12.05.2013 Views

qkmhN

qkmhN

qkmhN

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

“Setiap pilihan mendekatkan atau<br />

menjauhkan kita dari sesuatu.<br />

Untuk hidupmu,<br />

mana pilihan yang kamu ambil?”<br />

Eric Allenbaugh<br />

Penulis dan konsultan kepemimpinan<br />

Pasar sekaligus kebun, Bolivia Foto: Dok. WALHI<br />

R<br />

TEKNOLOGI ALTERNATIF:<br />

Pertemuan akademis dan aktivis<br />

EVOLUSI Hijau dan praktek pertanian<br />

selaras alam telah menjadi<br />

pelajaran bagi sebagian orang.<br />

Manusia kian sadar, bahwa praktek<br />

Revolusi Hijau menimbulkan banyak persoalan.<br />

Sementara itu praktek pertanian<br />

indigenus yang diaku sebagai ramah<br />

lingkungan pun ternyata mengandung<br />

implikasi ketidak-ramahan.<br />

Situasi itu telah memaksa orang untuk<br />

menemukan pilihan yang lebih cerdas. Pada<br />

saat yang sama lantas tumbuh kesadaran,<br />

bahwa setiap tindakan manusia senantiasa<br />

“Penggunaan minyak<br />

tanaman sebagai bahan<br />

bakar mungkin sekarang<br />

ini belum dianggap<br />

penting. Tapi, ada<br />

waktunya minyak tanaman<br />

akan menjadi sama<br />

pentingnya seperti minyak<br />

dan batu bara<br />

sekarang ini.”<br />

akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Keseimbangan<br />

lingkungan akan selalu bergeser pada titik baru, setiap kali ada intervensi<br />

tindakan manusia atau ada fenomena alam yang mengganggu<br />

keseimbangan semula. Karena itu, muncul ukuran-ukuran penilaian<br />

lingkungan yang lebih praktikal: manfaat dan risiko yang dapat diterima.<br />

Manusia hanya mau memanen manfaat, jika risiko yang melekat padanya<br />

ada pada tataran yang dapat diterima.<br />

Secara prakteknya, manusia menjadi lebih arif antara lain dengan<br />

cara meninggalkan pelbagai dikotomi yang tidak substantif. Tujuan<br />

pelestarian tidak diadu dengan tujuan pemanfaatan, karena keduanya<br />

bisa berimpit pada suatu titik temu. Polarisasi titik pandang antara aktivis<br />

lingkungan dengan para ilmuwan pun mulai mencair. Aktivis lingkungan<br />

tidak secara kukuh hanya bersandar pada tujuan pelestarian. Begitu juga<br />

para ilmuwan tidak mati kaku membela Revolusi Hijau. Para<br />

ilmuwan pun segera sadar, bahwa kaidah ilmiah yang dianutnya<br />

pun sebenarnya mengakui adanya prinsip-prinsip kelestarian,<br />

yang selama ini terhegemoni oleh tujuan-tujuan produksi yang<br />

pragmatis.<br />

Rudolf Diesel<br />

penemu mesin disel, yang<br />

aslinya saat diciptakan<br />

menggunakan bahan bakar<br />

minyak kacang<br />

PANGAN DAN LINGKUNGAN HIDUP 115

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!