02.04.2013 Views

S2 PLOD UGM (2003), Kajian Resolusi Permasalahan Papua

S2 PLOD UGM (2003), Kajian Resolusi Permasalahan Papua

S2 PLOD UGM (2003), Kajian Resolusi Permasalahan Papua

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

No<br />

Urut<br />

<strong>S2</strong> <strong>PLOD</strong> <strong>UGM</strong> (<strong>2003</strong>), <strong>Kajian</strong> <strong>Resolusi</strong> <strong>Permasalahan</strong> <strong>Papua</strong> dari Aspek Politik, Hukum dan Pemerintahan<br />

Uraian<br />

Undang Undang. Kesan yang muncul di lapangan, pemerintah tidak serius terhadap<br />

apapun kebijakan yang diberikan untuk masyarakat <strong>Papua</strong>.<br />

Keempat, tidak ada kebijakan turunan di tingkat lokal. Karena tidak ada<br />

pemahaman yang menyeluruh terhadap kebijakan pemerintah tersebut, aparat lokal tidak<br />

meresponnya dengan tidak mengeluarkan kebijakan pendukung bagi kebijakan<br />

pemerintah. Untuk kasus Manokwari, lemahnya respon ini lebih diakibatkan terserapnya<br />

energi elemen politik lokal untuk melakukan agenda mereka di daerah baru pasca<br />

pemekaran. Dalam kasus Jayapura, energi dimanfaatkan untuk memaksimalkan<br />

keuntungan lewat dana Otonomi khusus.<br />

B. Kemandulan Kapasitas<br />

Kompleksitas permasalahan <strong>Papua</strong> yang ada ditambahi dengan menggelindingnya<br />

wacana berpikir bahwa permasalahan seputar <strong>Papua</strong> dan Otonomi khusus adalah<br />

permasalahan finansial atau uang, Hal ini ditunjukkan oleh logika kebijakan yang dibuat<br />

pemerintah pusat maupun daerah yang masih berorientasi pada pendekatan finansial<br />

semata. Sebagai contoh kebijakan dana otonomi khusus. Ketidakjelasan pengalokasian<br />

anggaran terlihat manakala jumlah kucuran dana otonomi khusus tahun 2002 sebesar Rp<br />

6,593.224.086 hanya digunakan untuk mendanai 12 proyek, sedangkan di tahun <strong>2003</strong><br />

meningkat sebesar Rp 1,250.000.000.000. Jika diperhatikan lebih detail terjadi<br />

peningkatan sirkulasi uang yang beredar seiring dengan turunnya dana otonomi khusus,<br />

kucuran dana sebesar ini digunakan untuk mendanai 693 proyek. Dengan jumlah dana<br />

yang begitu besar pasti akan menarik perhatian banyak kalangan, yang selanjutnya<br />

berujung pada berbagai kontroversi persoalan pertanggunjawabannya.<br />

Dana<br />

Alokasi<br />

Umum<br />

Proy<br />

ek<br />

Dan<br />

a<br />

Proy<br />

ek<br />

Tabel 4.3<br />

Alokasi Dana di Provinsi <strong>Papua</strong><br />

Dana Otonomi Khusus DAK/DR<br />

Dan<br />

a<br />

Proy<br />

ek<br />

Dan<br />

a<br />

Proy<br />

ek<br />

50<br />

Dana Daerah<br />

Lainnya<br />

Dan<br />

a<br />

Proy<br />

ek<br />

Jumlah<br />

Dan<br />

a

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!