PersandinganUUPPh
PersandinganUUPPh
PersandinganUUPPh
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
huruf a adalah badan perwakilan negara asing dan organisasi-organisasi<br />
internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.<br />
(3) Penghasilan pegawai tetap atau pensiunan yang dipotong pajak untuk<br />
setiap bulan adalah jumlah penghasilan bruto setelah dikurangi dengan<br />
biaya jabatan atau biaya pensiun yang besarnya ditetapkan dengan<br />
Keputusan Menteri Keuangan, iuran pensiun, dan Penghasilan Tidak Kena<br />
Pajak.<br />
(4) Penghasilan pegawai harian, mingguan, serta pegawai tidak tetap lainnya<br />
yang dipotong pajak adalah jumlah penghasilan bruto setelah dikurangi<br />
bagian penghasilan yang tidak dikenakan pemotongan yang besarnya<br />
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.<br />
(5) Tarif pemotongan atas penghasilan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)<br />
adalah tarif pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) kecuali<br />
ditetapkan lain dengan Peraturan Pemerintah.<br />
(6) dihapus.<br />
(7) dihapus.<br />
(8) Petunjuk mengenai pelaksanaan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan<br />
pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan<br />
diatur dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak.<br />
Penjelasan Pasal 21<br />
Ayat (1)<br />
Ketentuan ini mengatur tentang pembayaran pajak dalam tahun berjalan<br />
melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh<br />
oleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan,<br />
jasa dan kegiatan. Pihak yang wajib melakukan pemotongan, penyetoran<br />
dan pelaporan pajak adalah pemberi kerja, bendaharawan pemerintah,<br />
dana pensiun, badan, perusahaan, dan penyelenggara kegiatan.<br />
188 Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 7/1983 STDD No. 17/2000<br />
negara asing dan organisasi-organisasi internasional sebagaimana<br />
dimaksud dalam Pasal 3.<br />
(3) Penghasilan pegawai tetap atau pensiunan yang dipotong pajak untuk<br />
setiap bulan adalah jumlah penghasilan bruto setelah dikurangi dengan<br />
biaya jabatan atau biaya pensiun yang besarnya ditetapkan dengan<br />
Peraturan Menteri Keuangan, iuran pensiun, dan Penghasilan Tidak Kena<br />
Pajak.<br />
(4) Penghasilan pegawai harian, mingguan, serta pegawai tidak tetap lainnya<br />
yang dipotong pajak adalah jumlah penghasilan bruto setelah dikurangi<br />
bagian penghasilan yang tidak dikenakan pemotongan yang besarnya<br />
ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan.<br />
(5) Tarif pemotongan atas penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)<br />
adalah tarif pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a,<br />
kecuali ditetapkan lain dengan Peraturan Pemerintah.<br />
(5a) Besarnya tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (5) yang diterapkan<br />
terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak lebih<br />
tinggi 20% (dua puluh persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap<br />
Wajib Pajak yang dapat menunjukkan Nomor Pokok Wajib Pajak.<br />
(6) dihapus.<br />
(7) dihapus.<br />
(8) Ketentuan mengenai petunjuk pelaksanaan pemotongan pajak atas<br />
penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan diatur<br />
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.<br />
Penjelasan Pasal 21<br />
Ayat (1)<br />
Ketentuan ini mengatur tentang pembayaran pajak dalam tahun berjalan<br />
melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh<br />
oleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan,<br />
jasa, dan kegiatan. Pihak yang wajib melakukan pemotongan pajak adalah<br />
pemberi kerja, bendahara pemerintah, dana pensiun, badan, perusahaan,<br />
dan penyelenggara kegiatan.<br />
Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 7/1983 STDD No. 36/2008<br />
189