Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Foto: Istimewa<br />
kemarau, menciutnya hutan, menyempitnya<br />
keanekaragaman hayati, meluasnya tanah<br />
kering gersang, meningkatnya evaporasi air<br />
permukaan dan berkurangnya secara kritis<br />
volume air, serta meluasnya pencemaran<br />
udara, laut, sungai dan tanah.<br />
Pola pembangunan konvensional gagal<br />
dalam mengembangkan dimensi sosial dan<br />
lingkungan karena kedua dimensi ini gagal<br />
untuk berfungsi utuh dalam pasar. Biaya yang<br />
melekat pada kegiatan sosial dan lingkungan<br />
tidak terekam baik oleh mekanisme harga<br />
dalam pasar, sehingga mencuatlah “kega-<br />
galan pasar” (market failure).<br />
Kegagalan pasar ini harus dan perlu<br />
dikoreksi oleh pentadbiran (governance) yang<br />
baik, di sektor pemerintahan (good governance)<br />
dan di sektor pengusaha (good corporate<br />
governance). Namun sering-sering pula<br />
kita menderita “kegagalan pentadbiran”<br />
di sektor pemerintahan (governance failures)<br />
dan pengusaha (corporate governance failures).<br />
Untuk mengatasi “kegagalan pasar”<br />
dan “kegagalan pentadbiran” ini diperlukanlah<br />
kekuatan pengimbang dalam wujud<br />
MENJADI ENVIROMENTALIS ITU GAMPANG! 26<br />
“masyarakat madani” yang sifatnya “bukan pengusaha” dan “bukan pemerintah”.<br />
Masyarakat madani dengan kedua ciri pokok ini memungkinkan proses ekuilibrium dalam<br />
mengembangkan pembangunan tiga jalur: ekonomi, sosial dan lingkungan.<br />
Tantangan pembangunan abad ke-21 kini<br />
tidak bisa hanya ditanggapi oleh pemerintah<br />
atau pengusaha saja. Ancaman kooptasi yang<br />
satu oleh yang lain akan menimbulkan<br />
korupsi dan kolusi yang merugikan<br />
pembangunan sehingga tidak bisa berlanjut.<br />
Tantangan ini harus ditanggulangi secara<br />
bersama dan serentak dalam hubungan kerja<br />
yang setara antara pemerintah, pengusaha<br />
dan masyarakat sipil dalam pola<br />
pembangunan berkelanjutan. Pelaksanaanya<br />
sendiri, dengan mengoreksi pasar agar arus<br />
pembangunan terkelola menuju cita-cita<br />
pembangunan manusia yang fitri dengan<br />
masyarakat sosial yang adil sejahtera dalam<br />
ruang lingkup lingkungan hidup<br />
yang alami dan lestari.<br />
Emil Salim,<br />
mantan Menteri Lingkungan Hidup<br />
Republik Indonesia 1978-1993<br />
dan salah satu pendorong utama<br />
berdirinya Wahana Lingkungan Hidup Indonesia<br />
(WALHI)<br />
MEROMBAK PARADIGMA PEMBANGUNAN<br />
27