21.02.2013 Views

PT Bank Negara Indonesia - Badan Pemeriksa Keuangan

PT Bank Negara Indonesia - Badan Pemeriksa Keuangan

PT Bank Negara Indonesia - Badan Pemeriksa Keuangan

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

untuk menikmati pendapatan dalam waktu cepat sesuai jatuh tempo kredit dan eksposure<br />

kredit <strong>PT</strong> RAPP menjadi lebih besar dengan mengkapitalisasi bunga menjadi pokok kredit.<br />

Hal tersebut terjadi karena BPP memperkenankan kapitalisasi bunga/plafondering dan<br />

<strong>Bank</strong> BNI kurang memperhatikan kepentingan bank dalam menetapkan skema<br />

restrukturisasi kredit <strong>PT</strong> RAPP.<br />

18. Persetujuan fasilitas kredit <strong>PT</strong> Kencana Acidindo Perkasa (<strong>PT</strong> KAP) sebesar Rp179.650,00<br />

juta belum sepenuhnya memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit.<br />

Permasalahannya adalah bahwa <strong>PT</strong> KAP tidak memenuhi persyaratan maksimum DER,<br />

Total jaminan yang diserahkan tidak mencover fasilitas kredit, peringkat kredit (CCR) <strong>PT</strong><br />

KAP 6 A (Early Warning) sehingga berisiko tinggi, permohonan kredit <strong>PT</strong> KAP tidak<br />

dilengkapi dengan legalitas usaha yang lengkap dan persetujuan kredit <strong>PT</strong> KAP dilakukan<br />

sebelum mendapat tanggapan konsultasi dari Dekom. Masalah tersebut mengakibatkan<br />

pemberian fasilitas kredit kepada <strong>PT</strong> KAP berisiko tinggi dan Dekom tidak dapat<br />

mempertimbangkan secara dini terhadap kelayakan pemberian kredit kepada <strong>PT</strong> KAP. Hal<br />

tersebut terjadi karena Pejabat KPK dalam memberikan persetujuan pemberian fasilitas<br />

kredit kepada <strong>PT</strong> KAP belum menaati ketentuan yang berlaku dan Divisi Analisa Risiko<br />

(ARK) tidak tegas di dalam memberikan pertimbangan resiko terhadap permohonan kredit<br />

<strong>PT</strong> KAP.<br />

19. Persetujuan Fasilitas Kredit <strong>PT</strong> Tunas Baru Lampung (<strong>PT</strong> TBL) sebesar Rp125.000,00 juta<br />

belum sepenuhnya memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam pemberian kredit.<br />

Permasalahannya adalah bahwa fasilitas kredit <strong>PT</strong> TBL disetujui disaat kolektibilitas kredit<br />

<strong>PT</strong> TBL di <strong>Bank</strong> lain berada pada kolektibilitas dua, track record <strong>PT</strong> TBL selama dua tahun<br />

terakhir kurang baik, <strong>PT</strong> TBL tidak memenuhi persyaratan minimum CR dan persetujuan<br />

kredit diberikan di saat kinerja <strong>PT</strong> TBL tidak baik, jaminan yang diserahkan <strong>PT</strong> TBL tidak<br />

mengcover dan telah dijaminkan kepada bank lain, permohonan kredit <strong>PT</strong> TBL belum<br />

dilengkapi dengan legalitas usaha yang lengkap dan persetujuan kredit <strong>PT</strong> TBL dilakukan<br />

sebelum mendapat tanggapan konsultasi dari Dekom. Kondisi tersebut mengakibatkan<br />

pemberian fasilitas kredit kepada <strong>PT</strong> TBL sebesar Rp125.000,00 juta berisiko tinggi dan<br />

Dekom tidak dapat mempertimbangkan secara dini terhadap kelayakan pemberian kredit<br />

kepada <strong>PT</strong> TBL. Hal tersebut terjadi karena Pejabat KPK dalam memberikan persetujuan<br />

fasilitas kredit kepada <strong>PT</strong> TBL belum sepenuhnya mematuhi ketentuan yang berlaku dan<br />

Divisi ARK tidak tegas dalam memberikan pertimbangan resiko terhadap permohonan<br />

kredit <strong>PT</strong> TBL.<br />

20. Persetujuan Fasilitas Kredit sebesar Rp40.000,00 juta kepada <strong>PT</strong> Florindo Makmur (<strong>PT</strong><br />

FM) belum sesuai ketentuan CPC dan BPP <strong>Bank</strong> BNI. Permasalahannya adalah bahwa<br />

analisa kredit <strong>PT</strong> FM belum sesuai dengan BPP, <strong>PT</strong> FM belum memenuhi syarat untuk<br />

menjadi nasabah <strong>Bank</strong> BNI, analisa atas laporan keuangan <strong>PT</strong> FM belum sepenuhnya<br />

sesuai dengan ketentuan, permohonan kredit <strong>PT</strong> FM tidak dilengkapi dengan legalitas<br />

usaha yang lengkap dan jaminan yang diserahkan belum diasuransikan. Masalah tersebut<br />

mengakibatkan pemberian fasilitas kredit kepada <strong>PT</strong> FM sebesar Rp40.000,00 juta berisiko<br />

tinggi. Hal tersebut terjadi karena Pejabat KPK dalam memberikan persetujuan fasilitas<br />

kredit kepada <strong>PT</strong> FM belum sepenuhnya mematuhi ketentuan yang berlaku RM dalam<br />

menganalisa permohonan kredit belum memperhatikan ketentuan..<br />

7

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!