30.04.2016 Views

Majalah-Aktual-Edisi-53-ms

Majalah-Aktual-Edisi-53-ms

Majalah-Aktual-Edisi-53-ms

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

KILAS POLITIK<br />

Setya Novanto: Data Pengusaha Yang Simpan<br />

Dana di Luar Negeri Ada di Laci Presiden<br />

Presiden Joko Widodo (Jokowi)<br />

menggelar pertemuan dengan<br />

pimpinan DPR RI di Istana Merdeka,<br />

Jakarta, Jumat (15/4). Ketua Fraksi<br />

Golkar Setya Novanto yang hadir<br />

dalam pertemuan mengatakan bahwa<br />

semua fraksi di DPR mendukung<br />

pembahasan RUU Tax Amnesty,<br />

terutama Fraksi Golkar.<br />

“Tidak hadir Demokrat. Semua<br />

fraksi sangat mendukung kebijakan<br />

presiden. Terutama ketua fraksi<br />

Golkar,” ujar Novanto di kompleks<br />

parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat,<br />

(14/4).<br />

Menurutnya, semua pihak<br />

mendukung capital flow, sehingga<br />

orang yang masukkan uangnya dari<br />

luar mendapat jaminan keamanan<br />

dan jaminan secara hukum. Namun,<br />

harus pula dirumuskan oleh pihak<br />

terkait.<br />

Tax Amnesty, lanjutnya, diyakini<br />

akan membantu keadaan investasi<br />

di Indonesia, baik didalam masalah<br />

infrastruktur, pertanian, maupun<br />

investasi lainnya.<br />

“Dan sudah melalui pengkajian<br />

bukan saja pemerintah tapi yang<br />

terkait yaitu BKPN perindustrian,<br />

perdagangan untuk diikuti dengan<br />

UU lalu lintas devisa negara,”<br />

katanya.<br />

Novanto menyebutkan, Tax<br />

Amnesty akan menjadi prioritas<br />

karena penting untuk menangani<br />

keterlambatan ekonomi Indonesia.<br />

Selain itu, dirinya juga mendukung<br />

usulan RUU Repatriasi Modal.<br />

Namun, kata dia, wajib pajak<br />

juga harus berhati-hati, sebab<br />

dikhawatirkan ada yang membonceng<br />

masalah tersebut.<br />

“Jadi jangan ada yang bonceng<br />

tapi bener dilakukan dan presiden<br />

sudah mengatahui data-data yang<br />

akurat dana yang terparkir diluar<br />

negeri di semua negara,” ungkapnya.<br />

Menyinggung darimana sumber<br />

data yang didapat Presiden Jokowi,<br />

Novanto mengatakan sudah ada di laci<br />

presiden. Untuk itu, diharapkan para<br />

pengusaha sudah siap melaporkan<br />

uangnya yang diparkir diluar negeri.<br />

“Ya beliau sudah sangat<br />

mengetahui semua. Rahasianya<br />

ada di laci presiden. Diharapkan<br />

pengusaha sudah menyiapkan<br />

pelaporan pajak karena presiden<br />

sudah mengatahui bukan hanya di<br />

Panama tapi negara lain juga,” tandas<br />

Novanto. /Karel Stefanus Ratulangi<br />

Komisi VII DPR: Pinjaman<br />

Bank Untuk Akuisisi<br />

Newmont Melanggar Hukum<br />

Ketua Komisi VII DPR RI Gus<br />

Irawan Pasaribu menilai alokasi<br />

pinjaman Bank Pembangunan China<br />

merupakan pelanggaran kesepakatan,<br />

bahkan pelanggaran hukum.<br />

“Kan dulu katanya untuk<br />

infrastruktur. Tapi kalau diperjanjikan<br />

untuk infrastruktur lalu dipergunakan<br />

untuk tujuan lain itu pelanggaran.<br />

Pelanggaran kesepakatan bisa masuk<br />

pelanggaran hukum,” ujar Gus Irawan<br />

di kompleks parlemen, Senayan,<br />

Jakarta, Selasa (12/4).<br />

Mantan Dirut Bank Sumut ini<br />

menegaskan, pinjaman kredit tak<br />

boleh dipergunakan untuk membeli<br />

saham atau mengakuisisi suatu<br />

perusahaan. Sebab, hal itu dilarang<br />

dalam dunia perbankan Indonesia.<br />

“Sepanjang yang saya tahu kredit<br />

perbankan itu tak boleh untuk<br />

membeli saham termasuk akuisisi,<br />

itu kan beli saham. Itu dilarang di<br />

perbankan Indonesia,” ungkap Gus<br />

Irawan.<br />

Mantan Wakil Ketua Komisi<br />

XI yang membidangi keuangan<br />

ini menjelaskan, meminjam<br />

dana untuk tujuan beli saham itu<br />

sesuatu yang tidak dibenarkan.<br />

Menurutnya, peminjaman uang<br />

untuk mengakuisisi, membeli saham<br />

atau mengambil alih perusahaan<br />

sesungguhnya tidak lazim dilakukan.<br />

“Karena peminjaman itu kan<br />

diberikan dalam sebuah analisis<br />

bahwa dari kegiatan usaha itu akan<br />

bisa dikembalikan. Intinya perbankan<br />

nasional kita tidak mengakomodir<br />

yang sifatnya spekulatif,” pungkasnya.<br />

Diakui, hingga kini belum ada<br />

pembahasan terkait persoalan<br />

tersebut dari pemerintah, dalam<br />

hal ini Kementrian ESDM sebagai<br />

pengawas perusahaan tambang, yakni<br />

PT Newmont Nusa Tenggara maupun<br />

PT Medco Energi Internasional Tbk.<br />

“Belum ada. Pemerintah belum<br />

kasih informasi,” tandas Politikus<br />

Partai Gerindra itu.<br />

Diketahui, Pinjaman uang sebesar<br />

US$3 miliar atau sekitar Rp40 triliun<br />

dari Bank Pembangunan China<br />

(CDB) yang ditanam di tiga bank<br />

pemerintah, akan dialokasi untuk<br />

menutup biaya proyek infrastruktur.<br />

Namun nyatanya, ketiga bank<br />

penerima pinjaman yakni Bank<br />

Mandiri, Bank Rakyat Indonesia<br />

(BRI), dan Bank Negara Indonesia<br />

(BNI) malah mengalokasikan<br />

sebagian besar dana tersebut untuk<br />

industri manufaktur.<br />

Bahkan, dua bank nasional yakni<br />

Bank Mandiri dan BNI disebut-sebut<br />

mendanai akuisisi PT Newmont<br />

Nusa Tenggara oleh PT Medco<br />

Energi Internasional Tbk. Artinya,<br />

Medco meminjam dana kepada Bank<br />

Mandiri dan BNI. /Karel Stefanus Ratulangi<br />

DOK. AKTUAL<br />

26 AKTUAL <strong>Edisi</strong> <strong>53</strong> / April - Mei 2016

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!