Majalah-Aktual-Edisi-53-ms
Majalah-Aktual-Edisi-53-ms
Majalah-Aktual-Edisi-53-ms
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
KILAS EKONOMI<br />
Bank Dunia dan AIIB<br />
Sepakati Pembiayaan<br />
Proyek Bersama<br />
Bank Dunia dan Bank Investasi<br />
Infrastruktur Asia (AIIB) lembaga<br />
keuangan yang dimotori pemerintah<br />
Tiongkok pada Rabu (13/4)<br />
menandatangani perjanjian kerangka<br />
kerja pembiayaan bersama pertama,<br />
membuka jalan bagi kerja sama<br />
mereka pada proyek-proyek bersama<br />
tahun ini.<br />
Perjanjian tersebut menguraikan<br />
parameter pembiayaan bersama<br />
proyek-proyek investasi Bank Dunia<br />
dan AIIB, kata Bank Dunia dalam<br />
sebuah pernyataan.<br />
Pada 2016, AIIB mengharapkan<br />
untuk menyetujui sekitar 1,2 miliar<br />
dolar AS dalam pembiayaan, dengan<br />
proyek-proyek bersama Bank Dunia<br />
diharapkan memberikan pangsa yang<br />
cukup besar, kata Bank Dunia. Tapi ia<br />
tidak memberikan rincian pangsanya<br />
di proyek-proyek yang dibiayai<br />
bersama.<br />
Menurut pernyataan itu, Bank<br />
Dunia dan AIIB sedang membahas<br />
hampir satu lusin proyek-proyek<br />
pembiayaan bersama di sektor yang<br />
meliputi transportasi, air dan energi<br />
di Asia Tengah, Asia Selatan dan Asia<br />
Timur.<br />
Berdasarkan perjanjian tersebut,<br />
Bank Dunia akan mempersiapkan<br />
dan mengawasi proyek-proyek<br />
pembiayaan bersama di berbagai<br />
bidang seperti pengadaan,<br />
lingkungan dan perlindungan sosial.<br />
“Saya sangat senang hari ini<br />
untuk menandatangani perjanjian<br />
pembiayaan bersama ini bersamasama<br />
dengan Presiden Bank Dunia<br />
Kim,” kata Presiden AIIB Jin Liqun<br />
dalam pernyataan tersebut.<br />
“AIIB sangat berterima kasih atas<br />
dukungan besar dan tepat waktu yang<br />
ditawarkan oleh Kelompok Bank<br />
Dunia selama proses pendirian kami,<br />
dan kami berharap untuk hubungan<br />
panjang dan berbuah dengan kerja<br />
sama yang sedang berlangsung dalam<br />
proyek pembiayaan bersama dan<br />
bidang-bidang lainnya.” Menurut<br />
Bank Dunia, sekitar 1,2 miliar orang di<br />
dunia tidak memiliki akses listrik dan<br />
2,4 miliar orang tidak memiliki akses<br />
terhadap layanan sanitasi dasar.<br />
“Penandatanganan perjanjian<br />
ini memungkinkan lembaga<br />
untuk membiayai proyek-proyek<br />
pembangunan bersama-sama, dan itu<br />
merupakan langkah penting pertama<br />
menuju pekerjaan dengan mitra<br />
baru untuk memenuhi kebutuhan<br />
infrastruktur besar di dunia,” kata<br />
Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim.<br />
/Wahyu Romadhoni<br />
“Peraturan Pemerintah Tentang Holding BUMN Siap Terbit Akhir Juli”<br />
Menteri BUMN Rini Soemarno<br />
mengatakan realisasi pembentukan<br />
holding (induk usaha) enam sektor<br />
BUMN tinggal menunggu Peraturan<br />
Pemerintah (PP) yang ditargetkan<br />
diterbitkan sekitar akhir Juli 2016.<br />
“Sebelum Lebaran tahun ini<br />
(2016), holding enam BUMN<br />
diharapkan sudah terbentuk,” kata<br />
Rini, di Kantor Kementerian BUMN,<br />
Jakarta, Jumat (15/4).<br />
Menurut Rini, ke-6 holding<br />
tersebut meliputi holding BUMN Jasa<br />
Keuangan, BUMN Pertambangan,<br />
Holding Energi, Holding Perumahan,<br />
Holding Jalan Tol, dan Holding<br />
BUMN Infrastruktur.<br />
“Saat ini proses pembentukan<br />
holding sudah memasuki tahap<br />
penyelesaian kajian di masingmasing<br />
sektor. Kajian dilakukan oleh<br />
tiga BUMN yaitu Mandiri Sekuritas,<br />
Danareka Sekuritas, dan Bahana<br />
Securities,” ujar Rini.<br />
Meski begitu tambahnya, setelah<br />
melalui kajian tiga BUMN Sekuritas<br />
tersebut, kajian dilanjutkan kembali<br />
oleh pihak ketiga agar mendapat hasil<br />
yang terbaik.<br />
“Setiap kajian juga disampaikan<br />
kepada Kementerian Keuangan,<br />
Kementerian BUMN dan<br />
Kementerian terkait sektor yang<br />
bersangkutan,” ujarnya.<br />
Misalnya, Holding BUMN<br />
Tambang harus mendapat input<br />
dari Kementerian ESDM, Holding<br />
Jalan Tol mendapat masukan dari<br />
Kementerian PUPera, selain tentunya<br />
Kementerian Hukum dan HAM<br />
karena terkait dengan PP.<br />
Rini menjelaskan, dalam<br />
pelaksanaannya BUMN yang menjadi<br />
induk usaha kepemilikan saham<br />
Pemerintah di dalamnya harus 100<br />
persen.<br />
“Bisa saja dalam satu holding ada<br />
perusahaan berstatus terbuka (Tbk),<br />
namun yang menjadi induk harus 100<br />
persen milik negara,” ujarnya.<br />
Ia mencontohkan, dalam Holding<br />
BUMN Energi, PT Pertamina<br />
(Persero) menjadi induk usaha<br />
dan anak usahanya adalah PT PGN<br />
(Persero) Tbk.<br />
“Dengan payung hukum PP,<br />
perusahaan terbuka bisa menjadi<br />
anak usaha melalui mekanisme Rapat<br />
Umum Pemegang Saham Luar Biasa<br />
(RUPSLB),” ujarnya.<br />
Pertamina menjadi induk<br />
membawahi PGN, Hutama<br />
Karya holding BUMN Jalan Tol,<br />
Perumnas induk usaha BUMN<br />
Perumahan, Inalum induk usaha<br />
BUMN Pertambangan. Selebihnya<br />
perusahaan yang akan menjadi induk<br />
usaha Holding BUMN lainnya masih<br />
dalam finalisasi.<br />
“Intinya, Pemerintah<br />
mempercepat pembentukan Holding<br />
BUMN agar tercipta efisiensi<br />
terutama dalam operasional dan<br />
keuangan, serta menjadikan BUMN<br />
sebagai entitas bisnis yang lebih<br />
sehat dan berdaya saing tinggi serta<br />
menjunjung transparansi,” tegasnya.<br />
/Arbie Marwan<br />
50 AKTUAL <strong>Edisi</strong> <strong>53</strong> / April - Mei 2016