02.04.2013 Views

S2 PLOD UGM (2003), Kajian Resolusi Permasalahan Papua

S2 PLOD UGM (2003), Kajian Resolusi Permasalahan Papua

S2 PLOD UGM (2003), Kajian Resolusi Permasalahan Papua

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>S2</strong> <strong>PLOD</strong> <strong>UGM</strong> (<strong>2003</strong>), <strong>Kajian</strong> <strong>Resolusi</strong> <strong>Permasalahan</strong> <strong>Papua</strong> dari Aspek Politik, Hukum dan Pemerintahan<br />

ada karena kesulitan untuk mewadahi keseluruhan rumpun adat dan<br />

kepentingan yang ada di <strong>Papua</strong>.<br />

b. Rasa sakit hati masyarakat asli yang terus menumpuk, mulai dari janji-janji<br />

melalui bermacam produk kebijakan yang selama ini diberikan tanpa ada<br />

kepastian, serta bentuk “penindasan” terhadap rakyat <strong>Papua</strong>, mulai yang<br />

ekstrim dengan terjadinya kekerasan militer akibat pemberlakuan Daerah<br />

Operasi Militer (DOM) disamping dominasi kaum pendatang yang lebih<br />

menguasai sektor-sektor kehidupan yang ada di <strong>Papua</strong>, terutama ekonomi, juga<br />

menjadi salah satu sebab munculnya perasaan sakit hati.<br />

c. Pemeratan pembangunan untuk Wilayah Timur Indonesia yang selama ini<br />

tidak pernah dirasakan secara optimal oleh masyarakat di level bawah. Pada<br />

kenyataannya di lapangan terdapat alur yang tidak lancar dan agak tersendat<br />

dalam proses distribusi kesejahteraan masyarakat, sehingga hanya pihak-pihak<br />

tertentu saja yang bisa menikmati hasil-hasil pembangunan.<br />

Dalam konteks yuridis, the rights of self determination 24 merupakan sebuah hak<br />

mendasar yang juga dimuat dalam Universal Declaration of Human Rights PBB. Namun<br />

membicarakan hak penentuan nasib sendiri tidak dapat dilepaskan dari konteks<br />

sovereignity and integrity. Termasuk proses PEPERA yang dilakukan oleh Indonesia<br />

telah memenuhi prosedural internasional terlepas adanya beberapa kontroversi yang<br />

berkembang.<br />

Terkait dengan kompleksitas permasalahan yang ada di <strong>Papua</strong>, terutama mengenai<br />

konsep kebangsaan berupa keinginan untuk merdeka ini, sebenarnya masih ada harapan<br />

dan kesempatan bagi pemerintah untuk dapat merebut hati rakyat <strong>Papua</strong>, seperti<br />

diutarakan oleh beberapa tokoh masyarakat, termasuk tokoh dari Dewan Adat <strong>Papua</strong> serta<br />

Presidium Dewan <strong>Papua</strong> yang selama ini begitu gencar memaknai kemerdekaan bagi<br />

<strong>Papua</strong>.<br />

24 Konsep self determination merupakan isu yang sangat krusial, terutama dalam lingkup internasional. Isu<br />

mengenai hak penentuan nasib sendiri ini akan sangat mudah menjadi alat untuk menarik simpati dunia<br />

internasional. Termasuk dalam persoalan <strong>Papua</strong>, kontroversi yang terjadi dalam proses PEPERA menjadi<br />

entry point yang cukup berarti bagi beberapa elemen masyarakat untuk membawa persoalan ini ke level<br />

internasional. Contoh kasus self-determination yang paling substansial di Indonesia adalah kasus Timortimur.<br />

Wacana konsepsi self-determination yang terkait dengan integrity and sovereignity harus diperkuat<br />

oleh pemerintah terhadap semua pihak.<br />

22

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!