didirikan di seluruh kawasan Hind<strong>ia</strong> Belanda. BP jugamemiliki jalur distribusi tersendiri di toko-toko buku,kantor pos, dan truk yang berfungsi sebagai toko bukukeliling untuk mencapai pelosok Jawa.Hingga masa sebelum perang koleksi BP mencapai 2000jilid. D<strong>ia</strong>ntara koleksi tersebut <strong>boleh</strong> dikatakan <strong>tidak</strong> adayang memuat masalah politik, apalagi kritik terhadappemerintah kolon<strong>ia</strong>l. Perbincangan tentang seksualitasyang terlalu terbuka dan rinci, misalnya dalam novelMata Gelap karangan Mas Marco Kartodikromo, juga<strong>tidak</strong> mendapat tempat dalam khazanah kesusastraanBP. Tema yang kerap d<strong>ia</strong>ngkat dalam roman-romanBP adalah kawin paksa, seperti dalam kisah Azab danSengsara karya Merari Siregar dan Sitti Nurbaya karyaMarah Rusli.Dengan dukungan penuh dari pemerintah kolon<strong>ia</strong>l BPmenjalankan kontrol yang ketat terhadap barang cetakansejak dari pemilihan dan penyuntingan naskah sampaipada penjualan. Di bidang kesusastraan pengaruh BPmasih terasa sampai masa kini. Karya-karya sastra hasilpenulis Tionghoa, Eropa peranakan, maupun pribumiyang sudah beredar jauh sebelum BP berdiri tersingkirdari sejarah kesusastraan Indones<strong>ia</strong> modern.
Tahun 1920-1926 adalah masa menjamurnya bacaanl<strong>ia</strong>r sekaligus terbukanya ruang yang demokratis bag<strong>ia</strong>rena pergerakan. Bacaan l<strong>ia</strong>r adalah bag<strong>ia</strong>n yangtak terpisahkan dari “mesin pergerakan” yaitu untukmengikat dan menggerakkan kaum kromo – kaum buruhdan kaum tani yang tak bertanah. Bacaan merupakanpenyampai pesan dari organisasi atau aktivis pergerakankepada rakyat. Melalui bacaan l<strong>ia</strong>r rakyat mengenalkata-kata baru yang berkaitan dengan gerak perlawananterhadap kekuasaan kolon<strong>ia</strong>l, seperti kapitalisme,sos<strong>ia</strong>lisme, internasionalisme, beweging (pergerakan),staking (pemogokan), dan vergadering (rapat umum).Bacaan l<strong>ia</strong>r melukiskan situasi pergerakan, eksploitasikolon<strong>ia</strong>l, mendorong pembacanya untuk berpartisipasidan bergerak bersama kaum pergerakan untukmenentang kediktatoran kolon<strong>ia</strong>l, memantulkan harapanmasa depan tanah airnya, mengandung penglihatanbaru atas dun<strong>ia</strong> dan penolakan terhadap gagasan lama.Bacaan menjadi instrumen politik kesadaran kolektifmasyarakat kolon<strong>ia</strong>l.Produksi bacaan berupa surat kabar, novel, buku, syairhingga teks lagu, antara lain misalnya karya Semaoen(Hikajat Kadiroen), Mas Marco Kartodikromo (StudentHidjo, 1918; Sair Rempah-rempah, 1918; Matahar<strong>ia</strong>h,1919;), Tan Malaka (Parlemen atau Soviet, 1921); danesai-esai yang mengritisi kekuasaan kolon<strong>ia</strong>l dan modaldi Hind<strong>ia</strong> Belanda.Latar beberapa bacaan itu mengenai beberapa kota diHind<strong>ia</strong> Belanda seperti Semarang, Surabaya, Batav<strong>ia</strong>yang menjadi pusat kekuasaan, perdagangan danindustri. Kaum pergerakan juga menyerap gagasandari luar dan menuangkannya dalam bacaan. Arenapergerakan sebagai bag<strong>ia</strong>n tak terpisahkan dari bacaanl<strong>ia</strong>r.Penerjemahan dan penyaduran karya-karya revolusioneryang diproduksi percetakan milik Tionghoa peranakan– muncul sejak pertengahan abad ke-19 – sangatmendorong perkembangan bacaan l<strong>ia</strong>r. Kaum Tionghoaperanakan juga memberikan dana kepada kaumpergerakan melalui pemasangan iklan. Masyarakat Arabjuga mempunyai percetakan yang bernama NV Set<strong>ia</strong>Oesaha, pimpinan Hasan Ali Soerati, yang menerbitkansurat kabar Central Sarekat Islam, Oetoesan Hind<strong>ia</strong>.Kaum bumiputera baru mempunyai penerbitan sendiripada 1906-1912 dengan munculnya NV JavascheBoekhandel en Drukkerrij en Handel in Schrijfbehoeften“Medan Pr<strong>ia</strong>ji” pimpinan R.M. Tirto Adhi Soerjo. Tirtomenjadi pelopor pergerakan nasional yang memeloporibacaan fiksi dan nonfiksi untuk mendidik bumiputera.Selain itu ada percetakan Insulinde yang disokong olehH.M. Misbach dan menerbitkan Mata Gelap (Mas Marco,3 jilid, 1914), percetakan VSTP (Serikat Buruh Kereta Api