13.05.2013 Views

PersandinganUUPPh

PersandinganUUPPh

PersandinganUUPPh

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

dari tahun pajak yang bersangkutan. Wajib Pajak orang pribadi yang<br />

menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto tersebut wajib<br />

menyelenggarakan pencatatan tentang peredaran brutonya sebagaimana<br />

diatur dalam Undang-undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara<br />

Perpajakan. Pencatatan tersebut dimaksudkan untuk memudahkan<br />

penerapan norma dalam menghitung penghasilan neto.<br />

Apabila Wajib Pajak orang pribadi yang berhak bermaksud untuk<br />

menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto, tetapi tidak<br />

memberitahukannya kepada Direktur Jenderal Pajak dalam jangka<br />

waktu yang ditentukan, maka Wajib Pajak tersebut dianggap memilih<br />

menyelenggarakan pembukuan.<br />

Ayat (5)<br />

Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan pembukuan dan atau<br />

wajib menyelenggarakan pencatatan dan atau dianggap memilih<br />

menyelenggarakan pembukuan, tetapi:<br />

a. tidak atau tidak sepenuhnya menyelenggarakan kewajiban pencatatan<br />

atau pembukuan;<br />

b. tidak bersedia memperlihatkan pembukuan atau pencatatan atau<br />

bukti-bukti pendukungnya pada waktu dilakukan pemeriksaan;<br />

sehingga karena itu mengakibatkan peredaran bruto yang sebenarnya<br />

tidak diketahui, maka penghasilan netonya dapat dihitung dengan cara<br />

lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.<br />

Ayat (6)<br />

Cukup jelas<br />

Ayat (7)<br />

Menteri Keuangan dapat menyesuaikan besarnya batas peredaran<br />

bruto sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dengan memperhatikan<br />

perkembangan ekonomi dan kemampuan masyarakat Wajib Pajak untuk<br />

menyelenggarakan pembukuan.<br />

152 Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 7/1983 STDD No. 17/2000<br />

memberitahukan kepada Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 3<br />

(tiga) bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan.<br />

Ayat (3)<br />

Wajib Pajak orang pribadi yang menggunakan Norma Penghitungan<br />

Penghasilan Neto tersebut wajib menyelenggarakan pencatatan tentang<br />

peredaran brutonya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang yang<br />

mengatur mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan. Pencatatan<br />

tersebut dimaksudkan untuk memudahkan penerapan norma dalam<br />

menghitung penghasilan neto.<br />

Ayat (4)<br />

Apabila Wajib Pajak orang pribadi yang berhak bermaksud untuk<br />

menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto, tetapi tidak<br />

memberitahukannya kepada Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu<br />

yang ditentukan, Wajib Pajak tersebut dianggap memilih menyelenggarakan<br />

pembukuan.<br />

Ayat (5)<br />

Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan pembukuan, wajib<br />

menyelenggarakan pencatatan, atau dianggap memilih menyelenggarakan<br />

pembukuan, tetapi:<br />

a. tidak atau tidak sepenuhnya menyelenggarakan kewajiban pencatatan<br />

atau pembukuan; atau<br />

b. tidak bersedia memperlihatkan pembukuan atau pencatatan atau<br />

bukti-bukti pendukungnya pada waktu dilakukan pemeriksaan<br />

sehingga mengakibatkan peredaran bruto dan penghasilan neto yang<br />

sebenarnya tidak diketahui maka peredaran bruto Wajib Pajak yang<br />

bersangkutan dihitung dengan cara lain yang diatur dengan atau<br />

berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan dan penghasilan netonya<br />

dihitung dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto.<br />

Ayat (6)<br />

Cukup jelas.<br />

Ayat (7)<br />

Menteri Keuangan dapat menyesuaikan besarnya batas peredaran<br />

bruto sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan memerhatikan<br />

perkembangan ekonomi dan kemampuan masyarakat Wajib Pajak untuk<br />

menyelenggarakan pembukuan.<br />

Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 7/1983 STDD No. 36/2008<br />

153

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!