PersandinganUUPerpajakan
PersandinganUUPerpajakan
PersandinganUUPerpajakan
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
26<br />
Ayat (5)<br />
Untuk mencegah usaha penghindaran dan/atau perpanjangan<br />
waktu pembayaran pajak yang terutang dalam 1 (satu) Tahun<br />
Pajak yang harus dibayar sebelum batas waktu penyampaian<br />
Surat Pemberitahuan Tahunan, perlu ditetapkan persyaratan<br />
yang berakibat pengenaan sanksi administrasi berupa bunga<br />
bagi Wajib Pajak yang ingin memperpanjang waktu penyampaian<br />
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.<br />
Persyaratan tersebut berupa keharusan menyampaikan<br />
pemberitahuan sementara dengan menyebutkan besarnya pajak<br />
yang harus dibayar berdasarkan penghitungan sementara pajak<br />
yang terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak dan Surat Setoran<br />
Pajak sebagai bukti pelunasan, sebagai lampiran pemberitahuan<br />
perpanjangan jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan<br />
Tahunan Pajak Penghasilan.<br />
Ayat (5a)<br />
Dalam rangka pembinaan terhadap Wajib Pajak yang sampai<br />
dengan batas waktu yang telah ditentukan ternyata tidak<br />
menyampaikan Surat Pemberitahuan, terhadap Wajib Pajak yang<br />
bersangkutan dapat diberikan Surat Teguran.<br />
Ayat (6)<br />
Mengingat fungsi Surat Pemberitahuan merupakan<br />
sarana Wajib Pajak, antara lain untuk melaporkan dan<br />
mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak dan<br />
pembayarannya, dalam rangka keseragaman dan mempermudah<br />
pengisian serta pengadministrasiannya, bentuk dan isi Surat<br />
Pemberitahuan, keterangan, dokumen yang harus dilampirkan dan<br />
cara yang digunakan untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan<br />
diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.<br />
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sekurangkurangnya<br />
memuat jumlah peredaran, jumlah penghasilan,<br />
SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN<br />
Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan<br />
jumlah Penghasilan Kena Pajak, jumlah pajak yang terutang,<br />
jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan atau kelebihan pajak,<br />
serta harta dan kewajiban di luar kegiatan usaha atau pekerjaan<br />
bebas bagi Wajib Pajak orang pribadi.<br />
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak<br />
yang wajib menyelenggarakan pembukuan harus dilengkapi<br />
dengan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi<br />
serta keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung besarnya<br />
Penghasilan Kena Pajak.<br />
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai sekurangkurangnya<br />
memuat jumlah Dasar Pengenaan Pajak, jumlah Pajak<br />
Keluaran, jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan, dan<br />
jumlah kekurangan atau kelebihan pajak.<br />
SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN<br />
26 27<br />
Ayat (7)<br />
Surat Pemberitahuan yang ditandatangani beserta lampirannya<br />
adalah satu kesatuan yang merupakan unsur keabsahan Surat<br />
Pemberitahuan. Oleh karena itu, Surat Pemberitahuan dari<br />
Wajib Pajak yang disampaikan, tetapi tidak dilengkapi dengan<br />
lampiran yang dipersyaratkan, tidak dianggap sebagai Surat<br />
Pemberitahuan dalam administrasi Direktorat Jenderal Pajak.<br />
Dalam hal demikian, Surat Pemberitahuan tersebut dianggap<br />
sebagai data perpajakan.<br />
Demikian juga apabila penyampaian Surat Pemberitahuan yang<br />
menyatakan lebih bayar telah melewati 3 (tiga) tahun sesudah<br />
berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak<br />
dan Wajib Pajak telah ditegur secara tertulis, atau apabila Surat<br />
Pemberitahuan disampaikan setelah Direktur Jenderal Pajak<br />
melakukan pemeriksaan atau menerbitkan surat ketetapan<br />
pajak, Surat Pemberitahuan tersebut dianggap sebagai data<br />
perpajakan.<br />
Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan