02.07.2013 Views

Bab I

Bab I

Bab I

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sebelum praktik berwawancara, terlebih dahulu bacalah contoh wawancara<br />

berikut ini!<br />

Wawancara dilakukan oleh wartawan Kompas (W) dengan Dynand<br />

Fariz (DF) perintis Jember Fashion Carnaval (JFC).<br />

W : Maaf, Bang Fariz, kami ingin tahu tentang diri Anda dan latar<br />

belakang keluarga Anda. Bisakan Anda menceritakannya?<br />

DF : Iya tentu saja. Nama lengkap saya Dynand Fariz.<br />

Saya lahir di Desa Garakan, Kecamatan Silo, Kabupaten<br />

Jember, Jawa Timur tanggal 23 Mei 1963.<br />

Saya anak kedelapan dari 11 bersaudara. Ayah saya seorang<br />

pegawai Dinas Peternakan Kabupaten Jember dan ibu saya<br />

berwiraswasta dengan membuat kue. Saya sering membantu<br />

ayah saya yang punya usaha jahit pakaian laki-laki. Sehingga,<br />

saya pun menjadi tertarik di bidang mode sejak kecil. Ya,<br />

sampai sekarang ini, mas.<br />

W : Setelah lulus kuliah, mengapa Anda memutuskan berkarir di<br />

bidang mode?<br />

DF : Saya memilih mode karena pertimbangan kesempatan kerja.<br />

Ketika itu belum banyak yang masuk di dunia mode.<br />

W : Sampai saat ini, bagaimana perjalanan karir Anda?<br />

DF : Sejak tahun 1988 sampai sekarang, saya mengajar di<br />

Universitas Negeri Surabaya, di Esmod Jakarta. Tahun 2002<br />

hingga sekarang, saya menjabat sebagai Presiden Jember<br />

Fashion Carnaval dan Jember Fashion Carnaval Council.<br />

W : Bung Fariz, Anda terkenal dengan JFC yang dirintis sejak tahun<br />

2000, sebenarnya apa cita-cita Anda dengan mendirikan JFC ini?<br />

DF : Saya ingin Indonesia punya karnaval mode dan Jember<br />

menjadi kota karnaval dunia.<br />

W : Lantas, dari mana JFC memperoleh dana kegiatan?<br />

DF : Tentang dana, JFC menekankan pada penggunaan bahan daur<br />

ulang, jadi praktis tidak perlu biaya. Kalau pun ada<br />

pendapatan, diperoleh dari Ashoka karena saya fellow di sana,<br />

itu saya gunakan untuk kegiatan JFC.<br />

W : Bung Fariz, bisa dikatakan Anda tidak mendapat keuntungan<br />

material, lantas apa yang mendorong Anda tetap eksis di JFC?<br />

DF : Hidup hanya satu kali Mas. Saya ingin berkarya untuk dunia<br />

yang dapat dikenang dan orang-orang di belakang saya bisa<br />

maju. Tidak penting ada atau tidak nama saya di belakang<br />

8 Bahasa Indonesia XI Program Bahasa

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!