02.04.2013 Views

S2 PLOD UGM (2003), Kajian Resolusi Permasalahan Papua

S2 PLOD UGM (2003), Kajian Resolusi Permasalahan Papua

S2 PLOD UGM (2003), Kajian Resolusi Permasalahan Papua

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>S2</strong> <strong>PLOD</strong> <strong>UGM</strong> (<strong>2003</strong>), <strong>Kajian</strong> <strong>Resolusi</strong> <strong>Permasalahan</strong> <strong>Papua</strong> dari Aspek Politik, Hukum dan Pemerintahan<br />

Nampaknya ke depan adat akan sangat berpengaruh terhadap hubungan antara<br />

pengusaha dengan pemerintahan di satu pihak, dan dengan warga <strong>Papua</strong> dipihak lain.<br />

Menurut pernyataan oleh pimpinan adat yang dicanangkan pada Februari 2002: “Bumi,<br />

laut dan udara serta seluruh kekayaan alam yang dikandungnya adalah milik masyarakat<br />

adat di <strong>Papua</strong> (dan) tidak boleh dijual kepada pihak manapun”, meski sumberdaya<br />

tersebut dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh para investor “demi aspirasi politik<br />

masyarakat <strong>Papua</strong>”. 21<br />

Kebijakan lain dari pemerintah pusat yang coba dilakukan untuk mewadahi<br />

berbagai kepentingan yang ada di daerah terutama yang terkait dengan permasalahan adat<br />

adalah dengan suatu proses <strong>Papua</strong>nisasi. Konsep <strong>Papua</strong>nisasi ini diartikan dan<br />

diterjemahkan di level birokrasi dengan pemberian kesempatan yang lebih luas bagi<br />

penduduk asli untuk memegang jabatan di birokrasi maupun untuk melaksanakan<br />

beberapa proyek yang dilaksanakan oleh pemerintah.<br />

Sekalipun tidak dapat dijadikan rujukan umum, namun seringkali pemberian<br />

kesempatan ini tidak sinergis dengan hasil dan optimalisasi kegiatan yang ingin<br />

dicapai. Konsep <strong>Papua</strong>nisasi dipahami masyarakat secara sempit sebagai kesempatan<br />

untuk memajukan kelompok suku tertentu. Pemahaman ini sangat kentara jika melihat<br />

respon yang ada dalam masyarakat. Di Jayapura, konsep <strong>Papua</strong>nisasi dimaknai sebagai<br />

suatu akses lebih untuk menguatkan salah satu suku, yaitu suku Sorong. Dari beberapa<br />

kasus dan pernyataan responden di lapangan, penguatan kesukuan dalam unsur<br />

birokrasi ini sangat terlihat. Semisalnya seorang kepala bagian di pemerintah daerah<br />

adalah orang Sorong, maka jalur birokrasi di bawahnya akan sangat diutamakan<br />

berasal dari suku yang sama.<br />

Pemaknaan sempit terhadap konsep <strong>Papua</strong>nisasi ini sendiri kemudian<br />

memunculkan pengelompokkan secara terpisah pada kalangan pengusaha. Di kalangan<br />

21 Wawancara ICG dengan Tom Beanal, April 2002. Pernyataan tertanggal 28 Februari 2002 yang<br />

diserahkan kepada ICG oleh Presidium <strong>Papua</strong>. Indonesia: Sumber Daya dan Konflik di <strong>Papua</strong> ICG Asia<br />

Laporan N°39, 13 September 2002 Hal 16<br />

18

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!