02.04.2013 Views

S2 PLOD UGM (2003), Kajian Resolusi Permasalahan Papua

S2 PLOD UGM (2003), Kajian Resolusi Permasalahan Papua

S2 PLOD UGM (2003), Kajian Resolusi Permasalahan Papua

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>S2</strong> <strong>PLOD</strong> <strong>UGM</strong> (<strong>2003</strong>), <strong>Kajian</strong> <strong>Resolusi</strong> <strong>Permasalahan</strong> <strong>Papua</strong> dari Aspek Politik, Hukum dan Pemerintahan<br />

provinsi Nanggro Aceh Darussalam, Riau dan Kalimantan Timur, penduduk <strong>Papua</strong><br />

tergolong paling miskin di Indonesia. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh<br />

Prof. Mubyarto dan Haryono pada tahun 1996, menunjukkan bahwa tingkat kemiskinan<br />

di <strong>Papua</strong> tergolong tinggi mencapai 21,2%. 9 Nampaknya kontribusi yang telah diberikan<br />

oleh provinsi <strong>Papua</strong> kepada pembangunan nasional belum memberikan dampak yang<br />

signifikan terhadap pembangunan di wilayah itu sendiri. Berdasarkan data statistik tahun<br />

2002 menunjukkan bahwa 1.565.571 dari 2.233.530 jiwa penduduk <strong>Papua</strong> masuk dalam<br />

kategori miskin. Mereka rata-rata adalah petani dengan pendapatan per kapitanya hanya<br />

Rp 2 juta per tahun atau Rp 166.000 perbulan. 10<br />

Penambangan biji besi, emas, tembaga yang dilakukan oleh PT Freeport<br />

Indonesia sejak ditandatanganinya kontrak karya pada 7 April 1967 dan kegiatan<br />

penambangan yang dimulai tahun 1972 hingga saat ini, menunjukan perusahaan itu<br />

mengolah dan memproduksi sekitar 16.000 ton biji besi per hari. 11 Jika angka-angka<br />

tersebut dikonversi ke dalam rupiah, berapa trilyun rupiah pendapatan yang telah<br />

disumbangkan kepada pemerintah pusat. Pada kenyataannya, hasil penambangan<br />

Freeport hanya memberikan manfaat yang kecil bagi penduduk di sekitarnya. Sebaliknya,<br />

kegiatan penambangan yang dilakukan secara masif tersebut di keluhkan oleh masyarakat<br />

karena telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan di sekitar areal penambangan. 12<br />

Berdasarkan indikator pembangunan di provinsi <strong>Papua</strong> yang diterbitkan oleh<br />

Pusat Studi Kependudukan Universitas Cenderawasih tahun 2001 menunjukkan 74,3 %<br />

penduduk hidup di daerah terisolir karena minimnya akses ke pusat-pusat pelayanan<br />

sosial, ekonomi dan pemerintahan, sedangkan 80 % keluarga masih hidup dalam kondisi<br />

keterbelakangan dalam pertanian, ekonomi, pendidikan dan kesehatan serta penguasaan<br />

IPTEK. Di sektor pendidikan rata-rata sekolah penduduk baru mencapai 5,5 tahun,<br />

sedangkan jumlah penduduk yang belum pernah/tidak tamat sekolah sebanyak 49,67%;<br />

tamat SD hanya 21,64%; tamat SMU sebanyak 10,06% dan tamat Universitas hanya<br />

1,91%.<br />

9 Kompas, 9 April 1998. Dalam artikel Kemiskinan di Irian Jaya.<br />

10 Kompas, 23 Februari <strong>2003</strong>. Dalam artikel <strong>Papua</strong> Hitam Nasibmu.<br />

11 Yorrys Th Raweyai, Mengapa <strong>Papua</strong> Ingin Merdeka, 2002.<br />

12 Kompas, 24 Januari 2000. Dalam berita Kilasan Ekonomi; Freeport Terus Disoroti.<br />

14

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!