplementasi vitamin E.<br />
Dari hasil meta analisis tersebut, suplementasi vitamin<br />
E, selain relatif kecil dalam mengurangi risiko<br />
stroke iskemik, ternyata juga secara umum memperparah<br />
outcome stroke hemoragik. Oleh karena itu, pemberian<br />
suplementasi vitamin E harus diperhatikan agar<br />
tidak digunakan sembarangan.<br />
Sumber:<br />
Schurks M, Glynn RJ, Rist PM, Tzourio C, Kurth T. Effects of vitamin E<br />
on stroke subtypes: meta-analysis of randomized controlled trials. BMJ<br />
2010;341(c5702):1-8<br />
MEDICINUS MEDICINUS 24(1), 24(1), January January 2011<br />
2011<br />
Bakteri vs Bakteri<br />
Penelitian yang dilakukan oleh para ahli biologi<br />
di Universitas California Santa Barbara (UCSB)<br />
menunjukkan adanya kompetisi untuk saling<br />
membunuh antara bakteri yang satu dengan yang<br />
lainya dengan menggunakan "toxic darts". Hasil penemuan<br />
toxic darts ini dapat membuka alur baru untuk<br />
mengontrol penyakit yang disebabkan oleh bakteri<br />
patogen. Hal ini menjadi sesuatu yang penting karena<br />
saat ini resistensi bakteri terhadap antibiotik semakin<br />
meningkat.<br />
Dalam penelitian ini, diperlukan suatu pembelajaran<br />
tentang bagaimana bakteri dapat berperang melawan<br />
bakteri lainya. Banyak cara yang dapat dilakukan<br />
bakteri untuk membunuh bakteri lainnya, karena<br />
bakteri tersebut memiliki beraneka ragam toxic darts.<br />
Para peneliti mempelajari berbagai spesies bakteri,<br />
termasuk beberapa bakteri patogen. Mereka<br />
menemukan bahwa sel bakteri memiliki sulur, seperti<br />
protein pada bagian permukaan sel, dengan toxic dart<br />
pada bagian ujungnya. Bakteri akan menggunakan<br />
darts tersebut untuk berkompetisi dengan sel bakteri<br />
tetangga ketika bakteri saling bersentuhan. Proses bersentuhan<br />
dan pengeluaran toxic dart ini disebut "contact<br />
dependent growth inhibition" (CDI).<br />
Beberapa bakteri target memiliki perisai biologis.<br />
Bakteri dilindungi oleh protein imun yang dapat<br />
menahan toxic darts dari bakteri lain. Protein imun ini<br />
disebut "contact dependent growth inhibition immunity".<br />
Protein tersebut akan menginaktivasi toxic dart.<br />
Tim peneliti UCSB menemukan beragam protein<br />
yang berpotensi toksik dibawa oleh sel bakteri. Setiap<br />
sel bakteri juga harus memiliki imun terhadap<br />
toxic dart yang dimilikinya karena jika tidak dapat<br />
menyebabkan sel bakteri itu sendiri yang mati.<br />
Ketika sel bakteri diserang, dan tidak memiliki<br />
protein imun, sel tersebut kemungkinan tidak mati.<br />
Namun sel seringkali berhenti bertumbuh. Sel tersebut<br />
diinaktivasi, dihambat pertumbuhannya. Dalam hal<br />
ini serupa dengan banyak antibiotik yang tidak membunuh<br />
bakteri, tetapi hanya menghambat pertumbuhan<br />
bakteri itu. Kemudian tubuh akan membuang selsel<br />
bakteri yang sudah tidak aktif tersebut.<br />
Beberapa racun bakteri beraksi pada bagian dalam<br />
bakteri target yaitu dengan memutus rantai RNA sehingga<br />
sel tidak dapat melakukan sintesis protein dan<br />
bertumbuh. Jenis racun lainya beraksi dengan memutus<br />
rantai DNA sehingga mencegah replikasi sel.<br />
Sistem CDI juga terdapat pada beragam bakteri,<br />
termasuk bakteri patogen seperti E. coli yang<br />
menyebabkan infeksi saluran kemih, dan Yersinia<br />
yang merupakan agen penyebab wabah penyakit infeksi.<br />
Bakteri menggunakan sistem ini untuk berkompetisi<br />
satu dengan lainnya pada tanah, tanaman, atau<br />
pada hewan.<br />
Sumber:<br />
<strong>Medica</strong>l New Today. 2010. Scientists discover that bacteria use 'toxic<br />
darts' to disable each other. Downloaded from http://www.medicalnewstoday.com/articles/208687.php,<br />
on November 22 nd 2010