Majalah-Aktual-Edisi-53-ms
Majalah-Aktual-Edisi-53-ms
Majalah-Aktual-Edisi-53-ms
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
RESENSI<br />
Marxisme-Leninisme ala Indonesia<br />
A<br />
da sebuah adagium<br />
menyatakan bahwa sejarah<br />
hanya untuk orang-orang<br />
yang menang. Artinya, sejarah<br />
ditulis oleh pihak punya kuasa.<br />
Sementara, pihak yang kalah tak<br />
mendapat tempat dalam penulisan<br />
sejarah. Apabila mereka ditulis,<br />
tentu saja dianggap pesakitan atau<br />
pemberontak.<br />
Hal inilah yang dialami oleh<br />
orang-orang kiri—penganut<br />
ajaran Marxisme-Leninisme.<br />
Sejak dianggap melakukan kudeta<br />
pada 1965. Pemerintah Soeharto<br />
kemudian melarang aktivitas yang<br />
dianggap kiri dan kemudian kiri<br />
dianggap berbahaya. Hingga saat ini<br />
pun, kita masih melihat pelarangpelarangan<br />
kegiatan yang dianggap<br />
kiri. Tanpa kita memahami apa itu<br />
kiri dan apa yang diperjuangkan<br />
untuk Indonesia.<br />
Dengan latar belakang tersebut,<br />
penulis coba membahas ide dan<br />
pemikiran Dipa Nusantara Aidit,<br />
pemimpin Partai Komunis Indonesia<br />
(PKI). Melalui film pengkhiantan<br />
G30S/PKI (1982) Aidit digambarkan<br />
sebagai seorang berbahaya,<br />
pembunuh, dan atheis. Tapi, siapa<br />
yang menyangka bahwa Aidit<br />
sewaktu kecil adalah seorang muazin<br />
dan sudah tamat membaca Al-Qur’an<br />
sebanyak tiga kali (hlm.35).<br />
Buku yang terdiri dari enam bab<br />
ini coba menjelaskan perbedaan<br />
pemikiran Aidit tentang Marxisme-<br />
Leninisme dengan Marxisme-<br />
Leninisme yang berkembang di<br />
dunia. Perbedaan pertama tentang<br />
gerak sejarah perkembangan struktur<br />
masyarakat Indonesia atau dapat<br />
dikatakan matrealisme historis.<br />
Menurut Marx dalam German<br />
Ideology (1846), matrealisme<br />
historis adalah eksistensi<br />
manusia dimulai saat mereka<br />
bisa memproduksi alat-alat<br />
hidup, suatu ruang hidup yang<br />
dikondisikan oleh organisasi fisik<br />
mereka. Dengan memproduksi<br />
alat produksi, manusia secara tak<br />
langsung memproduksi kehidupan<br />
materialnya. Intinya, cara<br />
produksi suatu masyarakat akan<br />
merepresentasikan cara hidupnya.<br />
Marx membagi sejarah<br />
pekembangan struktur masyarakat<br />
terdiri atas tahapan masyarakat<br />
komunal, masyarakat perbudakan,<br />
masyarakat feodal, masyarakat<br />
kapital, masyarakat sosialis, dan<br />
masyarakat komunis. Kemudian,<br />
Marx membagi manusia menjadi dua<br />
kelas yakni kelas borjuis dan kelas<br />
proletar (buruh).<br />
Marx melanjutkan dalam<br />
Manifesto Komunis (1848) bahwa<br />
yang terjadi saat itu adalah<br />
ketidakadilan dalam masyarakat.<br />
Musababnya, penguasaan alat<br />
produksi oleh Kaum Borjuis dan<br />
menghisap nilai lebih dari hasil kerja<br />
BUKUINDIE.COM<br />
56 AKTUAL <strong>Edisi</strong> <strong>53</strong> / April - Mei 2016