20.07.2013 Views

Inu_Kencana_Safiie_-_IPDN_Undercover - Jogjabelajar.org

Inu_Kencana_Safiie_-_IPDN_Undercover - Jogjabelajar.org

Inu_Kencana_Safiie_-_IPDN_Undercover - Jogjabelajar.org

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

kawin, Islam tukang perang, Islam membuang uang saat naik<br />

haji, Islam jorok dalam berpenampilan, termasuk mengapa<br />

yang dikorbankan dalam Al Qur'an adalah Nabi Ismail a.s.,<br />

bukan Nabi Ishaq a.s. sebagaimana penjelasan Alkitab Perjanjian<br />

Lama. Untuk menjawab masalah-masalah ini, saya<br />

memperdalamnya lewat buku para mualaf Islam, seperti Prof.<br />

Dr. Maurice Bucaille, Prof. Dr. Roger Garaurdy, dan Prof. Dr.<br />

Fritsjof Szchoun.<br />

Pada awalnya, saya menjawab tanpa menggunakan sudut<br />

pandang mazhab, walaupun di belakang nama saya ada kata<br />

Syafiie. Penjelasan tentang Sunni dan Syiah saya sampaikan<br />

sekenanya, mumpung wanita ini sedang bertanya. Dengan<br />

begitu, saya memperoleh kesempatan untuk menjelaskan bahwa<br />

sebelum ditinggal Khadijah, istrinya, Muhammad tidak<br />

menikah dengan wanita mana pun. Pernikahan selanjutnya<br />

berbau politis agar para janda tidak dinikahi orang lain yang<br />

bukan Muslim. Tidak ada nuansa seks pada pernikahan beliau<br />

selanjutnya. Peperangan dilakukan karena begitulah bentuk<br />

kasih kepada pemerkosa, penjajah, perampok, penjudi.<br />

Inilah yang kemudian disebut dengan nahyi munkar. Kasih<br />

yang ditujukan bagi yang baik dan benar disebut dengan amar<br />

makruf.<br />

Naik Haji ke Mekah adalah peristiwa sejarah sebagaimana<br />

layaknya pendalaman materi pada kuliah kerja nyata. Islam<br />

terkesan jorok adalah karena umat Islam tidak memedomani<br />

72<br />

hadits Nabi yang mengatakan bahwa kebersihan adalah sebagian<br />

dari iman. Yang dipotong ketika Qurban adalah Nabi<br />

Ismail a.s. karena ia anak pertama sehingga nilai ujiannya sangat<br />

tinggi; suasananya lebih melankolis karena tidak punya<br />

anak yang lain lagi yang akan dipotong. Kalau yang dipotong<br />

Nabi Ishaq a.s., sudah barang tentu suasananya tidak menarik<br />

dan nilai ujiannya biasa saja karena masih ada anak yang lain.<br />

Dialog inilah yang kemudian melahirkan buku saya jilid demi<br />

jilid.<br />

Ketika kepala saya masih dipenuhi kain perban karena<br />

luka, saya didatangi Indah. Ia naik motor dengan kedua adik<br />

perempuannya, Anneta Anugrah Henny dan Ervin Saptarini<br />

Prikasih. Indah memakai baju tentara yang menyatu antara<br />

baju dan celana panjang. Saya bertanya dengan hati-hati mengenai<br />

agama yang akan menjadi anutan bersama. Ia Kristen<br />

Protestan dan saya Islam. Ia menjawab, "Apa saja. Saya jadi<br />

bingung. Silakan memengaruhi saya dan saya juga akan memengaruhi<br />

kamu. Kita mencari agama yang benar secara<br />

logika, baik secara moral, dan elok secara seni."<br />

Adakah kitab suci yang menghimpun segala disiplin ilmu,<br />

tanpa dogma yang memaksa umatnya untuk menganutnya,<br />

selain Islam? Saya tidak minta berdebat. Saya memperkenalkan<br />

Islam secara terbuka. Dia pun menatap saya dan<br />

mengangguk.<br />

73

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!