Komunikasi Data dan Interface

More documents

Recommendations

Info

Berdasarkan penjelasan fungsi setiap layer pada model OSI, maka fungsi dapat digambarkan seperti berikut: Application Presentation Session Tansport Network Data Link Physical Fungsi khusus seperti transfer file, terminal virtual, electronic-mail Format data dan konversi karakter/data Negoisasi dan pendirian hubungan dengan node yang lain Ketentuan untuk pengiriman data Penjaluran paket-paket informasi melalui banyak network Mentransfer satuan informasi, frame, dan pengecekan terhadap error Transmisi data mentah melalui saluran komunikasi Gambar 1.4. Fungsi layer model OSI. 1.4 KODE DALAM SISTEM KOMUNIKASI DATA Dalam sistem komunikasi data yang dikirimkan sering mengalami 3 hal, yaitu data yang dikirim tidak sampai atau hilang pada saluran, data yang dikirim dapat diterima dengan baik dan kemungkinan ke tiga data diterima tetapi data rusak atau error. Untuk mengantisipasi kejadian yang ke tiga yaitu data dalam kondisi error maka diterapkan pengkodean terhadap pengiriman data. Oleh karena data yang dikirimkan adalah dalam bentuk sinyal digital maka untuk pengkodean data yang dikirimkan dilakukan dengan membentuk pola data dengan metode tertentu. Tujuan dari pengkodean terhadap pesan atau yang dikirimkan adalah untuk menjamin bahwa pada akhirnya pesan dapat diterima sesuai dengan pesan yang dikirimkan oleh pengirim baik dari sisi reliabilitas maupun dari integritas data. Sinyal digital tersusun dari sederetan bit biner dan setiap bit memiliki 2(dua) kondisi yaitu logika 0, sebagai contoh untuk merepresentasikan angka 185 desimal maka secara biner akan tersusun 1011 1001 dan untuk merepresentasikan angka 202 desimal maka secara biner akan tersusun 1100 1010.Bentuk kode biner 1 dan 0 tersebut pada saat dikirimkan melalui media transmisi diubah menjadi format sinyal digital secara serial, kode yang digunakan untuk membentuk data tersebut dikenal dengan istilahi line-code. 11
a.Unipolar Line Coding Kode ini menggunakan hanya satu non-zero dan satu zero level tegangan, yaitu untuk logika 0 memiliki level zero dan untuk logika 1 memiliki level non-zero. Implementasi unipolar line codingmerupakan pengkodean sederhana, akan tetapi terdapat dua permasalahan utama yaitu akan muncul komponen DC dan tidak adanya sikronisasi untuk sekuensial data panjang baik untuk logika 1 atau 0. Secara diagram pulsa ditunjukan pada gambar berikut: Gambar 1.5. Diagram pulsa kode unipolar b. Polar Line Coding Kode ini menggunakan dua buah level tegangan untuk non-zero guna merepresentasikan kedua level data, yaitu satu positip dan satu negatip. Permasalahan yang muncul adalah adanya tegangan DC pada jalur komunikasi, untuk pengkodean polar terdapat 4 macam jenis kode polar seperti ditunjukan pada gambar berikut: Gambar 1.6. Struktur kode polar 12
Page 1 and 2: i
Page 3 and 4: DISKLAIMER (DISCLAIMER) Penerbit ti
Page 5 and 6: PROSES PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013
Page 7 and 8: GLOSARIUM 802.11 802.11 merupakan s
Page 9 and 10: LAN MAC address Local Area Network
Page 11 and 12: DAFTAR ISI DISKLAIMER (DISCLAIMER)
