Majalah-Aktual-Edisi-53-ms
Majalah-Aktual-Edisi-53-ms
Majalah-Aktual-Edisi-53-ms
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
ANTARA<br />
Mabes Polri Mutasi<br />
Lima Kapolda dan<br />
Sejumlah Perwira Tinggi<br />
Mabes Polri kembali melakukan<br />
mutasi dan promosi di jajaran pejabat<br />
tinggi dan perwira menengah, di<br />
pertengahan April 2016 ini.<br />
Salah satu pejabat utama Polri<br />
yang mendapat rotasi ialah Kadiv<br />
Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton<br />
Charliyan yang menempati Kapolda<br />
Sulawesi Selatan dan Barat.<br />
Jabatan Kapolda Sulselbar<br />
sebelumnya dijabat oleh Irjen Pudji<br />
Hartanto. Namun ia telah memasuki<br />
masa pensiun dan kini Pudji diangkat<br />
sebagai Dirjen Perhubungan Darat di<br />
Kementerian Perhubungan.<br />
Kepala Biro Penerangan<br />
Masyarakat Divisi Humas<br />
Polri Brigjen Pol Agus Rianto<br />
membenarkan adanya telegram<br />
rahasia pergeseran sejumlah perwira<br />
tinggi dan pejabat di lingkungan<br />
Mabes Polri.<br />
“Hari ini Mabes Polri<br />
mengeluarkan TR mutasi lima<br />
Kapolda dan beberapa pejabat<br />
utama,” kata dia melalu pesan singkat<br />
Kamis (14/4).<br />
Dalam TR bernomor ST/936/<br />
IV/2016 dan ditandatangani ASSDM<br />
Polri Irjen Pol Sabar Rahardjo itu<br />
terdapat 25 pati serta pamen yang<br />
dimutasi.<br />
Adapun yang mendapat mutasi<br />
ialah Komjen Pol Djoko Mukti<br />
Haryono sebagai Kabaintelkam, dia<br />
dimutasi menjadi Pati Baintelkam<br />
Polri dalam rangka pensiun. Komjen<br />
Djoko Murti merupakan perwira<br />
paling senior jika dilihat dari lulusan<br />
Akademi Kepolisian 1991.<br />
Posisi dia digantikan oleh Irjen<br />
Pol Noer Ali yang menjabat sebagai<br />
Kapolda Jawa Tengah. Sementara<br />
posisi Noer Ali diisi oleh Irjen Pol<br />
Condro Kirono yang kini masih<br />
menjabat sebagai Kakorlantas Polri.<br />
Kekosongan di Kakorlantas<br />
akan diisi oleh Brigjen Pol Agung<br />
Budi Maryoto. Agung sendiri kini<br />
masih menjabat sebagai Kapolda<br />
Kalimantan Selatan. Kapolda<br />
Daerah Istimewa Yogjakarta Brigjen<br />
Pol Erwin Triwanto akan mengisi<br />
Kapolda Kalsel.<br />
Posisi Erwin akan digantikan<br />
Brigjen Pol Prasta Wahyu Hidayat<br />
yang kini masih menjabat<br />
Karorenmin Baintelkam. Kemudian<br />
Wakapolda Kalimantan Timur<br />
Brigjen Endaryoko akan mengisi<br />
tempat Wahyu Hidayat.<br />
Lalu Kapusiknas Bareskrim<br />
Polri Brigjen Hendrawan akan<br />
menjadi Wakapolda Kaltim. Posisi<br />
yang ditinggalkannya akan diisi<br />
oleh Kombes Mohammad Hasan<br />
Amrozi yang sebelumnya menjabat<br />
Sespusiknas Bareskrim Polri.<br />
Anton Charliyan yang menjabat<br />
sebagai Kapolda Sulsel akan<br />
digantikan oleh Brigjen Pol Boy Rafli<br />
Amar yang kini masih menjabat<br />
sebagai Kapolda Banten. Lalu<br />
Brigjen Ahmad Dofiri yang menjabat<br />
Karobinkar SSDM Polri akan<br />
menempati posisi Boy Rafli.<br />
Kemudian Kombes Priyo<br />
Widyanto yang kini menjabat sebagai<br />
Wakapolda Kalimantan Selatan akan<br />
mengisi posisi Ahmad Dofiri.<br />
Untuk posisi penting lainnya<br />
ialah Wakapolda Jawa Barat Brigjen<br />
Pol Mochammad Taufik digeser<br />
menjadi Widyaiswara Utama Sespim<br />
Lemdikpol Polri. Posisi dia diisi<br />
oleh Kombes Nana Sujana yang<br />
sebelumnya menjabat Wakapolda<br />
Jambi.<br />
Lalu Direktur Tindak Pidana<br />
Ekonomi dan Khusus Brigjen<br />
Bambang Waskito digeser menjadi<br />
Widyaiswara Utama Sespim<br />
Lemdikpol Polri. Posisinya akan<br />
digantikan oleh anak buahnya yakni<br />
Kombes Agung Setya yang merupakan<br />
Wadirtipideksus. /Wahyu Romadhoni<br />
Dubes Sebut China Akui<br />
Perairan Natuna Milik RI<br />
Duta Besar Indonesia untuk<br />
Republik Rakyat Tiongkok (RRT)<br />
merangkap Mongolia, Soegeng<br />
Rahardjo menilai Indonesia harus<br />
melibatkan diri secara aktif untuk<br />
menjaga stabilitas kawasan laut<br />
China Selatan.<br />
Menurutnya, kawasan itu<br />
merupakan jalur strategis dalam<br />
perputaran roda perekonomian<br />
dan distribusi energi. Untuk itu dia<br />
mendorong penyelesaian secara<br />
dialog di tiap persengketaan demi<br />
menjaga kepentingan bersama<br />
pada kawasan itu. “Jalur laut China<br />
ini jalur penting, jalur ekonimi<br />
dan jalur energi yang harus<br />
diselamatkan,” tutur dia, di Jakarta,<br />
Senin (18/4).<br />
Pria kelahiran Jawa Barat<br />
itu menegaskan apa yang terjadi<br />
belakangan ini, ada kapal<br />
nelayan China masuk ke perairan<br />
Indonesia, hanya masalah<br />
‘overlapping’ atau tumpang tindih<br />
semata.<br />
Dia membantah kalau itu disebut<br />
sebagai bentuk aksi klaim wilayah<br />
oleh China. Sebab kedaulatan<br />
Indonesia pada perairan Natuna<br />
dengan tegas telah diakui China<br />
di tahun 1990 saat normalisasi<br />
hubungan kedua negara.<br />
“Disampaikan Menteri Luar<br />
Negeri Tiongkok ke Menlu RI<br />
Almarhum Ali Alatas di tahun 1990<br />
saat normalisasi hubungan kedua<br />
negara. Mereka (China) dengan<br />
jelas mengatakan posisi Natuna<br />
bagian dari kedaulatan Indonesia<br />
dan mereka tidak memiliki<br />
persengketaan di kawasan itu,”<br />
imbuhnya.<br />
Lalu disampaikan kembali pada<br />
saat Hassan Wirajuda dan diulangi<br />
lagi saat Menlu Marty Natalegawa.<br />
“Lalu disampaikan ke ketua komisi<br />
satu di tiongkok. Tidak ada klaim<br />
segala macam dari Tiongkok atas<br />
wilayah perairan Natuna,” pungkas<br />
mantan Atase Republik Indonesia<br />
untuk Third Committee PBB itu.<br />
/M Vidia Wirawan<br />
AKTUAL <strong>Edisi</strong> <strong>53</strong> / April - Mei 2016 27