Inu_Kencana_Safiie_-_IPDN_Undercover - Jogjabelajar.org
Inu_Kencana_Safiie_-_IPDN_Undercover - Jogjabelajar.org
Inu_Kencana_Safiie_-_IPDN_Undercover - Jogjabelajar.org
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
ditempatkan berbulan-bulan dan bersunyi-sunyi di pedalaman<br />
tanah Papua ini. Masyarakat menyambut kedatangan saya<br />
di pelabuhan. Sebagai Kepala Kantor Kecamatan, saat itu<br />
saya mengumumkan akan melangsungkan bulan madu bersama<br />
istri saya, wanita tinggi langsing penuh pesona. Akan<br />
tetapi, bisa saja kami kembali seorang diri karena kegagalan<br />
petualangan.<br />
Beberapa bulan kemudian, Camat Edera dipindahkan. Saya<br />
lalu menggantikannya kendatipun tidak definitif. Meski<br />
demikian, kekuasaan tetap berada di tangan saya. Berbagai<br />
sambutan pada beberapa acara seperti hari sosial, pramuka,<br />
dharma wanita, pasar malam amal, perayaan tujuh belasan,<br />
saya ganti nuansanya menjadi agamis. Suasana mabuk-mabukkan,<br />
menonton film yang tidak baik, dan pesta dansa<br />
semalam suntuk saya ganti dengan drama yang saya dirikan<br />
sendiri grupnya. Mereka menyambutnya sebagai suatu yang<br />
baru.<br />
Jika pagi-pagi berbelanja ke pasar, berdua bergandengan,<br />
kami menjadi sorotan tajam. Waktu itu, istri saya belum memakai<br />
jilbab. Istri saya memerlukan waktu yang panjang<br />
untuk menyadari pentingnya memakai penutup aurat itu. la<br />
masih memakai celana panjang dengan sepatu tumit tingginya.<br />
Padahal, tanpa sepatu pun, ia masih lebih tinggi tubuhnya<br />
daripada saya. Akan tetapi, semua itu tidak membuat saya harus<br />
merasa rendah diri.<br />
78<br />
Untuk keindahan, saya selalu membiarkan rambutnya<br />
jatuh sampai ke bahu. Tubuhnya yang harum membuat saya<br />
pulang kantor setiap empat jam sekali. Lagu-lagu Pance Pondaag<br />
dan Rinto Harahap mengisi kesunyian kamar kami yang<br />
kami buat remang-remang.<br />
Kalau ada persoalan pada malam hari karena ada yang<br />
mabuk, misalnya, masyarakat dengan sukarela mendapatkan<br />
penyelesaian dengan cara merenungi arti kehidupan. Saya kemudian<br />
menjadi lebih mirip tokoh agama daripada aparat<br />
pemerintah kecamatan. Pastor dan pendeta menjadi teman<br />
saya berdialog. Kami tidak membicarakan peribadatan, tetapi<br />
mengukir agama dengan kajian filosofis.<br />
Komandan Rayon Militer dan Kepala Kepolisian Resort<br />
pun sering bertandang mendengar saya bercerita tentang pengalaman<br />
bertualang ketika muda. Akan tetapi, apabila malam<br />
hari menjelang pukul 09.00. Semua tamu meninggalkal<br />
kami berdua seakan mengerti bahwa kami masih berbulan<br />
madu.<br />
Berbagai kitab cinta kami buka. Termasuk dalam hal itu,<br />
kami memberikan nuansa agama. Sebagai contoh, kami sangat<br />
memerhatikan aturan untuk tidak melakukan anal seks<br />
dan oral seks karena itu terkutuk. Kami senantiasa memohon<br />
agar Allah menghadirkan malaikat-Nya untuk menjaga kami.<br />
Kami tidak berkenan melakukan yang dilarang oleh Allah<br />
dan Rasul-Nya. Sesungguhnya, Allahlah yang mendatangkan<br />
79