Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
-.<br />
-0<br />
• Petani/penangkar perlu bantuan mengenai pasar. Hal ini terkait dengan misalnya<br />
pengadaan benih BLBU untuk SL-PTT yang dilakukan oleh PT SHS dan PT Pertani,<br />
• Perlu bantuan sosialisasi bagi petanilmasyarakat yang selama inj belum menggunakan<br />
benih bermutu untuk secara sadar menggunakan benih bennutu. Hal terse but akan<br />
menciptakan pasar potencial bagi benih bermutu yang diproduksi oleh para penangkar di<br />
daerah.<br />
5. Model Penangkaran Benih Berbasis komunitas<br />
Menurut Hamowo dan Subandi (2008) penangkaran benih berbasis komunitas memiliki<br />
prospek cukup baik untuk dikembangkan di sentra-sentra produksi comoditas. Untuk komoditas<br />
padi, model tersebut sudah cukup berkembang di masyarakat penangkar. Sebaliknya, untuk<br />
komoditas kedelai dan jagung, model penangkaran benih berbasis komunitas belum dapat<br />
berjalan seperti yang diharapkan. Untuk mendukung usaha penangkaran benih berbasis<br />
komunitas, diperlukan kerjasama kemitraan antara kelompok tani atau Gabungan Kelompok<br />
Tani (Gapoktan) dengan penangkar benih skala menengah/besar.<br />
Penangkar benih skala menengah/besar tersebut diharapkan hadala BUMN yang<br />
bergerak pada industri benih, seperti PT. Sang Hyang seri dan PT. Pertani. BUMN tersebut<br />
dapat berfungsi sebagai pemasok saprodi, benih sumber dan mungkin pennodalan bagi<br />
petani/kelompok tani penangkar benih. Dengan perjanjian yang jelas mengenai harga calon<br />
benih, biaya saprodi dan lain-lain maka BUMN akan menanmpung calon benih yang sudah<br />
diproduksi oleh komunitas petani penangkar benih. Proses sertifikasi sebaiknya dilakukan oleh<br />
BUMN . Apabila model ini dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada sentra-sentra produksi<br />
benih di daerah-daerah (paling tidak di setiap kabupaten), maka hal ini diharapkan akan dapat<br />
menekan harga benih bersertifikat, terutama akibat berkurangnya biaya transportasi, kaerna<br />
diproduksi di wilayah sendiri.<br />
VI. KESIMPULAN DAN SARAN<br />
Kesimpulan<br />
• Penangkaran benih dilakukan 6-8 bulan sebelumnya; sehingga untuk memenuhi kebutuhan<br />
benih pada periode tanam September - Desember, benih perlu disiapkan/diproduksi pada<br />
Januari - April. Untuk keperluan Mei - Agustus, benih perlu disiapkanJdiproduksi pada<br />
September - Desember. Untuk keperluan Januari - April, benih perlu disiapkanJdiproduksi<br />
pada bulan September - Desember.<br />
• Untuk menyediakan benih > 90%, Sumatera Utara membutuhkan peningkatan produksi<br />
benih padi sebesar > 40%, benih jagung > 80%, dan benih kedele > 40%.