Page 13 and 14: BAB I. SISTEM KOMUNIKASI DATA 1.1 P
Page 15 and 16: 1.2 APLIKASI KOMUNIKASI Komunikasi
Page 17 and 18: (http://www.witke.com/witke/) Gamba
Page 19 and 20: proses pengalihan informasi melalui
Page 21: d. Transport Layer Transport Layer
Page 25 and 26: tegangan positip, dan sinyal harus
Page 27 and 28: unipolar RZ (Return Zero), dari bin
Page 29 and 30: Gambar 1.13. Diagram pulsa pengkode
Page 31 and 32: Kode ASCII yang terdiri dari 7 bit
Page 33 and 34: software maupun secara hardware mem
Page 35 and 36: Terlebih pada transmisi data serial
Page 37 and 38: i. Kode Koreksi Error Kode Hamming
Page 39 and 40: . Penyelesaian untuk data = 011 Kod
Page 41 and 42: Penentuan bit kode Hamming untuk pe
Page 43 and 44: Gambar 1.19 merupakan frame pesan H
Page 45 and 46: SOAL DAN PERTANYAAN: 1. Mengapa dal
Page 47 and 48: 17. Jelaskan pendapat anda tentang
Page 49 and 50: DESKRIPSI MATERI PEMBELAJARAN Kebut
Page 51 and 52: Secara umum, jaringan mempunyai beb
Page 53 and 54: RAM dan ruang penyimpan lebih besar
Page 55 and 56: lain. Sebagian hub -- terutama dari
Page 57 and 58: Gambar 2.5. Bridge sebagai penghubu
Page 59 and 60: jaringan, protocol, dan seberapa be
Page 61 and 62: Gambar 2.8. Dua Jenis Konfigurasi K
Page 63 and 64: ‣ Gelombang Mikro (Microwave) Med
Page 65 and 66: Gambar 2.13. Topologi Linear Bus
Page 67 and 68: dengan kabel utama (backbone cable)
Page 69 and 70: Protokol yang mendukung berbagai pe
Page 71 and 72: Umumnya digunakan untuk penghubung
Page 73 and 74:
d. Kesimpulan Protocol Kable Kecepa
Page 75 and 76:
saluran bebas. Besar kemungkinannya
Page 77 and 78:
disk drive, dan semua komputer yang
Page 79 and 80:
c. Menginstal DHCP Server Cara meng
Page 81 and 82:
Pada gambar 2.20, diambil contoh al
Page 83 and 84:
power work group 3.1sampai versi te
Page 85 and 86:
‣ Menginstal Network Adapter Hamp
Page 87 and 88:
Bila mutlak tidak akan menggunakan
Page 89 and 90:
Setiap komputer pada satu jaringan,
Page 91 and 92:
2.7 KONEKSI ANTAR NETWORK a. Perala
Page 93 and 94:
Contohnya, ketika jalur optimum saa
Page 95 and 96:
Sistem jaringan ini dapat menggunak
Page 97 and 98:
Beberapa contoh packet-switching ad
Page 99 and 100:
Gambar 2.35. CSU/DSU terletak antar
Page 101 and 102:
‣ Kerugian TCP/IP Karena adanya
Page 103 and 104:
Prinsip kerja dari TCP berdasarkan
Page 105 and 106:
Standar (default) Subnet Mask adala
Page 107 and 108:
informasi dalam penggunaan perintah
Page 109 and 110:
Gambar 2.39. Digital Multimeter dan
Page 111 and 112:
8. Pelajari blok diagram berikut de
Page 113 and 114:
c. Kabel Coaxial d. Fiber Optic Cab
Page 115 and 116:
15. Jelaskan pertimbangan dalam mem
Page 117 and 118:
BAB III. SISTEM PROTOKOL JARINGAN 3
Page 119 and 120:
akhir dari setiap rangkaian data da
Page 121 and 122:
Gambar 3.1. Kode balik dari penerim
Page 123 and 124:
Jika penerima menemui sebuah Kesala
Page 125 and 126:
yang lebih efisien yang menomori se
Page 127 and 128:
. Tipe dan Frame Format HDLC ‣ Ke
Page 129 and 130:
Pada mode NRM, jika simpul sekunder
Page 131 and 132:
dengan yang ada pada paket, penerim
Page 133 and 134:
Sebuah tanda NAK berarti transmisi
Page 135 and 136:
Teknik berhenti dan tunggu digunaka
