09.07.2015 Views

20140519_MajalahDetik_129

20140519_MajalahDetik_129

20140519_MajalahDetik_129

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

internasionalAku inginmemasukkankalian kedalam kantongbajuku danmembawanyapulang.”keturunan kulit putih. Menurut sensus, adasekitar 800 ribu warga Afrika Selatan yangmeninggalkan negeri itu dari 1991 hingga 2001.Pasangan Nicky dan Craig Irving turut angkatkaki meninggalkan Afrika Selatan menyeberangiSamudra Hindia menuju Australia. Ketigaanaknya masih bocah kala itu. Si sulung baruberumur 10 tahun, adiknya menginjak usia 7tahun, sementara anak terkecil masih bayi.“Kerabat kami mengingatkan, ‘Bagaimanakalian bisa membesarkan anak di negara yangpenuh kekerasan dan tanpa masa depan?’”Nicky Irving mengenang. “Kami merasa takaman di Afrika Selatan, jadi meninggalkan negeriini menjadi pilihan yang masuk akal.”Tapi, setelah lima tahun hidup tenang diAustralia, sekitar lima jam dari Sydney, pasanganIrving memutuskan sekaranglah saatnyapulang ke kampung halaman. “Orang terusberkata bahwa Australia merupakan tempatyang aman untuk anak-anak kami, tapi kamimemutuskan pulang dan membantu membuatAfrika Selatan menjadi tempat yang aman bagisemua anak,” kata Nicky.Keluarga Sharon dan keluarga Irving hanyasegelintir dari gelombang balik warga AfrikaSelatan di luar negeri. Menurut HomecomingRevolution, sejak sepuluh tahun silam, adasekitar 340 ribu ekspatriat Afrika Selatan yangmemilih pulang kampung. Angel Jones turutdalam gelombang pertama warga kulit putihyang meninggalkan Afrika Selatan, tapi jugaikut dalam gelombang pertama yang balik keMajalah detik 19 - 25 mei 2014

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!