Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Sumber: Salmon dkk, 1991<br />
1. lingkup pekerjaan dan peraturan <strong>bangunan</strong><br />
Tebal dudukan ditentukan oleh tegangan lentur pada penampang<br />
kritis siku tersebut, seperti pada gambar 6.43. Pada gambar 6.43(a), dipakai<br />
sambungan baut tanpa penyambungan ke balok. Penampang kritis diambil<br />
pada penampang netto yang melalui barisan baut teratas. Jika balok<br />
dihubungkan ke siku seperti gambar 6.43(b), rotasi ujung balok<br />
menimbulkan gaya yang cenderung mencegah pemisahan balok dari kolom.<br />
Pada sambungan yang dilas, las penuh pada sepanjang ujung dudukan<br />
akan melekatkan siku pada kolom, sehingga penampang kritisnya seperti<br />
ditunjukan pada gambar 6.43(c), tanpa memandang apakah balok<br />
dihubungkan dengan dudukannya.<br />
6.4.10. Sambungan dudukan dengan perkuatan<br />
Bila reaksi pada dudukan terlalu berat, siku dudukan pada konstruksi<br />
baut dapat diperkuat, atau dudukan dengan perkuatan yang berbentuk T<br />
pada konstruksi las. Dudukan dengan perkuatan ini juga tidak ditujukan<br />
untuk sambungan penahan momen, tetapi hanya untuk menahan beban<br />
vertikal. Sambungan dudukan dengan perkuatan dapat dilihat pada Gambar<br />
6.44.<br />
Gambar 6.44. Sambungan dudukan dengan perkuatan<br />
Sumber: Salmon dkk, 1991<br />
6.4.11. Sambungan dengan plat konsol segitiga<br />
Merupakan sambungan dudukan perkuatan yang dipotong menjadi<br />
bentuk segitiga. Pada plat kecil dengan perkuatan yang memikul reaksi<br />
balok, bahaya yang timbul karena tekuk akan sangat kecil jika dipotong<br />
menjadi bentuk segitiga. Secara umum penguat akan menghasilkan<br />
tumpuan yang lebih kaku jika dibandingkan dengan bentuk segi empat.<br />
321