02.04.2013 Views

S2 PLOD UGM (2003), Kajian Resolusi Permasalahan Papua

S2 PLOD UGM (2003), Kajian Resolusi Permasalahan Papua

S2 PLOD UGM (2003), Kajian Resolusi Permasalahan Papua

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>S2</strong> <strong>PLOD</strong> <strong>UGM</strong> (<strong>2003</strong>), <strong>Kajian</strong> <strong>Resolusi</strong> <strong>Permasalahan</strong> <strong>Papua</strong> dari Aspek Politik, Hukum dan Pemerintahan<br />

BAB IV<br />

KEMANDULAN INSTRUMEN PUSAT,<br />

TERSERAKNYA KEKUATAN LOKAL<br />

Dalam bab terdahulu telah dipaparkan bahwa Pemerintah Nasional telah gagal<br />

untuk merumuskan dan menjalankan langkah yang terarah, terkonsolidasi dan<br />

berkelanjutan dalam menuntaskan pemecahan permasalahan yang berkecamuk di <strong>Papua</strong>.<br />

Kelemahan-kelemahan penyelenggaraan kebijakan pemerintah pusat, tentu saja memiliki<br />

implikasi serius terhadap jalannya pemerintahan lokal. Dari wawancara yang dilakukan<br />

dengan elit politik lokal terungkap rasa tidak percaya (distrust) yang sangat mendalam<br />

terhadap pemerintah pusat, baik yang berada di dalam jajaran pemerintah daerah maupun<br />

eksponen masyarakat. Implikasi dari distrust eksponen lokal dalam domain pemerintah<br />

daerah akan disajikan dalam bab ini (Bab IV), sedangkan implikasi dari distrust yang<br />

terjadi dalam domian non-pemerintah akan disajikan dalam bab V.<br />

Secara normatif/administratif, pemerintah provinsi berperan sebagai agen untuk<br />

merealisir kebijakan pemerintah pusat. Dalam posisinya sebagai instrumen untuk<br />

mencapai tujuan kebijakan pemerintah pusat ini, pemerintah provinsi secara normatif<br />

diharapkan memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap konteks politiko-kultural <strong>Papua</strong><br />

melalui pengelolaan informasi yang dilakukannya. Ini berarti pemerintah provinsi<br />

dituntut kesanggupannya dalam melacak berbagai hal yang ingin diketahuinya. Dengan<br />

pemahaman akan kondisi setempat itulah pemerintah lokal mampu mengarahkan<br />

kegiatan-kegiatannya secara tepat.<br />

Dalam posisinya sebagai agen pemerintah pusat di tingkat lokal, pemerintah<br />

provinsi secara normatif juga diharapkan untuk bisa menjalankan fungsinya secara efektif.<br />

Artinya, pemanfaatan kewenangan-kewenangan yang melekat padanya diharapkan<br />

kontributif bagi pencapaian tujuan kebijakan yang telah ditetapkan. Idealnya,<br />

pemanfaatan kewenangan pemerintah provinsi untuk membuat kebijakan-kebijakan lokal<br />

diharapkan semakin menuntaskan permasalahan yang belum teratasi. Begitu juga halnya<br />

dengan pemanfaatan sumber-sumber dana yang tersedia. Dana yang disediakan<br />

40

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!