Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
-..<br />
I. PENDAHULUAN <br />
1.1. Latar Belakang<br />
Varietas unggul merupakan salah satu teknologi yang berperan penting dalam<br />
peningkatan kuantitas dan kualitas produk pertanian. Kontribusi nyata varietas unggul terhadap<br />
peningkatan produksi padi nasional antara lain tercerrnin dari pencapaian swasembada beras<br />
pada tahun 1984. Hal ini terkait dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh varietas unggul padi, antara<br />
lain berdaya hasil tinggi, tahan terhadar.> hama dan penyakit utama, dan umur genjah sehingga<br />
sesuai dikembangkan dalam pola tanam tertentu, dan rasa nasi enak dengan kadar protein<br />
relatif tinggi.<br />
Keberhasilan diseminasi teknologi varietas unggul ditentukan antara lain oleh<br />
kemampuan industri benih untuk memasok benih hingga ke petani. Oleh karena itu, sistem<br />
perbenihan yang tangguh (produktif, efisien, berdaya saing dan berkelanjutan) sangat<br />
diperlukan untuk mendukung upaya peningkatan produksi benih dan mutu produk pertanian.<br />
Perbanyakan benih padi dan tanaman pangan pada umumnya dimulai dari penyediaan<br />
benih penjenis (BS) oleh balai penelitian komoditas, sebagai sumber bagi perbanyakan benih<br />
dasar (BO), benih pokok (BP), dan benih sebar (BR). Kesinambungan alur perbanyakan benih<br />
tersebut sangat berpengaruh terhadap ketersediaan benih sumber yang sesuai dengan<br />
kebutuhan produsen/penangkar benih dan menentukan proses produksi benih sebar.<br />
Kelancaran alur perbanyakan benih juga sangat menentukan kecepatan penyebaran varietas<br />
unggul baru (VUB) kepada petani (Badan Litbang Pertanian, 2007).<br />
Walaupun pemerintah telah memprogramkan peningkatan produksi kedelai, baik melalui<br />
intensifikasi maupun ekstensifikasi, dan petani sudah siap untuk berusahatani kedelai<br />
(Oepartemen Pertanian RI, 2008), permasalahan muncul terkait dengan penyediaan benih<br />
kedelai bermutu yang memenuhi 'enam syarat tepat' (tepat varietas, jumlah, lokasi, mutu, waktu<br />
dan harga) bagi petani yang belum tertangani secara optimal. Oengan demikian, upaya<br />
membangun dan mengembangkan sistem penyediaan benih kedelai berrnutu bagi petani<br />
merupakan hal yang harus segera dilaksanakan. Hal ini mengingat ketersediaan benih bermutu<br />
yang cukup merupakan komponen teknologi utama dalam usahatani. Petani yang menggunakan<br />
benih keelelai berrnutu masih di bawah 15 %. Benih berrnutu dari varietas unggul spesik lokasi<br />
juga merupakan komponcn teknologi yang paling cepat diadopsi oleh petani (Anonim, 2007;<br />
Subandi, 2008).<br />
Produktivitas jagung rata-rata di Sumatera Utara pada tahun 2009 adalah 4,57 t1ha lebih<br />
tinggi dari produktivitas jagung nasional sebesar 4,16 t1ha (BPS, 2009). Potensi hasil jagung<br />
varietas komposit sebenamya dapat mencapai 7 - 8 tlha. Rendahnya produktivitas in; karena<br />
hanya 7 % petani yang menggunakan benih berrnutu. Oi sisi lain telah banyak varietas unggul<br />
yang dilepas, baik jenis komposit maupun hibrida. Jagung komposit yang dilepas semuanya<br />
5