PersandinganUUPPh
PersandinganUUPPh
PersandinganUUPPh
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Huruf f<br />
Dalam hubungan pekerjaan, kemungkinan dapat terjadi pembayaran<br />
imbalan yang diberikan kepada pegawai yang juga pemegang<br />
saham. Karena pada dasarnya pengeluaran untuk mendapatkan,<br />
menagih, dan memelihara penghasilan yang boleh dikurangkan dari<br />
penghasilan bruto adalah pengeluaran yang jumlahnya wajar sesuai<br />
dengan kelaziman usaha, maka berdasarkan ketentuan ini, jumlah yang<br />
melebihi kewajaran tersebut tidak boleh dibebankan sebagai biaya.<br />
Misalnya seorang tenaga ahli yang adalah pemegang saham dari suatu<br />
badan, memberikan jasa kepada badan tersebut dengan memperoleh<br />
imbalan sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) .<br />
Apabila untuk jasa yang sama yang diberikan oleh tenaga ahli lain yang<br />
setara hanya dibayar sebesar Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah), maka<br />
jumlah sebesar Rp 3.000.000,00 (tiga juta rupiah) tidak boleh dibebankan<br />
sebagai biaya. Bagi tenaga ahli yang juga sebagai pemegang saham<br />
tersebut jumlah sebesar Rp 3.000.000,00 (tiga juta rupiah) dimaksud<br />
dianggap sebagai dividen.<br />
Huruf g<br />
Berbeda dengan pengeluaran hibah, pemberian bantuan, sumbangan<br />
dan warisan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan<br />
huruf b, yang tidak boleh dikurangkan dari Penghasilan Kena Pajak,<br />
zakat atas penghasilan boleh dikurangkan dari Penghasilan Kena Pajak.<br />
Zakat atas penghasilan yang dapat dikurangkan tersebut harus nyatanyata<br />
dibayarkan oleh Wajib Pajak orang pribadi pemeluk agama Islam<br />
dan atau Wajib Pajak badan dalam negeri yang dimiliki oleh pemeluk<br />
agama Islam kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang<br />
dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah sebagaimana diatur dalam<br />
Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, dan<br />
sepanjang berkenaan dengan penghasilan yang menjadi Objek Pajak<br />
dapat dikurangkan dalam menghitung besarnya Penghasilan Kena<br />
Pajak pada tahun zakat tersebut dibayarkan.<br />
Huruf h<br />
Yang dimaksudkan dengan Pajak Penghasilan dalam ketentuan<br />
ini adalah Pajak Penghasilan yang terutang oleh Wajib Pajak yang<br />
bersangkutan.<br />
Huruf i<br />
Biaya untuk keperluan pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi<br />
tanggungannya, pada hakikatnya merupakan penggunaan penghasilan<br />
114 Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 7/1983 STDD No. 17/2000<br />
Huruf f<br />
Dalam hubungan pekerjaan, kemungkinan dapat terjadi pembayaran<br />
imbalan yang diberikan kepada pegawai yang juga pemegang saham.<br />
Karena pada dasarnya pengeluaran untuk mendapatkan, menagih, dan<br />
memelihara penghasilan yang boleh dikurangkan dari penghasilan<br />
bruto adalah pengeluaran yang jumlahnya wajar sesuai dengan<br />
kelaziman usaha, berdasarkan ketentuan ini jumlah yang melebihi<br />
kewajaran tersebut tidak boleh dibebankan sebagai biaya. Misalnya,<br />
seorang tenaga ahli yang merupakan pemegang saham dari suatu<br />
badan memberikan jasa kepada badan tersebut dengan memperoleh<br />
imbalan sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).<br />
Apabila untuk jasa yang sama yang diberikan oleh tenaga ahli lain<br />
yang setara hanya dibayar sebesar Rp20.000.000,00 (dua puluh juta<br />
rupiah), jumlah sebesar Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah) tidak<br />
boleh dibebankan sebagai biaya. Bagi tenaga ahli yang juga sebagai<br />
pemegang saham tersebut jumlah sebesar Rp30.000.000,00 (tiga puluh<br />
juta rupiah) dimaksud dianggap sebagai dividen.<br />
Huruf g<br />
Cukup jelas.<br />
Huruf h<br />
Yang dimaksudkan dengan Pajak Penghasilan dalam ketentuan<br />
ini adalah Pajak Penghasilan yang terutang oleh Wajib Pajak yang<br />
bersangkutan.<br />
Huruf i<br />
Biaya untuk keperluan pribadi Wajib Pajak atau orang yang menjadi<br />
tanggungannya, pada hakekatnya merupakan penggunaan penghasilan<br />
Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 7/1983 STDD No. 36/2008<br />
115