17.01.2015 Views

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

NK- RAPBN 2014

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bab 6<br />

Defisit, Pembiayaan Anggaran, dan Risiko Fiskal<br />

lingkup proyek; dan (c) permasalahan dalam pelaksanaan proyek khususnya proyek<br />

infrastruktur, misalnya kondisi cuaca ekstrim.<br />

Dari penarikan pinjaman proyek yang diterima oleh Pemerintah Pusat rata-rata sekitar 24 persen<br />

diteruspinjamkan kepada BUMN dan pemerintah daerah (Pemda). Penerusan pinjaman tersebut<br />

merupakan fasilitas yang diberikan Pemerintah kepada BUMN dan Pemda untuk memperoleh<br />

pinjaman, khususnya pinjaman dalam bentuk pembiayaan kegiatan tertentu. Pemberian<br />

pinjaman kegiatan atau proyek kepada BUMN dan Pemda melalui mekanisme penerusan<br />

pinjaman dikarenakan BUMN dan Pemda berbeda entitas akuntansi dengan Pemerintah pusat.<br />

Selain itu, sesuai ketentuan BUMN dan Pemda dilarang melakukan perikatan dalam bentuk<br />

apapun yang dapat menimbulkan kewajiban untuk melakukan Pinjaman Luar Negeri. Dalam<br />

mekanisme penerusan pinjaman ini, proses pengadaan pinjamannya tetap harus dilakukan<br />

dengan hati-hati, mengingat (1) penarikannya memberikan potensi peningkatan outstanding<br />

pinjaman meskipun bersifat in-out dalam APBN; (2) lender tetap memperlakukan pinjaman<br />

tersebut sebagai pinjaman Pemerintah; (3) terdapat potensi mismatch antara penerimaan<br />

pembayaran kewajiban dari penerima penerusan pinjaman dengan pembayaran kewajiban<br />

kepada lender; dan (4) seperti halnya pinjaman proyek, rendahnya penyerapan penerusan<br />

pinjaman berpotensi menambah biaya pinjaman.<br />

Dalam periode 2009-2012, realisasi<br />

penerusan pinjaman rata-rata mencapai<br />

sebesar 45,2 persen terhadap pagu<br />

APBNP. Selanjutnya, dalam tahun 2013<br />

realisasi penerusan pinjaman sampai<br />

dengan semester I mencapai 14,5 persen<br />

dari pagu APBNP 2013 sebesar Rp6,7<br />

triliun. Apabila dilihat dari komposisi<br />

pengguna dana penerusan pinjaman<br />

dalam periode 2009-2013, BUMN adalah<br />

lembaga peminjam terbesar, sisanya<br />

adalah Pemda. Di antara pengguna<br />

dana penerusan pinjaman, PT PLN<br />

(Persero) merupakan pengguna dengan jumlah alokasi paling besar yang digunakan<br />

untuk mendukung pembangunan dan pengembangan infrastruktur listrik.<br />

Perkembangan penarikan penerusan pinjaman dalam periode 2009-2013 disajikan dalam<br />

Grafik 6.17.<br />

Selanjutnya, untuk memenuhi kewajiban<br />

terkait penarikan pinjaman luar negeri<br />

Pemerintah melakukan pembayaran<br />

cicilan pokok utang luar negeri. Dalam<br />

Periode 2008-2012, realisasi pembayaran<br />

cicilan pokok utang luar negeri rata-rata<br />

mencapai 100,8 persen terhadap pagu<br />

APBNP. Selanjutnya, dalam tahun 2013<br />

realisasi pembayaran cicilan pokok utang<br />

luar negeri sampai dengan semester I<br />

mencapai 42,3 persen dari pagu APBNP<br />

2013 sebesar Rp59,2 triliun. Pembayaran<br />

triliun rupiah<br />

18,0<br />

16,0<br />

14,0<br />

12,0<br />

10,0<br />

8,0<br />

6,0<br />

4,0<br />

2,0<br />

-<br />

60,0<br />

50,0<br />

40,0<br />

30,0<br />

20,0<br />

10,0<br />

-<br />

GRAFIK 6.17<br />

PERKEMBANGAN PENARIKAN PENERUSAN PINJAMAN, 2009–2013<br />

13,0<br />

47,6%<br />

6,2<br />

*) Realisasi s.d. semester I 2013<br />

Sumber: Kementerian Keuangan<br />

GRAFIK 6.18<br />

PERKEMBANGAN PEMBAYARAN CICILAN POKOK UTANG LUAR NEGERI, 2008–2013<br />

triliun rupiah<br />

80,0<br />

103,6% 98,6%<br />

70,0<br />

63,4<br />

61,3<br />

68,0<br />

69,0<br />

93,5%<br />

100,2%<br />

50,6<br />

54,1 47,2 47,3<br />

102,8%<br />

51,1<br />

49,7<br />

2008 2009 2010 2011 2012 2013*)<br />

*) Realisasi s.d. semester I 2013<br />

Sumber: Kementerian Keuangan<br />

16,8<br />

52,3%<br />

8,8<br />

11,7<br />

36,0%<br />

4,2<br />

8,4<br />

44,5%<br />

2009 2010 2011 2012 2013*)<br />

3,8<br />

APBNP Realisasi % Realisasi (RHS)<br />

APBNP Realisasi % Realisasi (RHS)<br />

6,7<br />

59,2<br />

14,5%<br />

1,0<br />

42,3%<br />

25,1<br />

60,0%<br />

50,0%<br />

40,0%<br />

30,0%<br />

20,0%<br />

10,0%<br />

0,0%<br />

120%<br />

100%<br />

80%<br />

60%<br />

40%<br />

20%<br />

0%<br />

6-22<br />

Nota Keuangan dan <strong>RAPBN</strong> <strong>2014</strong>

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!