Inu_Kencana_Safiie_-_IPDN_Undercover - Jogjabelajar.org
Inu_Kencana_Safiie_-_IPDN_Undercover - Jogjabelajar.org
Inu_Kencana_Safiie_-_IPDN_Undercover - Jogjabelajar.org
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Saat itu, walaupun seorang patih, Ayahanda memberikan<br />
kebebasan kepada putrinya dengan mengatakan, "Kamu ikut<br />
ayah atau ikut suamimu?" Kakak saya menjawab bahwa ia<br />
akan ikut suaminya. Ayahanda pun menegaskan, "Bagus...,<br />
itulah pengabdian istri kepada suami!" Mereka pun berpisah<br />
untuk waktu yang lama dalam pertempuran yang dikenang<br />
bangsa ini.<br />
3. MASA KELAHIRAN<br />
Saya lahir pada 14 Juni 1952 di Nagari Simalanggang, tujuh<br />
kilometer dari Kota Payakumbuh. Ketika itu, Ayahanda<br />
berumur lima puluh satu tahun dan Ibunda berumur empat<br />
puluh tahun. Jadi, saya adalah sisa terakhir kemampuan mereka<br />
sehingga banyak orang mengatakan bahwa saya anak<br />
sisa. Bahkan ada yang mengatakan bahwa retak tangan saya<br />
bergaris lurus melintang. Hal itu menunjukkan perlambang<br />
anak sisa tersebut.<br />
Keseluruhan nama saya diberikan oleh Ayahanda yang sudah<br />
beliau rancang lama dalam riwayat hidupnya. Saya tidak<br />
terlalu tahu persis arti INU. Ada yang mengatakannya sebagai<br />
singkatan I Gusti Ngurah Ungu karena Ayahanda senang<br />
mempergunakan bahasa Sansekerta dari nenek moyang beliau<br />
sebelum masuk Islam. Dalam bahasa Jepang, INU berarti Anjing.<br />
Meski demikian, di negeri Sakura, nama binatang ini<br />
22<br />
ternyata tidak berarti jelek. <strong>Kencana</strong> berarti emas, sedangkan<br />
Syafiie adalah nama ayah dan kakek saya.<br />
Sebagai anak kedua belas dan bungsu, saya sulit menyuruh<br />
orang lain. Biasanya, malah saya yang disuruh. Inilah yang<br />
berisiko dalam kehidupan saya selanjutnya: sulit mengerjakan<br />
pekerjaan bersama-sama. Saya senang bekerja sendiri, bahkan<br />
tidak mau sama sekali mencontek karya orang lain. Saya<br />
mencintai keaslian, kemurnian, kesetiaan, dan pengorbanan<br />
yang tulus ikhlas sehingga saya tidak senang induk ayam<br />
meninggalkan anaknya. Anak kucing yang terpisah dari induknya<br />
saya kembalikan sehingga saya terlambat ke sekolah.<br />
Sebagai anak sisa, saya memiliki kelainan. Saya tidak<br />
mampu dan tidak berkenan membayangkan Ayahanda dan<br />
Ibunda muda bercinta. Bagi saya, bayangan mereka berdua<br />
mesra dalam kasih sayang yang agung. Itulah sebabnya, bukubuku<br />
saya berhasil menulis berlembar-lembar perbedaan cinta<br />
dan seks. Bagi saya, cinta memiliki pengorbanan, sedangkan<br />
seks memiliki kepemilikan. Oleh karena itu, pada suami dan<br />
istri lahir cemburu.<br />
Saya menerima ASI selama lebih dari tiga tahun dan tidak<br />
pernah berpisah dengan Ibunda sampai kematian menjemput<br />
beliau. Untuk menghormati kemuliaan Ibunda, saya<br />
menginginkan sosok istri saya bertolak belakang dengan figur<br />
Ibunda. Karena Ibunda pendek, kecil, dan penuh kasih<br />
sayang keibuan, saya menginginkan istri saya tinggi, besar,<br />
23