Kegagalan Leipzig Terulang di Jakarta - Elsam
Kegagalan Leipzig Terulang di Jakarta - Elsam
Kegagalan Leipzig Terulang di Jakarta - Elsam
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
. Kasasi<br />
Para terdakwa yang <strong>di</strong>putus bebas oleh majelis hakim perkaranya <strong>di</strong>ajukan kasasi oleh<br />
jaksa penuntut umum. Sampai saat ini tidak ada kejelasan informasi mengenai berkas<br />
mana saja yang telah <strong>di</strong>majukan ke tingkat kasasi. Melihat jumlah terdakwa yang<br />
<strong>di</strong>bebaskan maka ada 6 berkas perkara yang seharusnya <strong>di</strong>ajukan oleh jaksa penuntut<br />
umum ke MA. Sama halnya dengan pemeriksaan tinkat ban<strong>di</strong>ng, pemeriksaan <strong>di</strong><br />
tingkat kasasi ini juga belum jelas kapan akan <strong>di</strong>periksa dan akan <strong>di</strong>selesaikan. Dalam<br />
tingkat kasasi ini juga ada batas waktu pemeriksaannya yaitu selama 90 hari, hal ini<br />
patut <strong>di</strong>pertanyakan mengingat berkas perkara dengan terdakwa Timbul Silaen dan<br />
Herman Sedyono Dkk, yang telah <strong>di</strong>putus setahun yang lalu dan berkasnya <strong>di</strong>ajukan<br />
kasasi juga sampai saat ini tidak jelas hasil keputusannya.<br />
VII.<br />
Simpulan dan Rekomendasi<br />
Uraian atas seluruh segi persidangan <strong>di</strong> atas, yang telah menunjukkan dengan gamblang<br />
bagaimana proses persidangan seluruh berkas perkara kejahatan kemanusiaan <strong>di</strong> Timor<br />
Timur paska jajak pendapat <strong>di</strong>periksa pada Penga<strong>di</strong>lan HAM Ad Hoc, mengingatkan kita<br />
pada kegagalan Penga<strong>di</strong>lan <strong>Leipzig</strong> setelah Perang Dunia I. Seperti <strong>di</strong>ketahui, setelah<br />
Perang Dunia I dengan Perjanjian Perdamaian Versailles, masyarakat internasional mulai<br />
mengenal kewajiban untuk menga<strong>di</strong>li kejahatan serius internasional. Perjanjian<br />
Perdamaian Versailles itu mengusulkan <strong>di</strong>bentuknya penga<strong>di</strong>lan pidana terhadap Kaisar<br />
Wilhelm dan kewajiban Jerman untuk menuntut in<strong>di</strong>vidu-in<strong>di</strong>vidu yang tingkatannya lebih<br />
rendah dalam suatu penga<strong>di</strong>lan khusus yang <strong>di</strong>bentuk <strong>di</strong> <strong>Leipzig</strong>. Tetapi inisiatif ini tidak<br />
menghasilkan apa-apa, sang Kaisar mendapatkan suaka <strong>di</strong> Belanda; begitu juga<br />
penga<strong>di</strong>lan-penga<strong>di</strong>lan <strong>Leipzig</strong> –yang menunjukkan kurangnya kehendak politik Jerman<br />
menghukum warga negaranya sen<strong>di</strong>ri. Ironi ini tampaknya terulang <strong>di</strong> halaman Penga<strong>di</strong>lan<br />
HAM Ad Hoc <strong>Jakarta</strong>.<br />
Apa yang secara umum <strong>di</strong>simpulkan <strong>di</strong> atas akan lebih jelas dalam pemaparan kesimpulan<br />
<strong>di</strong> bawah ini:<br />
1. Penuntut Umum yang mewakili kepentingan umum (termasuk para korban) guna<br />
menuntut para pelaku (tersangka) kejahatan yang serius itu jelas sekali tidak<br />
menerapkan prinsip “prosecutions are to be undertaken in good faith and with due<br />
<strong>di</strong>ligence” yang telah menja<strong>di</strong> standar universal. Hal ini tampak dengan jelas dari<br />
proses perumusan dakwaan yang sumir, pengajuan alat-alat bukti dan saksi yang<br />
tidak maksimal, dan ketiadaan eksplorasi yang gigih dari Jaksa Penuntut Umum<br />
(Jaksa Penuntut Umum). Sehingga dapat <strong>di</strong>katakan, bahwa ada intensi yang<br />
tersembunyi tidak menuntut dengan fair para tersangka.<br />
2. Dengan kualitas dakwaan dan pembuktiaan Jaksa Penuntut Umum yang demikian<br />
itu, maka Majelis Hakim menghadapi materi yang sangat terbatas untuk<br />
menentukan kesalahan para terdakwa. Putusan Majelis Hakim sangat <strong>di</strong>tentukan<br />
oleh alat-alat bukti dan kesaksian yang <strong>di</strong>ajukan oleh Jaksa Penuntut Umum.<br />
Hasilnya memang seperti dapat <strong>di</strong>duga sebelumnya; sebagian besar tersangka<br />
<strong>di</strong>nyatakan tidak bersalah, dan sebagiannya mendapat hukuman minimal dan <strong>di</strong><br />
bawah minimal (3 tahun). Yang paling penting <strong>di</strong>antaranya adalah, putusan<br />
19