02.07.2013 Views

A Perubahan Sosial

A Perubahan Sosial

A Perubahan Sosial

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

8) Hindari kata-kata yang terlalu kuat (mengiringi jawaban) atau<br />

terlalu lemah (tidak merangsang). Mengiringi jawaban akan<br />

mendorong responden keluar dari jalur masalah yang diteliti.<br />

Kata yang terlalu lemah akan memancing respons yang tidak<br />

memadai sehingga jawaban lebih dari satu pilihan.<br />

9) Susun pertanyaan yang tidak memaksa responden menjawab<br />

yang tidak sebenarnya karena takut akan adanya tekanan-tekanan<br />

sosial.<br />

10) Hindari membuat pertanyaan yang dapat dijawab dengan<br />

beberapa jawaban apabila hanya satu jawaban yang<br />

diinginkan.<br />

11) Jika mungkin, susunlah pertanyaan yang sedemikian rupa<br />

sehingga dapat membebaskan responden dari berpikir terlalu<br />

kompleks.<br />

12) Hindari kata-kata yang sentimental, seperti, cantik, jelek, buruk,<br />

dungu, bodoh, kurang ajar, dan lain-lain, sekiranya ada kata-kata<br />

lain yang lebih sopan dan netral.<br />

2. Wawancara<br />

Wawancara atau interview (tanya jawab lisan) merupakan salah<br />

satu bagian yang terpenting setiap penelitian. Tanpa wawancara,<br />

peneliti akan kehilangan informasi yang hanya didapat langsung<br />

melalui wawancara dengan responden. Pewawancara memerlukan<br />

persyaratan tertentu, yaitu keterampilan mewawancarai, motivasi<br />

yang tinggi, tidak ragu dan tidak takut dalam menyampaikan<br />

pertanyaan. Persyaratan itu sangat perlu karena antara pewawan cara<br />

dan responden masing-masing memiliki karakter yang berbeda dan<br />

tentu hal ini akan menghambat kelancaran proses wawancara.<br />

Sebelum melakukan wawancara, pewawancara perlu<br />

mempersiapkan diri terlebih dahulu melalui latihan. Pewawancara<br />

yang sudah berpe ngalaman pun perlu persiapan dan latihan. Latihan<br />

wawancara diadakan untuk memberikan bekal keterampilan untuk<br />

mengumpul kan data dengan hasil yang baik.<br />

Pewawancara merupakan kunci keberhasilan perolehan data<br />

yang diperlukan. Sikap pada waktu datang, sikap duduk, kecerahan<br />

wajah, tutur kata, keramahan, serta keseluruhan penampilan akan<br />

sangat berpengaruh terhadap isi jawaban responden. Oleh karena itu,<br />

perlu adanya latihan yang intensif bagi calon pewawancara. Fungsi<br />

pedoman wawancara adalah untuk mendapatkan hasil pencatatan<br />

yang lebih cepat dan perolehan data yang diperlukan.<br />

Saat proses wawancara berlangsung diperlukan situasi dan<br />

kondisi yang menunjang dan hindari dari pengaruh eksternal yang<br />

dapat mengganggu kelancaran wawancara. Teknik wawancara yang<br />

perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut.<br />

a. Usahakan pada waktu wawancara hanya responden yang hadir<br />

dan wawancara pun tidak membawa teman.<br />

b. Reaksi atau jawaban pertama terhadap pertanyaan itulah<br />

pendapat responden yang sesungguhnya.<br />

c. Jangan tergesa-gesa menulis jawaban tidak tahu karena jawaban<br />

tidak tahu dari responden sebenarnya dia sedang berpikir. Oleh<br />

karena itu, pewawancara harus sabar.<br />

d. Pada jawaban ya dan tidak, seringkali responden menambah kan<br />

keterangan maka semua jawaban tersebut dicatat dan tulislah<br />

komentar responden.<br />

e. Jawaban responden harus dimengerti maksudnya sebelum<br />

dicatat jika belum jelas sebaiknya ditanyakan lagi.<br />

Jendela<br />

Info<br />

Fakta yang diperlukan terkadang<br />

tidak tercatat, dan orang hanya<br />

dapat mengetahuinya jika ia<br />

menanyakannya. Ferree pada 1976<br />

mewawancarai 135 wanita yang<br />

mempunyai anak usia sekolah dasar,<br />

dan melaporkan bahwa para istri<br />

yang seluruh kegiatannya terbatas<br />

dalam rumah tangga “kurang puas<br />

dalam hidup” dibandingkan istri yang<br />

bekerja di luar rumah. Akan tetapi,<br />

dalam wawancara yang dilakukan<br />

Wright, pada 1978 dengan jumlah<br />

informan besar dan bersifat nasional<br />

serta pertanyaan yang sama,<br />

menghasilkan data yang berbeda.<br />

Hasil wawancara menyatakan tidak<br />

ada hubungan yang tetap antara<br />

kepuasan hidup istri dengan keadaan<br />

apakah mereka bekerja di luar<br />

rumah. Kasus tersebut memberi<br />

gambaran bahwa penelitian tunggal<br />

jarang memberikan bukti yang cukup<br />

sebelum diperkuat oleh penelitian<br />

ulang.<br />

Sumber: Sosiologi Jilid 2,1999<br />

Pengumpulan dan Pengolahan Data Penelitian 99

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!