27.11.2014 Views

Makalah Seminar Hasil Penelitian TA 2007 KAJI ULANG SISTEM ...

Makalah Seminar Hasil Penelitian TA 2007 KAJI ULANG SISTEM ...

Makalah Seminar Hasil Penelitian TA 2007 KAJI ULANG SISTEM ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Ketidakefektifan HET menyebabkan petani dirugikan karena harus membayar harga<br />

pupuk lebih tinggi daripada HET. Disamping petani, pemerintah yang sudah<br />

mengeluarkan subsidi juga dirugikan dalam bentuk turunnya kredibilitas pemerintah di<br />

mata petani. Satu-satunya pihak yang tidak dirugikan sehubungan dengan<br />

ketidakefektifan HET pupuk adalah produsen pupuk. Hal ini karena produsen pupuk<br />

sekurang-kurangnyua masih memperoleh keuntungan normal sesuai dengan negosiasi<br />

yang disepakati antara mereka dengan pemerintah.<br />

Bertitik tolak dari fakta diatas muncul wacana untuk mengubah modus subsidi<br />

harga pupuk yang semula diberikan langsung kepada produsen pupuk menjadi<br />

diberikan langsung kepada petani. Hal ini sejalan dengan kesepakatan antara<br />

pemerintah derngan DPR bahwa subsidi harga pupuk adalah untuk membantu petani,<br />

bukan pabrik pupuk (Simatupang, 2004). Dengan modus subsidi harga pupuk langsung<br />

kepada petani, petani akan membeli pupuk sesuai dengan harga pasar. Disamping itu,<br />

akan tercipta kesamaan harga pupuk di pasar domestik dengan pasar internasional<br />

sehingga diharapkan akan mengurangi penyelundupan pupuk untuk ekspor.<br />

Sistem Distribusi<br />

Perlu diketahui bahwa sistem distribusi pupuk bersubsidi yang berlaku saat ini<br />

bersifat terbuka dan pasif. Yang dimaksud bersifat pasif adalah bahwa penyaluran<br />

pupuk bersubsidi dilakukan oleh produsen mulai dari pabrik sampai ke tingkat pengecer<br />

yang selanjutnya dijual di pasar secara pasif dalam arti siapapun baik petani yang<br />

berhak maupun bukan secara sendiri-sendiri maupun berkelompok dapat membeli<br />

pupuk dengan cara datang ke kios pengecer yang berlokasi di kecamatan atau desa.<br />

Yang dimaksud bersifat terbuka adalah bahwa sistem distribusi hanya memiliki delivery<br />

system (sistem distribusi dari produsen sampai pengecer (lini IV)) dan tidak memiliki<br />

receiving system (sistem penerimaan oleh petani). Akibatnya, pengecer resmi dapat<br />

menjual pupuk bersubsidi kepada siapa saja termasuk kepada mereka yang tidak<br />

berhak.<br />

Sistem distribusi pupuk bersubsidi yang bersifat terbuka dan pasif tersebut<br />

menyebabkan petani berpeluang besar tidak mendapatkan jumlah pupuk bersubsidi<br />

sesuai dengan yang dibutuhkan. Dengan perkataan lain sistem distribusi tersebut<br />

seringkali menyebabkan terjadinya langka pasok. Terjadinya langka pasok berarti<br />

sejumlah azas dalam pendistribusian pupuk bersubsidi, seperti tepat jumlah, jenis, mutu,<br />

waktu dan tempat, akan dilanggar. Menurut Pasaribu (2006), ketersediaan pupuk<br />

bersubsidi seringkali lebih kecil daripada kebutuhan petani (Pasaribu, 2006). Dengan<br />

demikian, langka pasok akan semakin mengurangi ketersediaan pupuk bersubsidi dan<br />

3

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!