Laporan KPPU Tahun 2009
Laporan KPPU Tahun 2009
Laporan KPPU Tahun 2009
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Persentase dari pendapatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:<br />
Market Share Upstream Hypermarket dan Supermarket<br />
di Indonesia <strong>Tahun</strong> 2005-2008<br />
Nama Peritel 2005 2006 2007 2008<br />
MATAHARI 22.53% 22.49% 21.14% 18.58%<br />
CARREFOUR INDONESIA 32.49% 40.82% 46.30% 57.99%<br />
RAMAYANA 16.46% 10.13% 9.52% 8.61%<br />
HERO 15.82% 18.45% 16.40% 13.03%<br />
ALFA RETAILINDO 9.21% 6.12% 4.79%<br />
YOGYA 0.31% 0.21% 0.23%<br />
0.29%<br />
LION SUPERINDO 3.19% 1.79% 1.62% 1.51%<br />
TOTAL 100% 100% 100% 100%<br />
Selanjutnya hasil pemeriksaan menunjukkan, penguasaan pasar dan posisi dominan Carrefour<br />
tersebut disalahgunakan kepada para pemasok dengan meningkatkan dan memaksakan<br />
potongan-potongan harga pembelian barang-barang pemasok melalui skema yang disebut<br />
sebagai “trading terms”. Pasca akuisisi Alfa, potongan trading terms kepada pemasok Alfa<br />
meningkat dalam kisaran sebesar 13% - 20%. Selain itu ditemukan juga bukti bahwa pemasok<br />
Alfa dipaksa untuk memasok Carrefour pasca akuisisi. Pemasok tidak berdaya untuk menolak<br />
kenaikan tersebut karena faktual nilai penjualan pemasok di Carrefour cukup signifikan<br />
sehingga pemasok mau tidak mau mengikuti seluruh kemauan Carrefour meskipun potongan<br />
trading terms sudah semakin memberatkan pemasok.<br />
Oleh karena itu, Majelis Komisi menilai telah terdapat bukti yang sah dan meyakinkan bahwa<br />
Carrefour melanggar Pasal 17 ayat (1) dan Pasal 25 ayat (1) a UU No 5 <strong>Tahun</strong> 1999.<br />
Terkait dengan dugaan pelanggaran Pasal 20 UU No 5 <strong>Tahun</strong> 1999 mengenai jual rugi yang<br />
dilakuan oleh Carrefour terhadap pasar tradisional, Majelis Komisi tidak dapat melakukan<br />
analisis dikarenakan Tim Pemeriksa tidak melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait hal<br />
tersebut.<br />
Terkait dengan penerapan Pasal 28 UU No 5 <strong>Tahun</strong> 1999, Majelis Komisi menyatakan<br />
bahwa seluruh unsur dalam Pasal 28 UU No 5 <strong>Tahun</strong> 1999 telah terpenuhi, namun dengan<br />
ketiadaannya Peraturan Pemerintah sampai dengan saat ini.<br />
Berdasarkan fakta dan bukti yang diperoleh dalam Sidang Majelis tersebut, Majelis Komisi<br />
memutuskan:<br />
a. Menyatakan bahwa PT. Carrefour Indonesia terbukti secara sah dan meyakinkan<br />
melanggar Pasal 17 ayat (1) dan Pasal 25 ayat (1) huruf a UU No 5 <strong>Tahun</strong> 1999;<br />
b. Menyatakan bahwa PT. Carrefour Indonesia tidak terbukti melanggar Pasal 20 dan Pasal<br />
28 ayat (2) UU No 5 <strong>Tahun</strong> 1999.<br />
c. Memerintahkan PT Carrefour Indonesia untuk melepaskan seluruh kepemilikannya di<br />
PT Alfa Retailindo, Tbk kepada pihak yang tidak terafiliasi dengan PT Carrefour Indonesia<br />
selambat-lambatnya satu tahun setelah putusan ini berkekuatan hukum tetap.<br />
d. Menghukum PT Carrefour Indonesia membayar denda sebesar Rp 25.000.000.000,00<br />
(dua puluh lima miliar rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran<br />
pendapatan denda pelanggaran di bidang Persaingan Usaha Departemen Perdagangan<br />
Sekretariat Jenderal Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui Bank<br />
Pemerintah dengan Kode Penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di<br />
Bidang Persaingan Usaha).<br />
<strong>Laporan</strong> <strong>Tahun</strong> <strong>2009</strong><br />
Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia<br />
37