You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Kemiskinan<br />
rupanya eksotis<br />
dan dapat<br />
memunculkan<br />
peluang usaha baru:<br />
wisata kemiskinan!...<br />
(Pelabuhan<br />
Sunda Kelapa, 2007)<br />
Foto-Foto: Henry Lopulalan<br />
KEMISKINAN di Indonesia harus<br />
dipahami dalam tataran realitas.<br />
Jika data statistik menyebutkan<br />
kemiskinan pada 2005 sebesar<br />
28.8% dari jumlah penduduk Indonesia,<br />
maka realitasnya boleh jadi dua kali lipat<br />
dari angka tersebut. Artinya, angka itu<br />
menunjukkan kemiskinan absolut menurut<br />
kriteria pemerintah. Sementara itu, orangorang<br />
yang tidak memiliki daya beli yang<br />
cukup, namun mereka tidak masuk dalam<br />
kategori miskin, berjumlah jauh di atas angka<br />
itu. Mereka tidak akan mampu mengakses<br />
layanan pendidikan, kesehatan, dan jaminan<br />
hari tua yang layak –menurut standar<br />
kepatutan manusiawi. Jika tesis itu bisa<br />
diterima, maka kemiskinan itu soal sebagian<br />
besar penduduk Indonesia.<br />
Kemiskinan di Indonesia bisa<br />
bersumber pada hal-hal struktural<br />
maupun kultural. Karena itu,<br />
pengentasan kemiskinan pun perlu<br />
didekati sesuai dengan sumbersumber<br />
kemiskinannya.<br />
Memberikan sebidang tanah pada<br />
orang yang memiliki kemiskinan<br />
kultural, tidak akan membuat orang<br />
itu berdaya. Namun sangat<br />
mungkin, masyarakat miskin itu<br />
memiliki persoalan keduanya.<br />
KEMISKINAN<br />
“…<br />
ada kata baru kapitalis,<br />
baru? Ah tidak, tidak<br />
sudah lama kita dihisap<br />
bukan kata baru, bukan<br />
kita dibayar murah<br />
sudah lama, sudah<br />
lama…”<br />
Wiji Thukul<br />
Bukan Kata Baru<br />
Fakta<br />
Lebih dari separuh<br />
perempuan hamil<br />
tidak dapat mencukupi<br />
kebutuhan zat besi.<br />
Setiap hari, ada 300<br />
anak meninggal pada<br />
saat dilahirkan.<br />
KEMISKINAN DAN LINGKUNGAN HIDUP 155