30.04.2016 Views

Majalah-Aktual-Edisi-53-ms

Majalah-Aktual-Edisi-53-ms

Majalah-Aktual-Edisi-53-ms

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

ILUSTRASI NELSON/ AKTUAL<br />

Kaditama Revbang BPK Bahtiar Arif (tengah)<br />

memberikan keterangan pers bersama Staf Ahli<br />

Bidang Pemeriksaan Investigasi BPK I Nyoman<br />

Wara (kanan) dan Kaditama Binbangkum<br />

BPK Nizam Burhanuddin (kiri) terkait hasil<br />

pemeriksaan BPK atas pengadaan RS Sumber<br />

Waras di kantor BPK, Jakarta, Rabu (13/4).<br />

Itulah sepenggal kutipan istri<br />

dari Gubernur DKI Jakarta Basuki<br />

Tjahaja Purnama atau Ahok, Veronica<br />

Tan dengan senyum khasnya yang<br />

menawan sering mengungkapkan<br />

mimpinya agar Jakarta memiliki<br />

rumah sakit khusus kanker sendiri.<br />

Pernyataan Veronica itu<br />

disampaikan dalam acara<br />

penandatanganan nota kesepakatan<br />

(MoU) mengenai perawatan paliatif<br />

kanker antara YKI DKI Jakarta bersama<br />

Singapore International Foundation<br />

(SIF) dan Rachel House Foundation, di<br />

Balai Kota, Jakarta, Selasa (20/1/2015).<br />

Tentunya sebuah mimpi dari<br />

sang isteri Ahok itu sangat mulia.<br />

Padahal, di Jakarta sendiri sudah<br />

ada lima rumah sakit yang mampu<br />

menangani pasien kanker. Tapi yaitu,<br />

Veronica Tan yang memiliki cita-cita<br />

bahwa Jakarta tetap membutuhkan<br />

rumah sakit khusus kanker untuk<br />

mengurangi beban kelima rumah<br />

sakit yang sudah ada.<br />

Tentunya, betapa bahagianya<br />

Veronica Tan, ketika mengetahui<br />

bahwa sang suami tercinta ingin segera<br />

mewujudkan mimpinya tersebut<br />

dengan membeli lahan Sumber<br />

Waras. Tak tanggung-tanggung Ahok<br />

bahkan berani melakukan pertemuan<br />

secara langsung dengan pemilik lahan<br />

Sumber Waras untuk negosiasi terkait<br />

pembelian lahan tersebut.<br />

Menurut Veronica Tan, pembelian<br />

lahan Sumber Waras oleh Pemprov<br />

DKI Jakarta memang khusus<br />

dipersembahkan oleh Ahok untuk<br />

membangun rumah sakit khusus<br />

kanker yang akan dikelola oleh<br />

Pemprov DKI Jakarta.<br />

Disposisi Ahok untuk<br />

mengganggarkan pembelian lahan<br />

Sumber Waras dan pernyataan<br />

Veronica Tan tersebut terekam<br />

dengan sangat jelas dan terang<br />

benderang di Kompas.com pada<br />

Selasa, 20 Januari 2015 dengan judul<br />

berita "Veronica Ahok Ingin Pemprov<br />

DKI Bangun RSUD Khusus Kanker."<br />

Dalam artikelnya, Kompas<br />

menyampaikan bahwa menurut<br />

Veronica Ahok sudah saatnya<br />

Pemprov DKI Jakarta memiliki RSUD<br />

khusus untuk melayani warga Jakarta<br />

yang terkena penyakit kanker. Bahkan<br />

yang sangat luar biasa, Veronica<br />

mampu mengetahui secara detail<br />

rencana pembangunan rumah sakit<br />

kanker oleh Pemprov DKI Jakarta<br />

lengkap dengan besaran anggarannya.<br />

Veronica juga mengungkapkan<br />

bahwa RSUD khusus kanker tersebut<br />

akan dibangun diatas lahan seluas 3,7<br />

hektare yang terletak tepat di sebelah<br />

RS Sumber Waras. Lahan tersebut<br />

telah dibeli oleh Pemprov DKI Jakarta<br />

seharga Rp755 miliar dengan anggaran<br />

tahun lalu (APBD 2014/pen).<br />

Ketika mimpi Veronica untuk<br />

membangun RSUD khusus kanker<br />

hampir diwujudkan oleh suami<br />

tercintanya, namun demikian BPK<br />

dianggap Ahok menghadangnya.<br />

Dalam laporan hasil audit yang<br />

disampaikan di DPRD DKI Jakarta<br />

dengan sangat jelas disebutkan bahwa<br />

pembelian lahan Sumber Waras<br />

diindikasikan merugikan keuangan<br />

daerah sebesar Rp 191,334 miliar.<br />

BPK pun ketika itu mengingatkan<br />

Ahok agar membatalkan pembelian<br />

itu. Bukan mendapatkan respons<br />

bagus, BPK dipandang Ahok sebagai<br />

penghalang untuk memberikan kado<br />

terindah untuk istrinya itu. Karena,<br />

menurut BPK jelas ada hal yang<br />

menyimpang dalam pembelian tersebut.<br />

Seperti yang disampaikan BPK,<br />

Kamis (15/4) membeberkan sejumlah<br />

kejanggalan terkait transaksi<br />

pembelian lahan Rumah Sakit RS<br />

Sumber Waras, yang dilakukan<br />

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.<br />

Kejanggalan yang dirasa BPK,<br />

berasal dari transaksi yang tak<br />

lazim yang dilakukan Pemprov DKI<br />

Jakarta. Terlebih, ada transaksi yang<br />

dilakukan oleh Bendahara Dinkas<br />

Pemprov DKI pada 31 Desember 2014<br />

pukul 19.00 atau lewat dari jam kerja.<br />

Kepala Biro Humas dan Kerja<br />

Sama Internasional BPK Yudi<br />

Ramdan Budiman menyebutkan,<br />

berdasarkan hasil pemeriksaan<br />

laporan keuangan, ada transaksi<br />

tunai senilai Rp 755,69 miliar melalui<br />

jenis belanja uang persediaan.<br />

Padahal, transaksi melalui UP<br />

dilakukan untuk transaksi dengan<br />

nilai transaksi kecil. “Sudah nilai<br />

besar, lalu melalui UP dan transaksi<br />

dilakukan pukul 07.00 malam yang<br />

sudah lewat dari jam kerja,” ujar Yudi<br />

di kantor BPK.<br />

Auditor manapun, lanjut<br />

dia, dipastikan bakal mengkritik<br />

penggunaan UP tersebut. “Ini ada<br />

apa , transaksi apa, tetapi bisa salah<br />

bisa benar, kalau ada buktinya tidak<br />

masalah.”<br />

Dari hasil pemeriksaan tersebut,<br />

ujar dia, auditor menuntut untuk<br />

melakukan pemeriksaan terhadap<br />

pembelian sebagian lahan milik Sumber<br />

Waras, yang dilakukan Pemprov DKI.<br />

Kemudian, BPK menemukan<br />

indikasi kerugian negara sebesar<br />

Rp 191 miliar. “Jadi, dari sisi nilai,<br />

dari segi waktu, jenis belanja, siapa<br />

pun auditornya pasti bertanya<br />

ini transaksi apa sih? Kenapa<br />

AKTUAL <strong>Edisi</strong> <strong>53</strong> / April - Mei 2016 41

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!