13.05.2013 Views

PersandinganUUPPh

PersandinganUUPPh

PersandinganUUPPh

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Ayat (5)<br />

Cukup jelas<br />

Ayat (6)<br />

Untuk memberikan kepastian hukum bagi Wajib Pajak dalam melakukan<br />

penyusutan atas pengeluaran harta berwujud, ketentuan ini mengatur<br />

kelompok masa manfaat harta dan tarif penyusutan baik menurut metode<br />

garis lurus maupun saldo menurun.<br />

Yang dimaksud dengan bangunan tidak permanen adalah bangunan yang<br />

bersifat sementara dan terbuat dari bahan yang tidak tahan lama atau<br />

bangunan yang dapat dipindah-pindahkan, yang masa manfaatnya tidak<br />

lebih dari 10 (sepuluh) tahun, misalnya barak atau asrama yang dibuat dari<br />

kayu untuk karyawan.<br />

Ayat (7)<br />

Dalam rangka menyesuaikan dengan karakteristik bidang-bidang usaha<br />

tertentu, seperti pertambangan minyak dan gas bumi, perkebunan<br />

tanaman keras, perlu diberikan pengaturan tersendiri untuk penyusutan<br />

harta berwujud yang digunakan dalam usaha tersebut yang ketentuannya<br />

ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.<br />

Ayat (8) dan ayat (9)<br />

Pada dasarnya keuntungan atau kerugian karena pengalihan harta<br />

dikenakan pajak dalam tahun dilakukannya pengalihan harta tersebut.<br />

Apabila harta tersebut dijual atau terbakar, maka penerimaan neto dari<br />

penjualan harta tersebut, yaitu selisih antara harga penjualan dengan<br />

biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan penjualan tersebut dan atau<br />

penggantian asuransinya dibukukan sebagai penghasilan pada tahun<br />

terjadinya penjualan atau tahun diterimanya penggantian asuransi, dan<br />

nilai sisa buku dari harta tersebut dibebankan sebagai kerugian dalam<br />

tahun pajak yang bersangkutan.<br />

Dalam hal penggantian asuransi yang diterima jumlahnya baru dapat<br />

diketahui dengan pasti di masa kemudian, Wajib Pajak dapat mengajukan<br />

permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak agar jumlah sebesar kerugian<br />

tersebut dapat dibebankan dalam tahun penggantian asuransi tersebut.<br />

136 Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 7/1983 STDD No. 17/2000<br />

Contoh :<br />

PT X yang bergerak di bidang perkebunan membeli traktor pada tahun<br />

2009. Perkebunan tersebut mulai menghasilkan (panen) pada tahun 2010.<br />

Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, penyusutan traktor tersebut<br />

dapat dilakukan mulai tahun 2010.<br />

Ayat (5)<br />

Cukup jelas.<br />

Ayat (6)<br />

Untuk memberikan kepastian hukum bagi Wajib Pajak dalam melakukan<br />

penyusutan atas pengeluaran harta berwujud, ketentuan ini mengatur<br />

kelompok masa manfaat harta dan tarif penyusutan baik menurut metode<br />

garis lurus maupun saldo menurun.<br />

Yang dimaksud dengan “bangunan tidak permanen” adalah bangunan<br />

yang bersifat sementara dan terbuat dari bahan yang tidak tahan lama atau<br />

bangunan yang dapat dipindah-pindahkan, yang masa manfaatnya tidak<br />

lebih dari 10 (sepuluh) tahun, misalnya barak atau asrama yang dibuat dari<br />

kayu untuk karyawan.<br />

Ayat (7)<br />

Dalam rangka menyesuaikan dengan karakteristik bidang-bidang usaha<br />

tertentu, seperti perkebunan tanaman keras, kehutanan, dan peternakan,<br />

perlu diberikan pengaturan tersendiri untuk penyusutan harta berwujud<br />

yang digunakan dalam bidang-bidang usaha tertentu tersebut yang<br />

ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri<br />

Keuangan.<br />

Ayat (8) dan ayat (9)<br />

Pada dasarnya keuntungan atau kerugian karena pengalihan harta dikenai<br />

pajak dalam tahun dilakukannya pengalihan harta tersebut.<br />

Apabila harta tersebut dijual atau terbakar, maka penerimaan neto<br />

dari penjualan harta tersebut, yaitu selisih antara harga penjualan dan<br />

biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan penjualan tersebut dan atau<br />

penggantian asuransinya, dibukukan sebagai penghasilan pada tahun<br />

terjadinya penjualan atau tahun diterimanya penggantian asuransi, dan<br />

nilai sisa buku dari harta tersebut dibebankan sebagai kerugian dalam<br />

tahun pajak yang bersangkutan.<br />

Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 7/1983 STDD No. 36/2008<br />

137

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!