Kelas_10_Ekonomi_1_Sri_nur_mulyani
Kelas_10_Ekonomi_1_Sri_nur_mulyani
Kelas_10_Ekonomi_1_Sri_nur_mulyani
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
5. Penggolongan Inflasi<br />
a. Berdasarkan asal timbulnya inflasi<br />
1. Inflasi berasal dari dalam negeri, misalnya sebagai akibat terjadinya<br />
defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang<br />
baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan<br />
menjadi mahal.<br />
2. Inflasi yang berasal dari luar negeri, yaitu inflasi sebagai akibat<br />
naiknya harga barang impor. Hal ini terjadi akibat biaya produksi<br />
barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor<br />
barang.<br />
b. Berdasarkan cakupan pengaruh kenaikan harga<br />
Jika kenaikan harga secara umum hanya berkaitan dengan<br />
beberapa barang tertentu secara kontinu disebut inflasi tertutup (closed<br />
inflation), dan apabila kenaikan harga terjadi secara keseluruhan disebut<br />
inflasi terbuka (open inflation), sedangkan apabila serangan inflasi<br />
demikian hebatnya dan setiap saat harga-harga terus berubah dan<br />
meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama<br />
disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tak terkendali<br />
(hyperinflation).<br />
c. Berdasarkan parah atau tidaknya inflasi<br />
Berdasarkan parah atau tidaknya, inflasi dapat digolongkan:<br />
1. inflasi ringan (di bawah <strong>10</strong>% setahun),<br />
2. inflasi sedang (antara <strong>10</strong>%–30% setahun),<br />
3. inflasi berat (antara 30%–<strong>10</strong>0% setahun), dan<br />
4. inflasi tak terkendali (di atas <strong>10</strong>0% setahun)<br />
6. Dampak Inflasi<br />
Secara umum, inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif,<br />
tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru<br />
mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong<br />
perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan<br />
membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung, dan mengadakan<br />
investasi.<br />
Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi<br />
tak terkendali (hiperinflasi) keadaan perekonomian menjadi kacau dan<br />
perekonomian dirasakan lesu, orang menjadi tidak bersemangat kerja,<br />
menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga<br />
meningkat dengan cepat, para penerima pendapatan tetap, seperti pegawai<br />
Pendapatan Nasional<br />
163