17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bab 4<br />

Anggaran Belanja Pemerintah Pusat<br />

pinjaman luar negeri yang semakin<br />

menurun akibat kebijakan pemerintah<br />

untuk mengurangi ketergantungan<br />

terhadap pinjaman luar negeri,<br />

sehingga penerbitan SBN valas di pasar<br />

internasional hanya dilakukan sebagai<br />

pelengkap dengan mempertimbangkan<br />

biaya dan risiko utang yang harus<br />

ditanggung. Kebijakan pembiayaan<br />

melalui pinjaman luar negeri tetap<br />

diarahkan pada posisi negatif, yaitu<br />

penarikan pinjaman luar negeri lebih<br />

kecil dari pembayaran pokok pinjaman<br />

luar negeri.<br />

Khusus untuk APBNP tahun 2013, penyebab lain terjadinya peningkatan pembayaran bunga<br />

utang dalam negeri adalah dampak dari reklasifikasi perubahan pembayaran bunga utang<br />

SBN valas dari akun bunga utang luar negeri menjadi akun bunga utang dalam negeri.<br />

Perubahan akun tersebut menyebabkan<br />

alokasi kebutuhan pembayaran bunga<br />

utang dalam negeri meningkat sebesar<br />

21,6 persen dalam APBNP tahun 2013.<br />

Sementara itu, alokasi kebutuhan<br />

pembayaran bunga utang luar negeri<br />

mengalami penurunan sebesar 52,7 persen<br />

dalam APBNP tahun 2013. Perubahan ini<br />

dilakukan berdasarkan atas rekomendasi<br />

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) agar<br />

konsisten dengan pencatatan akun SBN<br />

valas pada sisi pembiayaan dalam negeri.<br />

Ilustrasi mengenai perkembangan belanja<br />

pembayaran bunga utang sebagaimana<br />

dilihat dalam Grafik 4.37.<br />

Subsidi<br />

120,0<br />

100,0<br />

80,0<br />

60,0<br />

40,0<br />

20,0<br />

GRAFIK 4.36<br />

PORSI PEMBAYARAN BUNGA UTANG BERDASARKAN INSTRUMEN, 2008 - 2013<br />

(triliun Rupiah)<br />

22,3<br />

65,2<br />

18,4 18,6<br />

74,3 72,5<br />

0,0<br />

2008 2009 2010 2011 2012 2013*<br />

*) APBNP 2013<br />

SBN<br />

Pinjaman LN<br />

Sumber : Kementerian Keuangan<br />

GRAFIK 4.37<br />

PERKEMBANGAN PEMBAYARAN BUNGA UTANG, 2008 – 2013<br />

(triliun Rupiah)<br />

120,0<br />

0,0<br />

2008 2009 2010 2011 2012 2013*<br />

Utang Dalam negeri 59,9 63,7 61,5 66,8 70,2 96,8<br />

Utang Luar Negeri 28,5 30,1 26,9 26,5 30,3 15,8<br />

Pembayaran Bunga Utang 88,4 93,8 88,4 93,3 100,5 112,5<br />

Subsidi merupakan alokasi anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga yang<br />

memproduksi, menjual barang dan jasa, yang memenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian<br />

rupa, sehingga harga jualnya dapat dijangkau masyarakat. Belanja subsidi terdiri dari subsidi<br />

energi (subsidi BBM, BBN, LPG tabung 3 kg, dan LGV serta subsidi listrik) dan subsidi nonenergi<br />

(subsidi pangan, subsidi pupuk, subsidi benih, subsidi PSO, subsidi bunga kredit program,<br />

dan subsidi pajak/DTP). Walaupun penyediaan anggaran subsidi oleh Pemerintah dalam<br />

beberapa tahun terakhir ini jumlahnya mengalami peningkatan yang cukup besar, penyediaan<br />

anggaran subsidi tersebut harus tetap memperhatikan kemampuan keuangan negara. Dalam<br />

rentang waktu 2008-2013, realisasi anggaran belanja subsidi cukup berfluktuasi, dan secara<br />

nominal mengalami peningkatan sebesar Rp72,8 triliun atau tumbuh rata-rata 4,8 persen per<br />

tahun. Pertumbuhan yang cukup tinggi tersebut antara lain disebabkan oleh: (1) perubahan<br />

100,0<br />

80,0<br />

60,0<br />

40,0<br />

20,0<br />

Keterangan:<br />

*) APBNP<br />

1. Tahun 2008 - 2012, Bunga Utang Dalam Negeri berasal dari SBN domestik, Pinjaman Dalam Negeri dan Belanja Pembayaran Denda ; sementara<br />

Bunga Utang Luar Negeri berasal dari Pinjaman Luar Negeri dan SBN valas<br />

2. Tahun 2013 Bunga Utang Dalam Negeri berasal dari SBN domestik, SBN valas, dan Pinjaman Dalam Negeri; sementara<br />

Bunga Utang Luar Negeri berasal dari Pinjaman Luar Negeri.<br />

Sumber : Kementerian Keuangan<br />

13,7<br />

78,3<br />

14,4<br />

85,5<br />

15,9<br />

95,5<br />

120,0<br />

100,0<br />

80,0<br />

60,0<br />

40,0<br />

20,0<br />

0,0<br />

4-48<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!