28.05.2015 Views

Draf RUU tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan ...

Draf RUU tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan ...

Draf RUU tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

. tidak lagi memenuhi syarat-syarat calon anggota <strong>DPR</strong> sebagaimana dimaksud dalam Un<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>g<br />

<strong>tentang</strong> Pemilihan Umum;<br />

c. dinyatakan melanggar sumpah/janji <strong>dan</strong>/atau Kode Etik <strong>DPR</strong>;<br />

d. melanggar larangan rangkap jabatan sebagaimana diatur dalam ketentuan perun<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>gan;<br />

e. tidak melaksanakan fungsi sebagai wakil rakyat;<br />

f. dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap<br />

karena melanggar tindak pi<strong>dan</strong>a dengan ancaman pi<strong>dan</strong>a serendah-rendahnya 5 (lima) tahun penjara;<br />

g. berhenti atau diberhentikan sebagai anggota Partai Politik oleh Pimpinan Partai Politik yang<br />

bersangkutan setelah diputuskan secara demokratis <strong>dan</strong> terbuka sesuai dengan Anggaran Dasar <strong>dan</strong><br />

Anggaran Rumah Tangga Partai Politik yang bersangkutan.<br />

(3) Anggota <strong>DPR</strong> yang dianggap telah memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat<br />

diajukan oleh anggota <strong>DPR</strong>/Pengurus Partai Politik/Masyarakat/Pemilih kepada Ba<strong>dan</strong> Kehormatan <strong>DPR</strong><br />

untuk dilakukan penyelidikan, verifikasi, <strong>dan</strong> pengambilan keputusan.<br />

(4) Tata cara pengaduant pembelaan <strong>dan</strong> pengambilan keputusan oleh Ba<strong>dan</strong> Kehormatan <strong>DPR</strong> sebagaimana<br />

dimaksud pada ayat (3) diatur dalam Peraturan Tata Tertib <strong>DPR</strong>.<br />

Pasal 81<br />

(1) Anggota <strong>DPR</strong> yang berhenti atau diberhentikan antarwaktu sebagaimana dimaksud dalam Pasa176 ayat (1)<br />

<strong>dan</strong> ayat (2) digantikan oleh calon pengganti dengan ketentuan :<br />

a. calon pengganti adalah calon yang memperoleh suara terbanyak urutan berikutnya dalam Daftar<br />

Peringkat Perolehan Suara Calon Anggota <strong>DPR</strong> Wakil Partai Politik yang bersangkutan dari Daerah<br />

Pemilihan di Provinsi atau bagian-bagian Provinsi yang sama dengan yang digantikan berdasarkan<br />

Un<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>g <strong>tentang</strong> Pemilihan Umum;<br />

b. apabila calon pengganti dalam Daftar Peringkat Perolehan Suara Calon Anggota <strong>DPR</strong> sebagaimana<br />

dimaksud pada huruf a mengundurkan diri atau meninggal dunia, diajukan calon pengganti yang<br />

memperoleh suara terbanyak urutan berikutnya.<br />

(2) Apabila tidak ada lagi calon dalam Daftar Peringkat Perolehan Suara Calon Anggota <strong>DPR</strong> wakil partai politik<br />

dari Daerah Pemilihan atau di salah satu bagian dari Provinsi yang sama, Pengurus Partai Politik yang<br />

bersangkutan dapat mengajukan calon baru sebagai pengganti dengan ketentuan :<br />

a. calon pengganti yang memperoleh suara terbanyak diambilkan dari Daftar Peringkat Perolehan Suara<br />

Calon Anggota <strong>DPR</strong> dari Daerah Pemilihan di bagian Provinsi terdekat dalam Provinsi yang<br />

bersangkutan;<br />

b. nama calon pengganti sebagaimana dimaksud pada huruf a, dikeluarkan dari Daftar Peringkat<br />

Perolehan Suara Calon Anggota <strong>DPR</strong> dari daerah Pemilihan di bagian Provinsi lain.<br />

(3) Apabila tidak ada lagi calon dalam Daftar Peringkat Perolehan Suara Calon Anggota <strong>DPR</strong> wakil partai politik<br />

dari Daerah Pemilihan di Provinsi yang sama, Pengurus Partai Politik yang bersangkutan dapat mengajukan<br />

calon baru sebagai pengganti melalui pemilihan yang demokratis sesuai dengan ketentuan anggaran dasar<br />

<strong>dan</strong> anggaran rumah tangga partai politik yang bersangkutan.<br />

(4) Anggota <strong>DPR</strong> pengganti antarwaktu akan mengakhiri masa jabatannya bersamaan dengan masa bakti<br />

anggota <strong>DPR</strong> yang digantikan.<br />

Pasal 82<br />

(1) Pimpinan <strong>DPR</strong> menyampaikan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk memverifikasi nama anggota<br />

<strong>DPR</strong> yang diberhentiKan <strong>dan</strong> nama calon pengganti antarwaktu yang diusulkan oleh pengurus partai politik<br />

di tingkat pusat yang bersangkutan.<br />

(2) Pimpinan <strong>DPR</strong> menyampaikan kepada Presiden untuk meresmikan pemberhentian <strong>dan</strong> pengangkatah<br />

anggota <strong>DPR</strong> tersebut setelah menerima rekomendasi Komisi Pemjlihan Umum (KPU) sebagajmana<br />

dimaksud ayat (1 ).

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!