03.05.2013 Views

Halaman 40 - Badan Pemeriksa Keuangan

Halaman 40 - Badan Pemeriksa Keuangan

Halaman 40 - Badan Pemeriksa Keuangan

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

eformasi birokrasi<br />

Penerapan MAkIn sendiri bukannya<br />

tanpa hambatan. Ada beberapa<br />

hambatan yang akan ditemui. Hambatan<br />

yang jelas justru datang dari pegawai<br />

sendiri, dalam hal ini unsur pemeriksa,<br />

satuan kerja pertama yang akan<br />

menerapkan MAkIn.<br />

Sebagai hal yang baru, biasanya<br />

akan sulit untuk diterima. Apalagi sistem<br />

ini seolah-olah justru menambah<br />

beban pekerjaan pegawai. Oleh karena<br />

itu, perlu ada kesamaan persepsi dan<br />

pemahaman agar pegawai dapat melihat<br />

sisi positif dari sistem ini.<br />

“Berarti mereka harus meluangkan<br />

waktu untuk merencanakan, melakukan<br />

pembimbingan, kemudian dialog.<br />

Oleh karena itu, kita edukasi pegawai<br />

supaya mereka tidak salah paham.<br />

kita adakan sosialisasi, kita bikin banner,<br />

kita datangi setiap satuan kerja,”<br />

ucap Erwin.<br />

Selain itu, masalah pembangunan<br />

aplikasi MAkIn secara elektronik<br />

pun menjadi kendala tersendiri. Permasalahan<br />

yang akan muncul adalah<br />

membuat aplikasi elektronik yang<br />

mudah untuk digunakan, bukan malah<br />

menjadi sulit digunakan. Selain pembangunan<br />

aplikasi secara elektronik,<br />

permasalahan yang muncul lainnya<br />

adalah masalah kekuatan jaringan dalam<br />

mendukung aplikasi secara elektronik<br />

ini.<br />

Erwin mengakui untuk mendukung<br />

aplikasi MAkIn secara elektronik,<br />

jaringan masih belum begitu kuat.<br />

Bahkan, di Jakarta sendiri, jaringan<br />

kerap terganggu, apalagi di daerah-daerah<br />

yang notabene secara infrastruktur<br />

relatif belum sebaik di Jakarta.<br />

Apa itu MAkIn?<br />

Secara konseptual, MAkIn merupakan<br />

proses perencanaan, evaluasi,<br />

coaching, dan counseling, serta penilaian<br />

kinerja pegawai untuk mewujudkan<br />

objektif organisasi sekaligus mengoptimalkan<br />

potensi diri pegawai.<br />

Sebelum MAkIn dibangun, selama<br />

ini pengelolaan SDM BPk mengacu<br />

pada Daftar Penilaian Prestasi Pegawai<br />

( DP3). Dalam DP3, pegawai setiap<br />

tahun dinilai prestasinya. Dengan kata<br />

lain, titikberat pada penilaian saja. Di<br />

Input, Output dan Outcome MAkIn<br />

sisi lain, DP3 diterapkan pada seluruh<br />

pegawai negeri.<br />

Hal inilah yang membuat Biro<br />

SDM BPk, seiring dengan reformasi<br />

birokrasi, menilai banyak yang perlu<br />

diperbaiki. terutama karena penilaian<br />

dengan DP3 tidak sesuai karakter dan<br />

tidak mencerminkan hal yang spesialis<br />

dan unik dari institusi BPk sendiri.<br />

Oleh karena itulah muncul konsep<br />

MAkIn.<br />

“Hingga sekarang DP3 dilakukan<br />

umumnya, berdasarkan nilai sebelumnya.<br />

tidak disertai dengan bukti-bukti.<br />

nah, dalam MAkIn penilaian disertai<br />

dengan bukti-bukti ,” ungkap Erwin.<br />

tidak seperti DP3, sistem ini tidak<br />

hanya bicara soal penilaian saja, tetapi<br />

menyoroti juga masalah perencanaan,<br />

pembimbingan, dan follow up dari kinerja<br />

individu pegawainya. Sedangkan<br />

aspek yang direncanakan, dibimbing,<br />

dan dinilai dalam program MAkIn ini<br />

adalah sasaran kinerja, seperti penyusunan<br />

kkP secara sistematis, lengkap,<br />

dan tepat waktu<br />

Sasaran kinerja individu tersebut<br />

sebagian diturunkan (cascading) dari<br />

indikator kinerja utama yang merupakan<br />

hasil dari SIMAk. Dalam kurun<br />

waktu 2009 telah diturunkan Indikator<br />

kinerja Utama dari eselon II ke<br />

eselon III, dan indikator kinerja Utama<br />

dari eselon III ke eselon IV. Proses<br />

cascading ini dilakukan agar terdapat<br />

keterkaitan antara sasaran individu<br />

dengan sasaran satuan kerja. Selain<br />

itu, telah dilakukan uji coba formulir<br />

MAkIn untuk pemeriksa pada unit<br />

kerja pemeriksaan kantor pusat dan<br />

perwakilan.<br />

Di sisi lain, MAkIn berbasiskan<br />

pada indikator kinerja yang sifatnya<br />

hard goals dan soft goals. Hard goals<br />

merupakan sasaran. Hard Goals contohnya<br />

capaian waktu yang ditetapkan<br />

dalam menyusun kertas kerja <strong>Pemeriksa</strong>an<br />

(kkP) pada penerapannya di<br />

unsur pemeriksa.<br />

“Contohnya menyusun kkP, itu sasaran.<br />

Misal, paling lambat kkP disusun<br />

tujuh hari, setelah melaksanakan<br />

pemeriksaan. nah, itu namanya sasaran<br />

kita,” ucapnya lagi.<br />

Sementara soft goals merupakan<br />

standar kompetensi. Standar kompe-<br />

52 FEBRUARI 2011<br />

Warta BPK<br />

51 - 53 reformasi birokrasi.indd52 52 23/02/2011 19:51:50

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!