Edisi 3 - Kanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Selatan

lima, sepuluh dan lima belas tahun dan keinginan dan cita-cita luhur
harus tertulis dalam bentuk buku-buku dakwah Tauhid yang dicetak dan
disebarkan secara luas. Tidak lupa menggunakan teknologi masa kini
seperti blog, web, face book dan twiter di internet.
Dakwah ini memerlukan banyak dana, sumbangan dari berbagai
pihak agar dakwah ini mandiri. Perlu dibentuk Koperasi Syariah agar
masyarakat merasakan kesejahteraan ketika menjalankan ajaran tauhid.
Juga perlu bimbingan pengelolaan keuangan untuk mendapatkan
kesejahteraan dunia dan akhirat.
Untuk menata ulang kehidupan sosial kemasyarakatan yang islami,
pemberdayaan Zakat untuk fakir miskin suatu hal yang lazim dilakukan
agar tidak terjadi kesenjangan sosial. Umat Islam memerlukan Dana
Umum Abadi untuk menghadapi bencana alam, kebakaran dan banjir
dengan dana wakaf tunai atau harta dan disebarkan secara merata demi
keutuhan umat.
Dakwah dengan konsep tauhid bersifat permanen, selama di
bumi ada yang mengucapkan Allah, maka tidak akan terjadi Kiamat
sebagaimana ramalan Nabi SAW : “Tidak berdiri Sa`ah (kiamat) hingga
tidak ada lagi orang yang mengucapkan Allah, Allah.”. Oleh karena itu
pengkaderan para da`i yang memahami konsep dakwah Tauhid ini harus
diselenggarakan demi kelestarian hidup manusia.
G. Penutup
Makalah ini dapat disimpukan dengan simpulan berikut ini:
1. Persoalan Umat Islam di Indonesia dapat dikelompokkan dalam tiga
hal, krisis identitas, krisis solidaritas, dan krisis moralitas.
2. Pemahaman para Da`i terhadap makna Dakwah Islamiyah akan
memudahkan mencapai keberhasilan yang diridhai Allah SWT.
3. Ajaran Tauhid kunci sukses dakwah Rasulullah SAW.
4. Orgensi Dakwah dengan konsep Tauhid.
5. Dakwah dengan konsep Tauhid akan memberi tatanan sosial yang
seimbang antara ubudiyah kepada Allah SWT dan hubungan harmonis
sesama manusia
6. Jabaran Dakwah Tauhid yang dilaksanakan di masyarakat akan
Jurnal Penyuluh Bidang Penamas Kanwil Kemenag Prov. Kalsel 17