10.07.2015 Views

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak ... - Elsam

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak ... - Elsam

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak ... - Elsam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Dua puisi dalam buku kumpulanpuisi Agam Wispi, MatinyaSeorang Petani (Jakarta: Bag<strong>ia</strong>nPenerbitan Lekra, 1961), yangdilarang Penguasa Perang pada1960an.Latar belakang puisi pertama“Latini” adalah penggusurantanah di Kediri, sedang puisikedua “Matinya Seorang Petani”adalah peristiwa penggusuranpetani di Tanjung Morawa.Penguasa Perang Tertinggi(Peperti) menerbitkan PeraturanPeperti No. 3 Tahun 1960 yangmelarang penerbitan surat kabardan majalah yang <strong>tidak</strong> berbahasaLatin, Arab atau daerah. Dengandemik<strong>ia</strong>n, har<strong>ia</strong>n beraksara Cinadilarang.MBAD kembali melarang brosurDemokrasi Kita karya mantanwakil presiden Mohammad Hattayang dimuat pertamakali dalammajalah Pandji Masjarakat. Brosurini berisi kritik tajam terhadappribadi Presiden Soekarno.Hamka sebagai pimpinan redaksiPandji Masyarakat ditangkap danmajalahnya dilarang.23 April 1963:Presiden Soekarno menerbitkanPenetapan Presiden No. 4 Tahun1963 tentang Pengamananterhadap Barang-barang Cetakanyang Isinya dapat MenggangguKetertiban Umum dalamrangka kampanye menentangimper<strong>ia</strong>lisme di bidangkebudayaan.Seiring dengan rencanamengakhiri status daruratperang, kewenanganmelarang buku beralihdari pihak militer selakuPenguasa Perang keKejaksaan Agung.Banyak pelarangan, bahkanpembakaran buku terjadi dalamrangka<strong>ia</strong>n kampanye ini, terutamabuku-buku yang d<strong>ia</strong>nggapmenyebarkan pandangan liberal.Sasaran utamanya adalahperpustakaan dan lembagakebudayaan asing seperti USISdi Jakarta dan Surabaya, sertalembaga dan individu yangd<strong>ia</strong>nggap ‘kaki tangan imper<strong>ia</strong>lis’.Mengacu pada PenpresNo. 4 Tahun 1963, karyakaryasastrawan yang ikutmenandatangani ‘ManifesKebudayaan’ dilarang.LATINIlatini, ah latinigugur sebagai ibuanak ketjil dalam gendonganlatini, ah latinigugur diberondong pelurubaji mungil dalam kandungantanah dirampassuami dipendjaratengkulak mana akanberuntung?desa ditumpastraktor meremuk palawidjapembesar mana akanberkabung?gugur latini sedang masjumiberganti bajugugur pak tani dan dadanyadiberondong pelurugugur djenderal, mulutnyamanis hatinya palsuberi aku air, aku hausdengan lapar tubuh lemasaku datang pada merekaaku pulang padamusedang tanah kering dikulitkita makan samasamakud<strong>ia</strong>n muramlatini, ah latini<strong>tapi</strong>, ah, kaum tanikita yang berkabung akanmebajarnya suatu hari(Dari antologi:”Matinya Seorang Petani”,Bag<strong>ia</strong>n Penerbitan Lembaga KebudayaanRakjat”, Jakarta ...)

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!