Page 137 and 138:
Keterangan: MARK LEN SEQ TYPE DATA
Page 139 and 140:
SOAL DAN TUGAS: 1. Dalam sebuah pro
Page 141 and 142:
BAB IV. KOMUNIKASI DATA DI INDUSTRI
Page 143 and 144:
% AD 00 Data CS CR Awal Alamat Peri
Page 145 and 146:
‣ Jaringan Komunikasi EIA EIA-232
Page 147 and 148:
Perintah ini membaca dari pengirim
Page 149 and 150:
Protokol transmisi Modbus dikembang
Page 151 and 152:
Perintah kontrol spiral (Coil contr
Page 153 and 154:
2) Penyelarasan (Synchronisation) U
Page 155 and 156:
tunggal Coils 00001 to 09999 0 to 9
Page 157 and 158:
Menentukan parity dan menambahkan s
Page 159 and 160:
Ketika semua bits telah dikirimkan
Page 161 and 162:
Tabel 4.2. Deteksi Kesalahan Kesala
Page 163 and 164:
. Komunikasi Data Melalui RS232 Pad
Page 165 and 166:
Gambar 4.12. Koneksi 2 komputer mel
Page 167 and 168:
contoh untuk keperluan khusus UART
Page 169 and 170:
Data Terminal Ready (DTR)berfungsi
Page 171 and 172:
Pada protokol RS232 perlu dilakukan
Page 173 and 174:
untuk digunakan sebagai pelindung t
Page 175 and 176:
Gambar 4.21. Lebar pita pada jalur
Page 177 and 178:
Gambar 4.23. Pengiriman Secara Blok
Page 179 and 180:
6) Modem yang memulai inisiatif mem
Page 181 and 182:
Penentu tingkat sinyal data Pendet
Page 183 and 184:
2) Distorsi penundaan/ envelope del
Page 185 and 186:
endah, terdapat kesulitan membedaka
Page 187 and 188:
Gambar 4.29. Direct Frequency Modul
Page 189 and 190:
Dibit Phase Shift 00 0 o 01 90 o 10
Page 191 and 192:
Di mana: P 1 = b 1 XORb 0 = 1XOR0 =
Page 193 and 194:
Penyetara/Equaliser, penyetara memi
Page 195 and 196:
1) mode commands 2) numeric registe
Page 197 and 198:
Kode Keterangan D, Perintah pemangg
Page 199 and 200:
Kode V,V0 Keterangan Kode hasil Num
Page 201 and 202:
S10 S11 Batas waktu untuk memutusk
Page 203 and 204:
S28 S29 Hitung hubungan yang gaga
Page 205 and 206:
Tabel 4.6. Efisiensi Aplikasi MNP K
Page 207 and 208:
Kode frekuensi adaptif Dalam kode f
Page 209 and 210:
6) Tempatkan sebuah 1 pada cabang y
Page 211 and 212:
Tipe Modem Tingkat TS /,S Mode Modu
Page 213 and 214:
. Tes Lingkaran balik/Loop Back Set
Page 215 and 216:
‣ Koreksi/deteksi Kesalahan, meka
Page 217 and 218:
Gambar 4.38 berikut ini menunjukkan
Page 219 and 220:
UDP menyediakan layanan satu ke sat
Page 221 and 222:
ini dari Kesalahan. Pengesahan dari
Page 223 and 224:
‣ ARP Ketika paket IP dikirimkan
Page 225 and 226:
Destination Unreachable (Protokol U
Page 227 and 228:
Pesan IGMP terdiri dari dua bentuk:
Page 229 and 230:
Assigned Numbers Authority (IANA).
Page 231 and 232:
‣ Interface Aplikasi TCP/IP Agar
Page 233 and 234:
NetBIOS menyediakan perintah dan du
Page 235 and 236:
Resolusi Nama Ketika IP dirancang u
Page 237 and 238:
Dibawah level domain top-level adal
Page 239 and 240:
Pengantaran Langsung terjadi saat s
Page 241 and 242:
SOAL DAN TUGAS: 1. Sebutkan dan jel
Page 243 and 244:
? 1 [SP] B A D [SP] C H E C K S U M
Page 245 and 246:
10. Lengkapi tabel deteksi Kesalaha
Page 247 and 248:
14. Buatlah koneksi seperti gambar
Page 249:
238
show all

Komunikasi Data dan Interface

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

Delete template?

Save as template?