13.05.2013 Views

PersandinganUUPerpajakan

PersandinganUUPerpajakan

PersandinganUUPerpajakan

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

setelah diperhitungkan dengan utang pajak berikut sanksi-sanksinya.<br />

Penjelasan Pasal 28A<br />

Sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 17B ayat (1) Undang-undang<br />

tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Direktur Jenderal<br />

Pajak atau pejabat yang ditunjuk berwenang untuk mengadakan<br />

pemeriksaan sebelum dilakukan pengembalian atau perhitungan<br />

kelebihan pajak.<br />

Hal-hal yang harus menjadi pertimbangan sebelum dilakukan<br />

pengembalian atau perhitungan kelebihan pajak adalah:<br />

a. kebenaran materiil tentang besarnya pajak penghasilan yang<br />

terutang;<br />

b. keabsahan bukti-bukti pungutan dan bukti-bukti potongan<br />

pajak serta bukti pembayaran pajak oleh Wajib Pajak sendiri<br />

selama dan untuk tahun pajak yang bersangkutan.<br />

Oleh karena itu untuk kepentingan pemeriksaan, Direktur Jenderal<br />

Pajak atau pejabat lain yang ditunjuk diberi wewenang untuk<br />

mengadakan pemeriksaan atas laporan keuangan, buku-buku,<br />

dan catatan lainnya serta pemeriksaan lain yang berkaitan dengan<br />

penentuan besarnya pajak penghasilan yang terutang, kebenaran<br />

jumlah pajak dan jumlah pajak yang telah dikreditkan dan untuk<br />

menentukan besarnya kelebihan pembayaran pajak yang harus<br />

dikembalikan.<br />

Maksud pemeriksaan ini untuk memastikan bahwa uang yang akan<br />

dibayar kembali kepada Wajib Pajak sebagai restitusi itu adalah<br />

benar merupakan hak Wajib Pajak.<br />

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN<br />

Pajak Penghasilan<br />

Pasal 29<br />

Apabila pajak yang terutang untuk suatu tahun Pajak ternyata lebih besar<br />

daripada kredit pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1),<br />

kekurangan pembayaran pajak yang terutang harus dilunasi sebelum Surat<br />

Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan disampaikan.<br />

Penjelasan Pasal 29<br />

Ketentuan ini mewajibkan Wajib Pajak untuk melunasi kekurangan<br />

pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan Undang-<br />

Undang ini sebelum Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan<br />

disampaikan dan paling lambat pada batas akhir penyampaian Surat<br />

Pemberitahuan Tahunan. Apabila tahun buku sama dengan tahun<br />

kalender, kekurangan pajak tersebut wajib dilunasi paling lambat<br />

tanggal 31 Maret bagi Wajib Pajak orang pribadi atau 30 April bagi<br />

Wajib Pajak badan setelah tahun Pajak berakhir, sedangkan apabila<br />

tahun buku tidak sama dengan tahun kalender, misalnya dimulai<br />

tanggal 1 Juli sampai dengan 30 Juni, kekurangan pajak wajib<br />

dilunasi paling lambat tanggal 30 September bagi Wajib Pajak orang<br />

pribadi atau 31 Oktober bagi Wajib Pajak badan.<br />

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN<br />

286 287<br />

Dihapus<br />

Penjelasan Pasal 30<br />

Dihapus<br />

Cukup jelas<br />

Penjelasan Pasal 31<br />

Cukup jelas<br />

Pasal 30<br />

Pasal 31<br />

Pajak Penghasilan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!