13.05.2013 Views

PersandinganUUPerpajakan

PersandinganUUPerpajakan

PersandinganUUPerpajakan

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Penjelasan Pasal 22<br />

Ayat (1)<br />

Berdasarkan ketentuan ini, yang dapat ditunjuk sebagai pemungut<br />

pajak adalah:<br />

- bendahara pemerintah, termasuk bendahara pada<br />

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, instansi atau<br />

lembaga pemerintah, dan lembaga-lembaga negara<br />

lainnya, berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan<br />

barang, termasuk juga dalam pengertian bendahara adalah<br />

pemegang kas dan pejabat lain yang menjalankan fungsi<br />

yang sama;<br />

- badan-badan tertentu, baik badan pemerintah maupun<br />

swasta, berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau<br />

kegiatan usaha di bidang lain, seperti kegiatan usaha<br />

produksi barang tertentu antara lain otomotif dan semen;<br />

dan<br />

- Wajib Pajak badan tertentu untuk memungut pajak dari<br />

pembeli atas penjualan barang yang tergolong sangat mewah.<br />

Pemungutan pajak oleh Wajib Pajak badan tertentu ini akan<br />

dikenakan terhadap pembelian barang yang memenuhi<br />

kriteria tertentu sebagai barang yang tergolong sangat<br />

mewah baik dilihat dari jenis barangnya maupun harganya,<br />

seperti kapal pesiar, rumah sangat mewah, apartemen<br />

dan kondominium sangat mewah, serta kendaraan sangat<br />

mewah.<br />

Dalam pelaksanaan ketentuan ini Menteri Keuangan<br />

mempertimbangkan, antara lain:<br />

- penunjukan pemungut pajak secara selektif, demi<br />

pelaksanaan pemungutan pajak secara efektif dan efisien;<br />

- tidak mengganggu kelancaran lalu lintas barang; dan<br />

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN<br />

Pajak Penghasilan<br />

- prosedur pemungutan yang sederhana sehingga mudah<br />

dilaksanakan.<br />

Pemungutan pajak berdasarkan ketentuan ini dimaksudkan untuk<br />

meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengumpulan<br />

dana melalui sistem pembayaran pajak dan untuk tujuan<br />

kesederhanaan, kemudahan, dan pengenaan pajak yang tepat<br />

waktu. Sehubungan dengan hal tersebut, pemungutan pajak<br />

berdasarkan ketentuan ini dapat bersifat final.<br />

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN<br />

262 263<br />

Ayat (2)<br />

Ayat (3)<br />

Cukup jelas.<br />

Kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak dapat dibuktikan oleh<br />

Wajib Pajak, antara lain, dengan cara menunjukkan kartu Nomor<br />

Pokok Wajib Pajak.<br />

Pasal 23<br />

(1) Atas penghasilan tersebut di bawah ini dengan nama dan dalam<br />

bentuk apa pun yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau<br />

telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek<br />

pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha<br />

tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib<br />

Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong pajak oleh<br />

pihak yang wajib membayarkan:<br />

a. sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto atas:<br />

1. dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf<br />

g;<br />

2. bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf<br />

f;<br />

3. royalti; dan<br />

Pajak Penghasilan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!