02.07.2013 Views

A. Mesin Gurdi

A. Mesin Gurdi

A. Mesin Gurdi

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Dengan kombinasi NC dan PC seperti ini jumlah komponen elektrik yang dibutuhkan<br />

mesin perkakas CNC menjadi berkurang. Beberapa perangkat keras seperti timer,<br />

counter, dan relay/switch yang dirangkai secara permanen untuk tugas pengelolaan<br />

mesin dapat diganti dengan perangkat lunak yang berupa program yang ditulis oleh<br />

Machine Tool Builder dan disimpan pada EPROM. Programasi bagi PC ini dilakukan<br />

dengan memakai komputer pemrogram dengan bahasa tertentu. Pengaktifan dan<br />

penonaktifan komponen mesin perkakas seperti spindel (hidup, mati, arah putaran, dan<br />

kecepatan putar), dan sebagainya dilaksanakan oleh processor pada PC (Programmable<br />

Controller) sesuai dengan program yang ditulis oleh Machine Tool Builder pada EPROM.<br />

Lewat panel kontrol inilah komunikasi antara operator dengan mesin dilaksanakan.<br />

Pada layar CRT dapat dilihat segala informasi yang diinginkan. Selain itu bila CRT<br />

mempunyai kemampuan graphic (monochrome atau colour) maka simulasi proses<br />

ataupun pemrograman secara simbolik dapat dilaksanakan lewat MDI (Manual Data<br />

Input) pada panel kontrol. Data input dilaksanakan melalui berbagai media (diskette,<br />

cassete) yang digabungkan dengan bus melalui suatu interface.<br />

B. Pengontrolan Sumbu <strong>Mesin</strong> Perkakas CNC<br />

Putaran spindel (poros utama mesin) yang memutar benda kerja (seperti pada<br />

<strong>Mesin</strong> Bubut) atau yang memutar pahat (seperti pada <strong>Mesin</strong> Frais) dan gerakan pahat<br />

relatif terhadap benda kerja merupakan masalah pokok dalam sistem pengontrolan<br />

mesin perkakas CNC. Berbagai teknik diterapkan untuk mengontrol gerakan pahat relatif<br />

terhadap benda kerja, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Secara<br />

umum sistem pengontrolan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis sebagai berikut.<br />

1. Sistem Kontrol Terbuka (Open Loop Control)<br />

Pada sistem pengontrolan terbuka, motor penggerak (biasanya motor step)<br />

akan menggerakkan bagian yang digerakkan sesuai dengan perintah. Motor akan<br />

mulai berputar bila pulsa-perintah (command pulse) diberikan dan berhenti bila pulsa<br />

tersebut tidak ada lagi. Jarak yang ditempuh ditentukan oleh:<br />

a. Jumlah pulsa yang diberikan<br />

b. Kepekaan (sensitivity) sistem pengontrolan<br />

Kepekaan sistem pengontrolan dipengaruhi oleh karakteristik motor step, yaitu<br />

rasio antara satuan pulsa (input) terhadap satuan gerakan (output) atau putaran<br />

per pulsa, dan rasio transmisi sistem penggerak dari motor sampai komponen<br />

yang digerakkan.<br />

Kecepatan gerakan ditentukan oleh frekuensi pulsa dan dibatasi sampai dengan<br />

kecepatan maksimum sesuai dengan daerah kerja motor step (max. pps, pulse<br />

per second). Pada umumnya daya motor step adalah rendah, kurang dari 1 KW,<br />

sehingga pemakaiannya pun terbatas. Sistem kontrol terbuka dengan menggunakan<br />

motor step merupakan cara yang murah dan mudah dilaksanakan akan tetapi tidak<br />

selalu merupakan cara yang terbaik. Karena merupakan loop control yang terbuka<br />

maka sistem pengontrolan mudah dipengaruhi oleh ”gangguan luar” dengan<br />

demikian ketelitian gerakan (kesalahan jarak/pemosisian) juga terpengaruh.<br />

2. Sistem Kontrol Tertutup (Close Loop Control)<br />

Ketidaktepatan jarak atau posisi akhir dari elemen yang digerakkan karena<br />

adanya gangguan dari luar dapat diperkecil dengan menerapkan sistem kontrol<br />

tertutup, lihat Gambar 13.5.<br />

401

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!