17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Kebijakan Desentralisasi Fiskal<br />

Bab 5<br />

Rp60,5 triliun, atau naik Rp17,5 triliun (40,6 persen) jika dibandingkan dengan alokasinya<br />

dalam APBNP 2013 sebesar Rp43,1 triliun.<br />

5.4.1.2.3.2 Tambahan Penghasilan Guru PNSD<br />

Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD diberikan kepada guru yang belum mendapatkan<br />

Tunjangan Profesi Guru dengan besaran Rp250.000,00 per bulan yang diberikan selama<br />

12 bulan dalam setahun. Dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>, Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD<br />

direncanakan sebesar Rp1,9 triliun, atau turun Rp558,4 miliar (23,2 persen) jika dibandingkan<br />

dengan alokasinya dalam APBNP 2013 sebesar Rp2,4 triliun.<br />

5.4.1.2.3.3 Bantuan Operasional Sekolah<br />

Dana BOS dialokasikan untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan dasar sebagai urusan<br />

daerah melalui penyaluran dana ke RKUD Provinsi, untuk selanjutnya diteruskan ke sekolah<br />

dengan mekanisme hibah.<br />

BOS adalah dana yang digunakan terutama untuk biaya nonpersonalia bagi satuan pendidikan<br />

dasar sebagai pelaksanaan program wajib belajar, dan dimungkinkan untuk mendanai beberapa<br />

kegiatan lain sesuai petunjuk teknis Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Pemberian dana BOS<br />

bertujuan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan<br />

beban biaya bagi siswa yang lain sehingga memperoleh layanan pendidikan yang lebih bermutu<br />

dalam rangka penuntasan Wajib Belajar Sembilan Tahun. Dana BOS merupakan stimulus bagi<br />

daerah dan bukan pengganti (substitusi) dari kewajiban daerah untuk menyediakan anggaran<br />

pendidikan. Sehubungan dengan hal itu, pemberian dana BOS akan diikuti dengan perkuatan<br />

monitoring dan evaluasi untuk menghindari terjadinya penyimpangan sekaligus memastikan<br />

bahwa daerah tidak mengurangi alokasi anggaran untuk penyelenggaraan BOS Daerah<br />

(BOSDA). BOS akan dikelola oleh Tim Pusat, Tim Provinsi, dan Tim Kabupaten/Kota yang<br />

berkoordinasi secara teratur untuk menjamin agar pelaksanaan BOS mulai dari perencanaan,<br />

penganggaran, pengalokasian, penyaluran, pelaporan, monitoring, dan evaluasi berjalan lancar<br />

dan meminimalkan permasalahan.<br />

Anggaran dana BOS dalam <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong> direncanakan sebesar Rp24,1 triliun, atau naik<br />

Rp627,8 miliar (2,7 persen) jika dibandingkan dengan alokasinya dalam APBNP 2013 sebesar<br />

Rp23,4 triliun.<br />

5.4.1.2.3.4 Dana Insentif Daerah<br />

Dana Insentif Daerah (DID) ditujukan terutama dalam rangka pelaksanaan fungsi<br />

Pendidikan yang menjadi urusan daerah dan dialokasikan kepada daerah berprestasi dengan<br />

mempertimbangkan kriteria tertentu. Tujuan lain yang diharapkan dari pengalokasian DID<br />

adalah untuk mendorong agar daerah berupaya untuk mengelola keuangannya dengan lebih<br />

baik yang ditunjukkan dengan perolehan opini Badan Pemeriksa Keuangan atas laporan<br />

keuangan pemerintah daerah dan mendorong agar daerah berupaya untuk selalu menetapkan<br />

APBD secara tepat waktu.<br />

Penentuan daerah berprestasi dan penghitungan besaran alokasi dilakukan berdasarkan kriteria<br />

utama, kriteria kinerja, dan Batas Minimum Kelulusan Kinerja.<br />

a. Kriteria utama merupakan kriteria yang harus dipenuhi sebagai penentu kelayakan daerah<br />

penerima, meliputi: daerah mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong><br />

5-41

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!