12.05.2013 Views

qkmhN

qkmhN

qkmhN

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

BENCANA EKOLOGIS<br />

Indonesia sebagai negera kepulauan<br />

terbesar di dunia telah jadi korban dari ketidak<br />

adilan global itu. Kekayaan alam Indonesia<br />

yang harusnya dapat dimanfaatkan<br />

secara arif demi kesejahteraan rakyatnya telah<br />

berubah menjadi kutukan. Kini Indone-sia<br />

terancam bencana ekologis. Yaitu suatu bencana<br />

berupa akumulasi dari krisis ekologis<br />

akibat dari ketidak-adilan (un-justice) dan<br />

gagalnya sistem pengurusan alam yang telah<br />

menyebabkan kolapsnya pranata kehidupan<br />

rakyat.<br />

Sampai dengan tahun 2007 WALHI tidak<br />

melihat ada terobosan yang berarti<br />

dilakukan negara untuk mereduksi kehancuran<br />

ekologis dan ketidakadilan sosial ekonomi<br />

yang makin membesar di negeri ini. Pengurus<br />

negara cenderung mengabaikan fakta bahwa<br />

Indonesia sedang dalam fase kritis, baik dari<br />

segi ekologis maupun kemampuan bertahan<br />

hidup mayoritas rakyat terkena dampak<br />

pembangunan. Praktik ekploitasi alam terus<br />

menjadi pilihan walau beragam peringatan<br />

telah diberikan oleh organisasi dan pemerhati<br />

lingkungan hidup dalam dan luar negeri.<br />

Konversi kawasan-kawasan hutan terus<br />

dilakukan untuk perkebunan swasta skala<br />

besar, pertambangan, dan kebutuhan industri.<br />

Di hulu, hutan sebagai kawasan pemasok<br />

air terus mengalami penggundulan hingga<br />

mencapai 2,7 juta hektar/tahun. Di hilir, ekosistem<br />

mangrove terus mengalami penyempitan,<br />

hingga menyisakan kurang dari 1,9<br />

juta hektar disepanjang pesisir Indonesia.<br />

Tujuh puluh lima persen (75%) dari 12.000<br />

varietas padi lokal harus musnah, dan memaksa<br />

petani untuk tergantung pada pupuk<br />

dan pestisida kimia dari perusahaanperusahaan<br />

lintas negara (Transnational Corporations/TNC’s).<br />

Sepuluh negara yang<br />

sering melakukan pencurian ikan di laut Indonesia<br />

dalam kurun waktu 15 tahun terakhir,<br />

terus beroperasi di tahun 2007. Sekitar<br />

2-4 juta ton ikan dari perairan Indonesiapun<br />

terus dicuri. Perusahaan-perusahaan<br />

lintas negara telah menguasai lebih dari 90%<br />

ladang-ladang minyak dan gas bumi Indonesia.<br />

Sementara sekitar 60% total produksi<br />

gas bumi dan lebih dari 80% batubara<br />

pertahun terus di ekspor.<br />

Hasilnya di 2007, lebih dari 37 juta<br />

orang masih berada pada kategori miskin<br />

dan angka pengangguran masih berada<br />

pada kisaran 10%. Beban utang negara pun<br />

terus bertambah. Hingga Januari 2008, untuk<br />

outstanding Surat Utang Negara (SUN)<br />

saja sudah hampir menyentuh angka Rp 900<br />

triliyun. Belum lagi beban utang luar negeri<br />

yang pada triwulan kedua tahun 2007,<br />

sedikitnya sudah tercatat US$ 79 milyar.<br />

Demikian pula dengan bencana ekologis,<br />

yang belum juga dapat diminimalisir,<br />

tapi justru semakin mengkhawatirkan.<br />

Terakhir, periode tahun 2006-2007, tercatat<br />

telah terjadi 840 kejadian bencana, dengan<br />

menelan korban 7.303 jiwa meninggal dunia<br />

dan 1.140 orang dinyatakan hilang; sedikitnya<br />

3 juta orang menjadi pengungsi dan<br />

750.000 unit rumah rusak atau terendam<br />

MENJADI ENVIROMENTALIS ITU GAMPANG! 10<br />

Sampai dengan tahun 2007<br />

WALHI tidak melihat ada<br />

terobosan yang berarti dilakukan<br />

negara untuk mereduksi<br />

kehancuran ekologis dan<br />

ketidakadilan sosial ekonomi yang<br />

makin membesar di negeri ini.<br />

Pengurus negara cenderung<br />

mengabaikan fakta bahwa<br />

Indonesia sedang dalam fase<br />

kritis, baik dari segi ekologis<br />

maupun kemampuan bertahan<br />

hidup mayoritas rakyat terkena<br />

dampak pembangunan. Praktik<br />

ekploitasi alam terus menjadi<br />

pilihan walau beragam peringatan<br />

telah diberikan oleh organisasi<br />

dan pemerhati lingkungan hidup<br />

dalam dan luar negeri.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!